Part 27: Masa Lalu

1995 Kata

Rafa menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Untungnya jalan yang kami lewati ini nggak terlalu ramai. Pria ini bisa dihadiahi klakson panjang dari pengemudi lain jika ia berhenti mendadak seperti ini. "Kamu serius? Once you say it, it means you mean it. Kamu nggak bisa tarik ucapanmu lagi, Tabitha," ucapnya dengan nada memperingati. Aku mengangguk kemudian tersenyum. "Sepertinya menikah bukan hal yang buruk. Juga, I am afraid... of losing you," cicitku di akhir kalimat. "Memangnya kamu udah nyaman dengan keadaanku begini? Maksudku aku duda beranak tiga, Tabitha. Kamu yakin? "Pernikahan bukan seperti acara bermain masak-masak. Ketika kamu senang, kamu akan sangat antusias. Tapi ketika kamu bosan, kamu tinggalkan begitu saja." "Iya, aku tau. Lagipula, aku nggak suka main masak-masak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN