Sexretary - 18

1814 Kata

Di tengah derasnya ombak pulau Derawabiru yang menggelung tubuh Mahesa saat berusaha menggapai tangan Denisya. “Denisya!” Mahesa berteriak keras ditengah suara petir yang menggelegar di tengah hujan ini. Denisya mendengar suara Mahesa. Tubuhnya terasa lemas, napasnya sesak, kepalanya pusing. Denisya kedingingan dan ketika napasnya terasa makin pendek hingga membuatnya sulit bernapas, Denisya merasa semakin tercekik. Bayangan tentang kematian kini berputar dalam pikiran Denisya. Awalnya memang Denisya ingin mati karena hidupnya yang seperti ini—penuh dengan konflik dirinya dengan suami beristri. Denisya tidak tahu apa yang harus ia lakukan selanjutnya setelah Dewa berhasil menghancurkan hidupnya sampai seperti ini. Namun mendekati kematian itu menakutkan. Susah bernapas, gelap dan hal

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN