Chapter 8. Penyesalan Arsenio

1027 Kata
Happy Reading. Keyla membuka pintu dan melihat seorang pria tampan sudah berdiri di sana dengan senyuman hangat. "Uncle Pedro, kau akan numpang sarapan di sini?" tanya Gisella. Gadis cantik itu menarik lengan Pedro masuk ke dalam apartemen. "Hush, kenapa bahasanya numpang makan? Tadi Mommy yang mengundang uncle Pedro untuk sarapan di sini," ujar Keyla. Pintu kamar Gazelle terbuka, sepertinya anak laki-laki yang wajahnya sangat mirip Gisella itu sudah cuci muka dan gosok gigi, tetapi masih memakai piyama yang itu artinya Gazelle belum mandi. "Loh, kok Gazelle belum mandi, sayang?" Keyla menghampiri putranya. "Nanti Mom, lagian juga tidak sekolah kok, Gazelle malas mandi," jawab anak laki-laki sambil menatap sang adik dan Pedro yang sudah siap di meja makan. Apartemen itu memang tidak terlalu besar, tetapi memiliki 3 kamar. Dapur, ruang makan dan ruang tamu memang menjadi satu hanya di pisahkan oleh meja televisi. "Gazelle memang pemalas, Mom," ucap Gisella mulai mengoleskan selai ke roti tawarnya. "Aku semalam main game, jadi ngantuk tau," Gazelle tidak mau kalah. Sedangkan Gisella hanya mencibir. Gazelle tidak main game, tetapi membobol situs NASA yang ternyata sangat lah mudah dia taklukan. "Nanti kalian tidak boleh keluar apartemen, Mom sana uncle akan kerja, oke?" "Siap, Mom!" Akhirnya mereka menyelesaikan sarapannya yang hanya dengan roti tawar dan telur mata sapi itu karena memang kebiasaan sarapan di Mexico hanya dengan roti isi dan s**u hangat. Mungkin sangat berbeda dengan di Indonesia yang sarapan dengan makanan berat-berat seperti nasi goreng atau bahkan nasi Padang sekalipun. *** Selma menatap putranya yang sudah sangat dewasa itu dengan tatapan memicing, Arsenio sejak tadi hanya senyum-senyum sendiri, sungguh itu adalah suatu hal yang sangat langka. "Mas, coba lihat putra kita, kenapa jadi nyeremin ya kalau liat dia tiba-tiba senyum-senyum sendiri?" Nico ikut memperhatikan putranya yang tengah menikmati sarapan. Ya, seperti yang di katakan istrinya jika Arsen wajahnya lebih terlihat sumringah. "Kak, kamu lagi kasmaran? Sudah move on dari Rachel?" tanya Alisha yang sepertinya juga menyadari tingkah Arsen yang terlihat berbeda. Arsen yang mendengar nama Rachel di sebut langsung merubah mimik wajahnya dan menatap tajam sang adik. "Jangan sebut nama itu lagi, Alisha!" ucap Arsen dengan suaranya yang terdengar menyeramkan. Namun, bukannya takut, Alisha malah tertawa kecil. "Kenapa? Bukankah dulu kakak memuja wanita itu dan ternyata kakak memuja wanita ular yang berbisa, sampai harus membuat saudara nya sendiri pergi agar tidak terkena bisa beracunnya," sarkas Alisha. Dia memang sudah mengetahui semua cerita yang sebenarnya dan tentu saja hal itu membuat Alisha geram dengan tingkah laku kakaknya yang membuat sahabat baiknya Keyla harus pergi entah ke mana tanpa meninggalkan jejak. "Sudah-sudah, itu semua sudah berlalu dan Arsen sudah menyesali semua perbuatannya, jadi kamu Alisha jangan seperti itu dengan kakakmu, dia memang pernah salah tetapi Arsen sudah melakukan yang terbaik bahkan tidak pernah berhenti mencari keberadaan Keyla," ujar sang Ayah - Nico Saputra. "Iya, kamu juga Arsen, seharusnya sudah bisa berdamai dengan keadaan, buka diri dan hati kamu untuk wanita lain. Ingat, usiamu sekarang sudah 31 tahun, teman-temanmu sudah memiliki dua anak tapi kamu hanya berkubang dalam masa lalu yang entah kapan akan ada akhirnya, kalau memang Keyla di takdirkan kembali, dia pasti akan kembali. Tapi sekarang kamu harus memikirkan masa depan, jangan hanya memikirkan masa lalu saja," ujar Selma. Dia sebenarnya begitu sedih melihat putranya yang seperti itu. Selama bertahun-tahun Arsenio benar-benar menutup pintu hatinya untuk semua wanita. Dia sama sekali tidak tersentuh dan tidak ada wanita yang berhasil menarik perhatiannya meskipun itu seorang Miss universe sekalipun. Rasa bersalah Arsen terhadap seorang wanita yang dulu dia ambil kesuciannya kemudian dengan brengseknya Arsenio mengatai wanita itu sebagai jal*Ng dan wanita rendahan. Sikap Arsen juga berubah 180° yang tadinya sangat ramah dan sering menebar senyum, menjadi pria yang begitu dingin dengan wajah yang datar dan sikap yang kejam terhadap orang yang tidak bisa kompeten kepadanya. Arsen tidak pernah tersenyum ataupun menangis, tidak ada yang tahu bagaimana perasaan hatinya. Hanya sikap dinginnya 'lah yang membuat semua orang merasa takut saat berhadapan dengannya. "Sudah kubilang Mom, jangan nyuruh aku untuk mencari wanita lain karena aku tidak akan menikah selain dengan wanita yang telah melahirkan anak-anakku," semua orang yang mendengar jawaban Arsen langsung menatapnya dengan tatapan penuh tanya. "Aku sudah memiliki dua orang anak yang sangat mirip denganku dan bahkan tidak perlu melakukan tes DNA saja semua orang pasti sudah tahu dengan sangat jelas jika mereka adalah darah dagingku," lanjutnya. "Apa maksudmu? Jadi benar kalau Keyla hamil dan dia sudah melahirkan anakmu?" Arsen mengangguk. Dia menatap sang ayah dan tersenyum tipis. "Keyla sudah kembali, dia membawa kedua anakku, seorang laki-laki dan perempuan. Mereka kembar dan wajahnya benar-benar mewarisi garis wajahku," tentu saja kabar tersebut membuat semua orang sangat terkejut. "Keyla sudah kembali? Di mana dia sekarang aku ingin bertemu dengannya?" seru Alisha. "Keyla sudah memiliki anak kembar? Jadi aku sudah punya cucu?" Selma tidak kalah antusias. "Dari mana kamu tahu kabar itu? Apakah semuanya valid dan Apakah benar itu adalah Keyla?" tanya Nico mencibir putranya. Karena selama ini mereka selalu di kecewakan karena berita yang mereka dapat selalu mengecewakan. Para orang-orang yang di bayar Arsen beberapa kali mengatakan jika mereka sudah mengetahui keberadaan Keyla Tetapi setelah diselidiki ternyata mereka salah besar dan hasilnya adalah zonk karena beberapa orang itu hanya mirip saja dan bukan Keyla. "Jangan meragukan ku kali ini Dad," ujar Arsen kembali dalam mode dingin. "Kali ini benar-benar Keyla dan aku akan segera bertemu dengannya, perusahaan ku memutuskan untuk bekerja sama dengan perusahaan tempatnya bekerja dan hari ini bisa dipastikan kami akan bertemu," senyum misterius tersungging di bibirnya. *** "Keyla, kenapa berhenti?" tanya Pedro saat Keyla hanya diam mematung di depan sebuah bangunan besar menjulang di depannya ini. "Kenapa aku merasa tidak asing dengan nama perusahaan ini?" "Ini memang salah satu perusahaan yang akan kerja sama dengan kita, Saputra Corp. Tentunya kamu pasti pernah mendengarnya karena ini adalah salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Ayo kita masuk, jangan sampai berlama-lama nanti pemimpin perusahaan menunggu kita," akhirnya Pedro menarik lengan Keyla untuk masuk ke dalam gedung itu. "Huh, mudah-mudahan ini hanya firasatku saja," batin Keyla. Sejak pertama kali melihat gedung itu entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak. Meskipun dia juga sudah menyiapkan diri misalkan dia bertemu dengan orang-orang masa lalunya, tetapi tetap saja Keyla merasa gugup. Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN