air mata penyesalan

1687 Kata

"Ayo, Nak."ajak Isani lembut. Untuk kesekian paginya, Noah akan di antar mamanya ke sekolah, dan sudah 4 hari, Noah bersama Isani. Isani yang tak sekejam Teza ataupun kedua orang tuanya. Karena masih mengijikan Noah yang ingin tinggal dengannya untuk menginap dan bersama dengan papa berserta nenek dan kakeknya. Noah, anak itu diam. Tidak merespon ucapan mamanya. Kedua tangannya yang berada di sisi kiri dan kanan tubuhnya, anak itu bawah ke depan d**a, dan melipat dengan gaya angkuh di depan d**a, membuat Isani tercekat tertahan melihatnya, dan seketika merasa tak enak. Jantung Isani juga perlahan tapi pasti, mulai berdebar tak normal di dalam sana. Dan Isani... pelan-pelan, akan mengelus puncak kepala anaknya. Dan betapa Isani di buat tercekat sekali lagi oleh sang anak di saat sang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN