Bab 66 - Grandfinal

1274 Kata
Pertandingan Wish melawan Tingkat 2-S pun dimulai. Sorak-sorakan Chery dan teman-temannya semakin kuat. Mereka tidak menyangka bahwa Wish bisa melakukannya sampai pada babak ini. Mool yang berada di samping Chery, meliriknya sesekali. “Aha?” Kata Chery dengan aksen bataknya yang kasar. Mool tersenyum saja setelah melihat reaksi Chery. Ardy yang masih sempit-sempitan di antara Panom dan Chery pun berkata kepada Panom, “Mereka terlihat seperti pemain profesional.” “Mereka sepertinya mencoba berkomunikasi satu sama lain.” Kata Panom. “Mereka hebat. Bagaimana mereka melakukannya?” Tanya Ardy. “Lihatlah tangan mereka. Itu seperti Sign untuk melakukan tindakan. Lihat tangan Wish!” Kata Ardy menunjuk. “Apa kau tidak akan membagi coklatmu itu?” Tanya Ardy yang melihat coklat yang ia pegang. Ia kemudian menggoda Panom karena ia terlihat kaget dan diam saja. Mungkin ia masih syok karena kejadian tadi, saat seorang wanita datang kepadanya dan membiarkannya memilih bunga atau coklat. “Bunga tadi kurang cantik, memang pantas untuk ditolak.” Kata Ardy. Sebenarnya, apa yang dilakukan gadis itu ada maksudnya. Ia memberikan pilihan bunga dan coklat dengan arti masing-masing. Jika Panom memilih bunga, berarti ia ingin menjalin hubungan pacaran dengannya, sedangkan coklat, ia mengizinkan wanita itu mengaguminya tetapi tidak menutup kemungkinan kalau dia akan mencoba untuk mendapatkan Panom.  “Itu sebenarnya punya arti.” Kata Panom. Ardy mengerutkan jidat dan menyipitkan mata. Lalu ia meminta penjelasan, “Maksudnya?” “Dia tanya aku, dia mau jadi pacarku atau tidak.” Ucap Panom “Dia tidak mengatakan apapun tadi.” Kata Ardy. Ohn yang disebelah Panom diam saja. Ia dari tadi sudah mencoba menahan mulutnya agar tidak berbicara. Mulutnya yang sudah sebesar balon tidak bisa ditahannya lagi. “Bunga itu untuk pacar, sedangkan coklat mengartikan pengagum rahasia saja, tetapi tidak menutup kemungkinan ada pernyataan cinta di kemudian hari.” Ucap Ohn yang setelah mengucapkan kata-kata itu langsung memukul mulutnya. Mereka berdua menatap Ohn saja tanpa berkomentar. “Kau tidak pernah mengetahui hal seperti itu?” Kata Panom “Aku tidak sepopuler kamu.” Kata Ardy tersenyum. Chery bisa mendengar mereka berbicara, ia melirik dengan kerutan jidat dan bibir yang muram. Tanpa disadarinya, mulutnya langsung berkata pelan, “Buaya.” Ardy membalikkan wajahnya ke arah Chery.  “Ha?” ucap Ardy, “Apa yang baru saja kau katakan?” Tanya Ardy yang mendengar gumaman Chery. “Apa? Gak ada kok. Aku lagi liat pertandingan.” Ngeles Chery “Bukalah coklatnya.” Ucap Ardy lagi.  Panom yang melihat ke arah coklatnya, terlihat sedih. Ia kemudian menyeberangkan tangannya ke arah Ardy dan menyentuh pundak Chery. Ardy harus mundur sedikit agar tangan Panom leluasa sampai ke tempat Chery. Ia kembali mengerutkan jidatnya karena apa yang dilakukan Panom tidak dimengerti olehnya. “Hm? Apa yang kau lakukan?” Kata Chery, melihat coklat yang diberikan Panom.  Panom diam saja, ia mengucek kepalanya dengan tangan kirinya karena bingung harus mengatakan isi pikirannya. Mool membesarkan pupilnya karena tak menyangka betapa romantisnya mereka dua. Melihat kemesraan itu sampai-sampai ia berkata, “Aku pengen di moment ini aku mimisan,” lalu ia menutup wajahnya dengan tangan. Ardy diam saja, mencoba berubah menjadi batu yang tidak tahu apa-apa. “Ini untukku?” Ucap Chery cepat lalu ia langsung mengambil coklat itu dari tangan Panom tanpa malu-malu. Ini seperti rezeki baginya.  “Ini terlihat enak. Disini tidak ada menjual seperti ini. Di tempat ku tinggal juga tidak ada sih” Kata Chery langsung membuka bungkus coklat itu. Ia jarang sekali bisa memakan makanan mewah seperti itu, karena itu ia tidak segan-segan untuk mengambilnya. Makanan-makanan seperti itu hanyalah dimakan oleh kalangan atas. Apalah yang bisa dia lakukan sebagai rakyat b***k - kasta yang paling rendah, agar bisa memakan makanan mewah itu? Ia tidak punya pilihan lain selain memakan coklat ketika ada yang memberikannya.  “Terima kasih,” setelah memasukkan sejumput coklat ke mulutnya.  Panom tersenyum melihat Chery senang dengan pemberiannya. Ia mengembalikan tangannya ke asal sehingga Ardy bisa duduk dengan nyaman kembali. “Tadi, aku yang minta lho Nom.” Kata Ardy berbisik. Tanpa hirauan sedikitpun, ia hanya melihat Panom tersenyum sendiri. Ohn yang melihat mereka berkata, “Memberikan coklat pemberian orang lain, berarti penolakan cinta si pemberi.”  Ardy langsung mengerti maksud dari Ohn dan menggelengkan kepalanya. “Kita seharusnya melihat pertandingan Wish bukannya menyimpangkan perhatian karena coklat.” Ucap Ardy lalu melihat bahwa pengumuman pemenang sudah dikumandangkan. “Tingkat 1-A”  Teriakan semakin menjadi-jadi.  Chery berdiri dan meloncat-loncat. Di tangannya ia masih memegang coklat pemberian itu. “Yeay, Wish menang!” Lalu Mool pun melakukan hal yang sama. Mereka tidak menyadari bahwa si pemberi coklat itu memperhatikan bahwa coklat pemberiannya telah dimakan oleh wanita lain. *** Wish dan teman-temannya pun akhirnya masuk ke grandfinal. Mereka menghadapi dilema antara apakah taktik isyarat mereka bisa bekerja atau tidak terhadap tim tingkat 2-S. Mereka tidak melihat sang juara tahun lalu itu bertanding, jadi akan sulit untuk menentukan strategi. Sebelum menuju ruang kontrol, Mr. Cat berkata, “Lakukan yang terbaik saja. Bapak sudah bangga pada kalian karena sudah bisa sampai pada tahap akhir ini.” “Bapak tidak tahu cara bermain mereka? Apakah ada pengulangan?” Tanya Junior. “Bapak tidak tahu. Bapak berharap bahwa kalian bisa menemukannya nanti.” Ucap Mr. Cat. Mereka pun keruangan kontrol dan memasang alat-alat untuk mempersiapkan pertandingan grand final. Pertandingan dimulai. Tampak ketegangan dari kedua belah pihak. Faceoff dilakukan dan bola dilempar. Mike Lotito merupakan kapten dari tim lawan Wish. Ia mulai memimpin jalannya pertandingan, menggiring puck.  Tim Wish langsung membuat formasi dengan dua pemain di belakang, dua di sayap dan Jay di paling depan. Dengan cepat Mike menggiring bola lurus melewati Jay, lalu zona pertahanan yang dijaga Junior dan Wish. Junior yang tertinggal dibelakang, mulai berusaha menghalangi pemain sayap kanan lawan tetapi tidak mengganggunya secara berlebihan, begitupun Wish agar Jay bisa mengejar Mike.  Will terlepas dari penjagaan Wish. Ia berlari memastikan bahwa Mike bisa melewati pertahanan tim Wish.  Mike masuk ke zona pertahanan dengan cepat. Junior dan Wish mencoba untuk mengejar Mike. Jay yang hampir mendapatkan bola dihadang Will, dan Mike sekarang dihadang Rully dan Star. Dari sisi kanan dan kiri mereka menghadang Mike yang semakin dekat ke gawang.  Karena tidak ada cara lain untuk menghentikan Mike, Rully dari sisi kiri langsung menerjang tubuh Mike agar ia terjatuh. Star sudah mengerti apa yang akan dilakukan Rully, sehingga ia bisa menghindar dengan cepat. Mike pun terjatuh tetapi, ia sempat menembakkan ke gawang Max. Dan.. GOAL Apa yang dilakukan Mike hampir sama dengan yang dilakukan Wish. Tim Wish mencoba berkumpul sebentar dan memainkan kode-kode mereka. Mereka bingung karena tim itu tidak menggunakan taktik yang rumit, dan Mike dibiarkan pergi sendiri. Tugas dari pemain lain adalah mengalihkan perhatian pemain tengah. Max menjadi kesal, karena yang mencetak gol adalah kakaknya sendiri. Ia pun melempar kembali puck itu dengan harapan bisa membalas poin yang didapat tim Mike.  Tim kembali berpencar. Kini Jay sudah mengendalikan bola. Junior dan Wish mengikuti Jay dari belakang, menjaga sayap dan menunggu puck dioper ke mereka. Jay langsung dihadang Will dan mencoba melemparnya di sudut. Jay langsung mengoper puck ke Junior dan membawanya ke sudut kanan lapangan. Pemain lain dari tim Will menghadang lagi Junior tetapi ia terlepas dan sesampainya di zona penyerangan, seseorang mengejarnya cepat. Demi melindungi bola, ia melakukan putaran dengan tubuh belakang melindungi bola lalu menembak ke gawang. Bola itu terpental dan akhirnya masuk ke gawang. GOAL. Ia melakukannya dengan sangat halus seperti tarian balerina. Teriakan pun bergema, semangat penonton sangat berapi-api. Mereka tidak bisa membayangkan bahwa pertandingan semakin lama semakin seru. Di awal pertandingan mereka mendapat poin yang seri. Tetapi, sejak itu tidak ada lagi poin yang di dapat. Mereka mulai memfokuskan pada pertahanan agar Mike tidak mencetak gol lagi. Detik-detik akhir permainan pun dimulai.. Siapakah yang menang!
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN