Bab 10

2049 Kata

Gedung apartemen elite di depannya tampak tak asing, dia seolah pernah berada di dalam gedung itu, lebih tepatnya berada di salah satu unitnya. Bukan tinggal di sana, dia hanya menginap. Mungkin. Entahlah. Bayangan-bayangan samar mulai bermunculan, memasuki otaknya secara berdesakan. Diva menekan kepalanya menggunakan kedua tangan, berusaha menahan pusing dan nyeri yang datang bersamaan. Diva memejamkan mata, berharap pusing yang mendera hilang begitu dia membuka mata, atau setidaknya mereda. Satu lagi, semoga dia tidak mimisan, dan Pak Dudung jangan sampai melihatnya. Bisa-bisa beliau mengadu pada Mama. Masih memejamkan mata, Diva merasakan mobilnya bergerak. Dia mengembuskan napas lega, meski berat. Dadanya terasa ditindih sebongkah batu besar, membuatnya kesulitan bernapas. Perlahan d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN