Part 10: Jealousy

978 Kata

Kepalaku panas, bahkan sepertinya sudah mengeluarkan asap yang sedang mengepul di ubun-ubun. Apa tadi katanya? Pemandangan? Oh iya, pemandangan 'pegunungan' beserta 'hutan rimba'. Ingin sekali p***s-nya itu aku jadikan souvenier gantungan kunci. Sialan, si Om! Mengabaikan kejadian barusan, aku melajukan mobil ke sekolah Lili karena ini hampir waktu pulang sekolahnya. Untung saja tadi aku pagi aku bawa mobil sendiri. Aku berjalan ke kelas Lili. Heels yang kugunakan mengeluarkan suara ketukan pada lantai lorong yang sedang sepi. Jam pulang masih sekitar 15 menit lagi. Tumben sekali para ibu-ibu belum menampakkan wujudnya dan ngerumpi di sepanjang lorong ini. Teng! Suara bel berbunyi seiring dengan terbukanya pintu kelas Lili. Gadis itu berjalan santai ketika semua temannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN