‘Eeegh!’ Ruby bersendawa dan menepuk perutnya yang terasa penuh. Ia baru saja menghabiskan makan siangnya dan rasanya begitu kenyang. “Hah … kenyang sekali,” gumam Ruby yang menyadarkan punggungnya pada sofa. Ia kemudian menoleh ke arah pintu saat teringat Rayden. “ke mana perginya?” gumamnya. Tak mungkin Rayden pulang meninggalkannya, bukan? Di sisi lain, Rayden tengah duduk di closet duduk. Ia berada di toilet sekarang. Niatnya mencari udara segar tertunda karena tiba-tiba saja perutnya mulas. “Kau sudah lihat istri bos?” Rayden tersentak saat samar-samar mendengar seseorang bicara di luar. Ia heran, baru pertama Ruby ke kantor tapi semua orang di kantor langsung heboh. Tadi karyawan wanita yang membicarakan Ruby dan sekarang karyawan laki-laki. “Belum. Memang kenapa?” Rayden