pesan pun masuk ke gawai ku, iren memberitahuku hasil lab suami ku, dia bilang kualitas sprema suami ku sangat rendah, sudah ku duga mungkin karena pola dan haya hidup dia selama berada di luar negeri untuk kuliah. iren pun memberi saran kepada ku jika ingin hamil hanya bayi tabung jalan utamanya. tapi tidak menutup kemungkinan bisa memiliki bayi dengan jalur normal, iren pun memberikan resep vitamin untuk memperbaikinya kualitas s****a.
"hari ini hasil lab rey akan keluar, mami harap kamu tunggu disini ga usah kamu ikut kami ke rumah sakit!" perintah mami kepada ku.
aku sebenarnya kesal atas sikap mami, tapi maaf mi, cia sudah tau hasilnya.
aku bergegas mengurus keperluan suami ku, aku pun menyampaikan kepadanya apapun yang terjadi, aku akan setia mendampinginya!.
mami pun pulang, seluruh keluarga pun menyambut kedatangan mami, mami pun tidak memperlihatkan hasil kepada kami semua yang ada di rumah, mami hanya bilang semua baik saja , mami pun berkata
"rey baik baik saja, hasil nya bagus, mungkin kalian saja yang tidak berjodoh makanya dia lama hamilnya" mami pun menunjuk ku, dan terlihat kesal. ah sudah jelas anakmu yang kurang subur masih saja kamu mengelak nya.
"ya mungkin laura tertekan sama mami, makanya ga hamil hamil" ucap papi sambil tertawa puas,papi melihat ku dan seperti ingin menghibur, tatapannya kepada ku seakan menghipnotis ku agar mendekat kepadanya!
Rey menatapku dia lah yang menguatkan ku saat ini, dia merangkul pundak seolah olah dihadapan mereka rangkulan hangat nya menandakan aku harus bersabar, iya aku akan bersabar dan berusaha agar mami mau menerima ku walaupun ucapan pahitnya menghiasi kuping ku setiap hari.
***
"kamu jangan terlalu begitulah sama cia, dia sudah ga punya orang tua, hanya kita keluarganya" ucap papi di dalam kamar, papi semakin kesal karena mami selalu menyindir cia, mereka sebenarnya bukan pasangan harmonis, papi dan mami hanya terlihat akrab ketika bersama kami pernikahannya terlihat hancur, tapi papi selalu menutupinya.
"dia wanita rendah, miskin menikahi rey hanya untuk memanfaatkannya" mami pun mengoceh sambil membersihkan riasannya, "aku juga sama miskin, kenapa kamu mau menikah dengan ku dulu?" pertanyaan papi sontak membuat mami kaget, mami pun menoleh ke arahnya "ya karena aku tau kamu akan sukses seperti sekarang ini" ucap mami yang terlihat panik. "yasudah lah, aku malas berdebat dengan mu" papi pun menarik selimutnya dan tidur.
papi membalikan badannya, matanya tertuju pada jendela kamar pikirannya pun melayang hanya lamunan yang dia banggakan. tak terbayang dulu ketika dia di paksa menikah dengan wanita yang telah memberikannya seorang putra, ya papi tidak benar benar mencintai istrinya, hanya satu gadis yang ada di hatinya, cinta masa remaja yang hilang dikubur oleh kenangan, kemana dia? gadis yang selalu papi cari bahkan setelah ia menikah.
dia pun terbayang senyum cia, senyum nya matanya sangat mirip dengan masa lalunya
***
ya hari ini tiba, aku dan rey akan bergegas melaksanakan bulan madu yang tertunda, aku telah mempersiapkan 4 koper untuk ku bawa ke bali, wanita selalu ingin terlihat cantik ketika liburan bersama suami, oleh karena itu ku persiapkan baju baju cantik untuk ku pakai merayu suami ku. aku pun menarik koper koper ku menuju mobil, tidak terlihat mami dan sera entah kemana mereka berdua pasti belum bangun, jam masih menunjukan pukul 06.00 pagi, keberangkatan ku menuju bali di jadwalkan pukul 13.00 masih ada waktu untuk merapihkan rumah dan memasak.
Aku langsung menuju dapur membantu bi nya mempersiapkan sarapan, tak lupa ku buatkan bekal untuk papi, dan bekal buah untuk mami.
"non cia, hari ini berangkat jam berapa" sapa bi nyai sambil.mencuci piring
"siang bi, jam sebelas aku berangkat" jawab ku sambil mengelap piring yang telah bi nyai cuci, bi nyai begitu baik padaku, dia memberikan kotak makan berupa jajanan pasar yang di siapkan untuk ku bekal di jalan, bi nyai perhatian seperti almarhumah ibu.
sarapan pun sudah terhidang di meja, tinggal menunggu para penghuni rumah datang menyantap semua hidangan, rumah ini besar tapi sepi tak terlihat kebahagiaan disini, mereka sibuk masing masing seolah tak memperdulikan arti kata keluarga yang sebenarnya, yang di ributkan hanya masalah uang dan tahta aku hanya bisa menciptakan kebahagian bersama suami walaupun mami selalu menentang.
satu satu penghuni rumah pun duduk di meja makan, suami ku, papi, dan tak kecuali sera wajah nya ku lihat hari ini ceria, menggunakan riasan di wajahnya dengan rambutnya yang masih basah sera memang cantik ku akui tapi dia terlalu berani.
"mana mami, sera tolong panggilkan atau kita tinggalkan untuk sarapan terlebih dahulu" ucap papi dengan tegas, sera pun memundurkan kursi nya dan beranjak menuju kamar mami, mami pun keluar dengan wajah yang ketus ketika melihat ku.
"kalau mau makan, ya tinggal makan kalian untuk apa menunggu ku toh aku juga tidak berarti untuk kalian terutama anakku" gerutu mami yang di gandeng oleh sera, ya tuhan kegaduhan apalagi di pagi hari ini, drama apa lagi yang kan kau buat Rita.
"sudah mih, mari makan aku pergi nya tidak lama kok, masa mami tega aku cancel penerbangan ku hari ini" ucap Rey sambil membujuk mami untuk makan. aku pun menghela nafas, sepertinya jika mami merengek terus bulan madu ku pun akan terhenti, bukan tertunda. ku menengok ke arah papi yang sedang fokus makan, papi pun menuntaskan suapan terakhirnya dan menyeruput air putihnya. "ya kalau kamu tidak mau rey pergi, kenapa tidak kamu saja yang ikut, kita pergi sama - sama" ucap papi, sambil berdiri dari kursi nya, "Cia, tolong pesankan tiket untuk papi, papi akan ikut besama kalian" ucap papi sambil memberikan ponsel nya kepada ku. aku pun kesal mendengar ucapan papi yang ingin ikut, tapi entah kenapa jantung ku pun berdegup ketika dia menatap ku. "baik pih" aku pun langsung mengambil ponsel papi, mami dan sera pun menikmati sarapannya, "sera ikut kan sayang, ini kesempatan kamu loh bisa berdua dengan rey" sontak mami mengeluarkan kalimat yang amat aku tidak suka, aku pun langsung kaget mendengar ucapan mami. "mami maaf banget aku seminggu ini udah ada jadwal bersama teman teman ku"
aku pun lega mendengar perkataan sera yang menolak ajakan mami, bulan madu ku akan tenang walaupun ada mami. "tapi aku segera menyusul kok mi, ketika urusan ku selesai" ucap sera sambil melirik ke arah ku dengan mata yang seperti meledek. Ya Tuhan drama apa lagi yang akan mereka ciptakan untuk keluarga kecil ini.
***
mohon maaf next episode lama upload nya ya..author masih busy with baby