bc

Bu Boss, I Love You!

book_age18+
70
IKUTI
1K
BACA
HE
boss
bxg
lighthearted
office/work place
enimies to lovers
friends with benefits
assistant
passionate
like
intro-logo
Uraian

[SPIN OFF AKU BUKAN BONEKA]

"Tenang saja, mau nanti Bu Deasy hamil atau nggak, saya janji akan bertanggung jawab karena sudah meniduri Ibu."

.

"Masalahnya, aku nggak mau nikah sama babu yang kakak tuanya kecil macam kamu!"

.

Entah ini sebenarnya keberuntungan atau mungkin sebuah kesialan yang tengah dialami oleh sosok pria bernama Lucas Fernando. Karena sesuatu yang tidak disengaja, pria itu melakukan kesalahan besar dengan meniduri Deasy Vendela yang merupakan atasannya sendiri di kantor.

.

Sebenarnya, ini bukan sepenuhnya kesalahan Lucas. Bisa dikatakan, Deasy yang malam itu memerkosa dan merengguk keperjakaannya.

.

Lebih dari itu, masalah semakin rumit saat beberapa minggu berselang, apa yang ditakutkan benar-benar terjadi. Deasy hamil, dan tentu saja bayi yang dikandung wanita itu adalah benih dari apa yang Lucas tanam.

.

Lucas bersusah payah ingin bertanggung jawab. Tapi, Deasy selalu menolak karena menganggap Lucas hanyalah staff biasa yang tidak se-level dengan dirinya.

.

Lantas, mampukah Lucas meluluhkan hati Deasy yang sekeras batu karang?

Sedang Deasy sendiri, apakah pada akhirnya akan luluh atau malah semakin menjauh apalagi setelah tahu siapa sosok Lucas sebenarnya?

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Ini Rezeki atau Kesialan?
"Bu Deasy ... ini ibu nggak salah masuk mobil?" Lucas Fernando tampak kebingungan. Ia yang baru saja selesai menghadiri party di salah satu Bar, mendapati Deasy Vandela yang juga berstatus sebagai atasannya di kantor, tiba-tiba masuk ke mobil Yaris miliknya tanpa permisi. "Kenapa malah bengong? Cepat jalan. Nggak tau apa kepalaku pusing banget!" "Tapi, Bu. Saya yakin, ibu salah masuk. Ini mobil ----" "Udah, cepetan jalan. Antar aja langsung ke Apartemen Park Avenue, tower Akasia. Jangan lama-lama, langsung tancap gas aja. Ini kepala aku rasanya udah muter-muter nggak jelas. Berasa banget naik odong-odong." Untuk beberapa saat, Lucas sempat terbengong. Ia yakin benar kalau wanita yang sedang bersandar dengan mata memejam di kursi penumpang itu tengah mabuk berat. Kalau tidak, mana mungkin dirinya yang ganteng ini dianggap seperti driver taksi online. Karena kenal dan memiliki rasa empati, Lucas memutuskan untuk mengantar. Ia takut saja terjadi sesuatu pada bosnya itu apalagi Deasy seorang perempuan dan lagi hari juga sudah sangat larut. Sedari awal, sebenarnya Lucas sudah tidak berminat untuk hadir atau ikut serta dalam acara night party seperti ini. Ketimbang dugem, joget-joget, minum banyak terus mabuk, ia lebih senang menghabiskan waktu senggangnya dengan tidur atau nonton kartun. Namun, mengingat Danu Setiawan adalah salah satu manager tertinggi yang membawahinya, mana mungkin ia absen untuk hadir sedang semua rekan-rekan kantornya pada pergi semua ke acara after wedding party tersebut tanpa terkecuali. Dan sekarang? Salah satu hal yang ia hindari akhirnya terjadi. Walaupun mengantarkan orang pulang bukan perkara sulit, tetap saja ia jadi direpotkan seperti ini. "Si Danu, sialan banget! Katanya cinta? Eh, malah nikah sama perempuan lain. Dulu, sok suci diajak tidur bareng nggak mau. Sekarang? malah ketahuan hamilin anak orang! Dasar Danu, Kadas, Kudis, Kurap!!! Aku sumpahin, malam pertama nanti itu kakak tua kamu gatal-gatal!" Lucas meringis mendengar sumpahan Deasy. Apa jadinya itu kakak tua kalau malam pertama di doakan gatal-gatal? "Itu Panu kali yang ibu maksud. Bukan Danu," sahut Lucas dengan refleks. Sambil mengemudikan mobilnya, pria itu geleng-geleng kepala melihat kelakuan bosnya yang sedari tadi meracau dan sesekali mengumpat dengan nada kesal. Tampaknya sakit hati benar karena baru saja ditinggal nikah oleh kekasihnya. "Terserah mau Danu, Panu, atau siapa kek namanya. Yang pasti, dia udah buat aku sakit hati! Sialan banget pacaran lama sama aku, eh nikahnya malah sama perempuan lain." Lucas mendesah panjang. Dalam hati berdoa semoga mobil yang ia kendarai bisa segera sampai di apartemen, tempat bosnya itu tinggal selama ini. Panas juga telinganya mendengar wanita itu sedari tadi mengomel tanpa henti. Memasuki kawasan Apartemen Park Avenue, dan begitu sampai di depan lobby, Lucas menghentikan laju mobil yang ia kendarai. Tadinya, Lucas ingin menyuruh Deasy untuk segera turun dan pergi. Namun, melihat kondisi bosnya itu benar-benar kacau, jiwa kemanusiaan Lucas kembali muncul. Dibantu salah satu office boy, keduanya sama-sama mengantarkan Deasy menuju unit apartemennya. Pikir Lucas, setelah selesai mengantar, dan memastikan Deasy sudah terbaring nyaman di kamarnya, semuanya akan beres seperti apa yang ia bayangkan. Tapi, ternyata Lucas salah besar pemirsa. Baru dua langkah berjalan, satu tarikan tangan berhasil menghentikan gerak kaki Lucas. Yang mana membuatnya langsung menoleh ke arah belakang. "Kenapa lagi, Bu? Bu Deasy butuh sesuatu?" "Ibu ... ibu ... sejak kapan aku kawin sama bapakmu?" "Bu, saya ini Lucas, bawahan ibu. Sudah sepantasnya juga saya bersikap sopan sama ibu seperti apa yang sering saya lakukan di kantor." Deasy berdecak dengan segala formalitas yang Lucas tunjukkan. Sambil memegangi kepalanya yang terasa berat karena efek setelah menegak banyak minuman beralkohol, ia menyahuti ucapan bawahannya itu. "Tapi, ini kan sudah di apartemen, bukan lagi di kantor. Lagian, kenapa harus buru-buru pulang, sih? Kamu udah persis seperti Danu, ya! Nggak betah banget lama-lama temenin aku. Memangnya, aku nggak semenarik itu apa?" Demi Tuhan, Lucas ingin mengumpat. Tampaknya memang kesalahan besar karena sudah repot-repot mengantarkan Deasy ke apartemennya. Lebih seramnya lagi, Deasy yang tengah mabuk itu semakin menggila. Penuh perhitungan ditariknya pergelangan tangan Lucas hingga akhirnya pria itu terduduk di sisi ranjang, tepat bersebelahan dengannya. "Bu, ibu mau ngapain?" "Nggak ngapa-ngapain," sahut Deasy dengan santai. "Cuma, aku mau tanya beberapa hal yang aku rasa sangat penting dan serius. Menurut kamu, emangnya aku ini nggak cantik?" Lucas menarik wajah hingga keningnya berkerut dalam. Tapi tak lama, ia melempar tatapan memindai. Menilai dengan teramat penampilan Deasy dari ujung rambut hingga kaki. Kalau dilihat-lihat dari penampilannya, sebenarnya Deasy itu memang cantik. Postur tubuhnya juga proposional. "Ibu cantik, sih." "Seksi nggak?" "Ya ... lumayan, lah." "Terus, menurut kamu, saya menarik nggak?" Berharap perbincangan random ini segera selesai, Lucas mengangguk saja. Ia pikir, dengan mengatakan bosnya itu cantik, seksi, dan menarik bisa membuatnya diperbolehkan untuk segera pulang. "Penampilan ibu menarik, kok. Saya yakin, pasti banyak pria di luaran sana yang naksir sama bu Deasy." "Tuh, kan. Apa aku bilang. Danu aja nih yang dari dulu sakit mata. Masa iya sebelum putusin aku, dia bilang aku ini kalah cantik, seksi, dan menarik dari perempuan yang sekarang jadi istrinya! Sialan banget. Dulu aja waktu pacaran, dia sok tergila-gila. Udah dapat yang baru? Aku di lepeh gitu aja. Dasar kacang lupa selimut!" "Lupa kulit, Bu," kata Lucas mengoreksi. "Tapi, jujur kalau kata saya, Bu Deasy emang cantik, kok. Malahan, lebih cantik dari istrinya Pak Danu." Deasy tersenyum senang. Rupanya kalimat barusan menjadi awal petaka bagi hidup Lucas. Bukannya diperbolehkan untuk segera pulang, Deasy kembali berulah dan malah semakin brutal. Kali ini, wanita itu bangkit dari duduknya, lalu tanpa dosa duduk di atas pangkuan Lucas sambil mengalungkan kedua tangannya. "Padahal, ya. Kalau si Danu pengen buktikan aku ini benar hot atau menggairahkan nggaknya di atas tempat tidur, tinggal bilang aja, kan?" Lucas dengan polosnya malah mengangguk. "Iya, Bu. Terus ... ini ibu mau ngapain lagi?" tanyanya kemudian semakin panik. Keringat dingin bahkan mulai bercucuran membasahi kening. Apalagi Deasy sudah bergerak tidak karuan di atas pangkuannya. Persis sekali seperti cacing yang baru saja kena tabur garam. Nggak bisa diam! "Aku mau kamu buktikan, sebenarnya aku ini beneran hot atau nggak kalau di atas tempat tidur. Aku yakin, malam ini bisa buat kamu merem melek kayak lagi makan cabe." Belum sempat Lucas menolak ajakan Deasy, wanita itu sudah bertindak lebih. Sambil menyunggingkan tawa kecil, Deasy bangkit dari duduknya, lalu dengan berani mulai menurunkan gaun pesta yang tengah dikenakannya. Sengaja sekali menggoda, menampilkan tubuh moleknya tanpa sehelai penutup apa pun. "B-bu ... serius ini sudah berlebihan," tegur Lucas tampak horor. Jakunnya naik turun melihat bagaimana Deasy kini sudah berdiri tanpa busana menutupi tubuhnya. Lucas pria normal. Kalau disodori terus-terusan begini, bisa ambruk juga tembok Cina yang sedari tadi sudah kokoh ia pasang. "Kenapa? Kamu takut? Nggak punya nyali? dihh, cemen banget." "Bukan cemen, Bu. Takutnya, kalau kebablasan, nanti ibu yang rugi sendiri. Kalau saya, mana mungkin rugi. Apalagi disodori gratis seperti ----" Kalimat Lucas terhenti. Tanpa permisi apalagi aba-aba, Deasy malah seenaknya membungkam bibirnya. Memagut dan melumat dengan ganas. Seolah sengaja menenggelamkan segala bentuk ocehan yang mungkin akan Lucas utarakan. "Bu!" tegur Lucas sekali lagi saat dirinya berhasil mengurai ciuman mereka. "Ini serius udah berlebihan!" "Kamu kebanyakan protes. Timbang dirasain aja, apa susahnya?" "Tapi, ini udah terlalu jauh, Bu. Lagi pula, ibu itu sedang mabuk berat. Ya kalau sadar atau lagi waras, mana mungkin juga mau dekat-dekat begini." "Ssstsss ...." Deasy mendesis. Membawa telunjuknya. Lalu menaruh tepat di atas bibir Lucas. "Udah, diam aja. Kamu nikmatin aja apa yang bakal aku lakukan. Diajak senang-senang, banyakan ngocehnya." Lucas mendesah sekali lagi. Pasrah saja setelah ini Deasy mau melakukan apa saja pada dirinya. Dirinya sudah berulang kali memperingatkan. Bahkan tidak segan menolak apa yang Deasy lakukan kepadanya. Lantas, di detik kemudian, wanita yang berstatus sebagai manager keuangan itu mulai melucuti satu per satu pakaian yang Lucas kenakan. Dalam keadaan mabuk, wanita itu menggila. Melakukan apa yang seharusnya tidak ia dan Lucas lakukan. *** Yang udah mampir baca, jangan lupaa tinggalkan jejak kalian. Ramaikan kolom komentarnya dan beri ulasan bintang 5 di akhir bab.

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook