Setelah pembelajaran selesai, Agen cantik itu sudah berdiri terlebih dahulu. Ia meninggalkan kelas dan pergi mencari Hans.Setelah beberapa kali berbelok, ia menemukan remaja itu sedang duduk dibawah pohon sambil makan siang. Kebiasaan kebersihan remaja itu memang patut dijempoli. "Kenapa tidak makan dikantin saja?" Tanya Luna dengan senyum kecil. "Bukankah sekolah ini menyediakan makanan sesuai pesanan murid kaya sepertimu." Hans menutup kotak bekalnya, ia meminum s**u di botol yang ia bawa dari rumah. Pandangannya beralih kepada gadis di depannya. Cahaya matahari yang hangat menyelimuti tubuhnya, rambut perak-keunguan berkilau terang. Sepasang mata amethyst indah itu memberikan nuansa misterius dan tenang pemiliknya. "Cantik,"gumam remaja itu dan pipinya tiba-tiba memerah. Luna tidak