Sexretary - 15

1917 Kata

Begitu Arjuna membuka pintu ruangannya, ada Maria berdiri persis dihadapannya. Tersenyum getir yang membuat Arjuna menahan napas selama sepersekian detik. Detik itu juga, Arjuna langsung melepaskan genggaman tangan Denisya dihadapan Maria. Arjuna dengan cepat langsung berganti meraih pergelangan tangan Maria. “Maria aku—” Plak! Sebuah tamparan keras. Namun bukan untuk Arjuna, melainkan untuk Denisya Taran yang kini menundukkan kepalanya dalam-dalam setelah ditampar keras oleh Maria. “Maria,” Arjuna sampai bingung harus berkata apa dan berbuat apa. “Rasanya tanganku kotor setelah menampar kamu, Denisya.” d**a Maria bergemuruh marah, matanya memerah menahan tangis. “Pelacur.” “Kita bisa membicarakan masalah ini di tempat lain, Maria.” Sela Arjuna. “Apa yang harus dibicarakan, A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN