Diva melangkah memasuki lift, bersamaan dengan dua orang pria yang keluar dari lift di sebelahnya. Sebelum pintu lift yang dimasukinya tertutup, Diva masih sempat melihat kelebatan mereka, juga mendengar suara mereka yang tengah asyik mengobrol.. Diva tertegun, suara itu seolah tak asing, rasanya begitu familiar di telinganya. Dia memang tidak menangkap pembicaraan mereka, hanya mendengarkan suaranya, dan Diva yakin pernah mendengar suara itu. Namun, di mana pernah mendengarnya, dia lupa. Diva memukul-mukul pelan dahinya dengan kepalan tangan, baru berhenti setelah lift yang ditumpanginya terbuka, dia sudah tiba di lantai teratas gedung di mana ruangan Arkan berada. Hari ini dia akan membuat perhitungan dengan Arkan. Persetan dengan wawancara kerjanya, dia dapat melakukannya di lain wakt