Bagian Keenambelas

1074 Kata
Chloe terusik dari tidurnya oleh Seannu yang tiba - tiba membangunkannya. Padahal , Chloe masih mengantuk . "Kenapa kau membangunkanku saat masih gelap?" "Aku ingin menunjukkan sesuatu yang indah ." Chloe menggosok pelan matanya sambil menguap. Seannu yang melihatnya sangat ingin memeluknya karena gemas . Hanya saja di sini belum bisa. Seannu kemudian menarik pelan tangan Chloe . Mengenakan sepatu lalu keluar dari rumah itu . Mereka menyusuri rerumputan yang masih basah karena embun dan udara dingin di sekitar . Chloe sudah sepenuhnya sadar ketika melihat di depannya ada pemandangan seindah ini . "Dari mana kau tau tempat secantik ini , Sean?" Chloe masih tidak percaya dengan apa yang di lihatnya . Pemandangan yang mungkin hanya untuk sekarang bisa di nikmati dan semoga saja lain waktu , Chloe bisa merasakan ini lagi . "Semalam aku ingin buang air kecil . Ada salah satu warga sini yang memberitahukanku tempat ini. katanya , akan lebih indah jika di nikmati di pagi hari bersama seorang yang kau cintai ." Chloe benar - benar takjub akan pemandangan ini . Dia seakan ada di dunia yang sepenuhnya miliknya . Di depannya terpampang jelas hijaunya padang rumput dan di hiasi dengan cahaya terbitnya matahari. Chloe rasa dia tidak mau melewatkan ini barang sedetik saja . "Chloe , kau mendengarku ?" Seannu memanggil Chloe yang sedari tadi terus tersenyum melihat hamparan padang rumput yang luas. "Aku mendengarmu , Sean ." "Yang barusan aku katakan , kau mendengarnya dengan jelas ?" Chloe berdecak kesal , dia tentu saja mendengar apa yang tadi Seannu katakan tentang indah jika di nikmati dengan seorang yang di cinta . Chloe menoleh ke arah Seannu yang tersenyum begitu tahu Chloe menyadari ucapannya. "Dan itu ternyata benar ." Sahut Seannu kemudian merangkul Chloe  "Apa yang benar ?" Sekarang Seannu yang berdecak , "kau ini benar - benar tidak bisa di ajak untuk romantis ."    Chloe terkekeh. "Iya. Itu benar ." "Apa yang benar ?" Seannu benar - benar menyalin seluruh perkataan Chloe sebelumnya. Lengkap dengan nada bicaranya sekaligus . Chloe mendekap Seannu, "ini lebih indah jika di nikmati dengan orang yang di cinta ." Setelah itu, Chloe merasakan basah di bibirnya. Seannu lagi - lagi menciumnya tanpa pemberitahuan. Seannu benar - benar seperti menginginkan Chloe. "Se-" "Aku belum mau berhenti ." Ucap Seannu memotong perkataan Chloe lalu kembali melumat bibir Chloe. Sialnya , Chloe juga sangat menikmati pagi ini. Pagi yang indah bersama Seannu setelah kemarin.  "Wow ." Seannu dan Chloe kaget kemudian menjauhkan diri masing - masing . Mundur selangkah untuk jarak aman mereka . Untung saja Chloe dapat menyeimbangkan badannya yang tadi akan terjatuh. "Aku benar - benar sakit mata . Pagi ini aku sakit perut. Dan setelah pagi yang lebih siang, aku sakit mata. Ada yang bisa menjelaskan ?" Gibran ada di sana bersama Kia dan yang lainnya. Menonton acara ciuman pagi dari Seannu dan Chloe.  Sialnya, Chloe malu setengah mati. "Maaf, aku hanya merindukan dia." Sahut Seannu santai kemudian menarik Chloe ke dalam pelukannya. Gibran mendengus, "apa yang kau rindukan? Kau selalu bersama dia beberapa hari ini ." Seannu tertawa canggung, "di depan kalian mana bisa aku seperti ini." Seannu mendongkakkan kepala milik Chloe lalu mengecup bibir Chloe ringan. Orang - orang yang bersama Gibran sudah meninggalkan tempat itu. Sedangkan Gibran dan Kia masih ada. "Hei. Sudahlah, mari kita makan." Kia sudah seperti ibu Chloe. Dan mungkin Gibran bisa jadi ayahnya. Chloe terkekeh sendiri dengan pemikirannya sendiri. "Jangan lanjutkan lagi. Ayo." Ucap Gibran Sepertinya Gibran cocok. Jadi ayahnya Chloe. ----- "Jadi apa yang kau bisa beri padaku dan wargaku jika aku dan prajuritku membantumu ?" Kata - kata itu membuat Chloe tersenyum. Sebelum pertemuan ini, di ruang makan tadi, Chloe beserta Gibran dan Seannu juga yang lainnya membahas apa rencana Chloe dengan firasat bagusnya. Chloe akan memberikam jaminan kehidupan normal di kotanya jika sudah selesai perang. Mencari kerja dan juga sekolah untuk anak anak usia sekolah. Dan Gibran menyetujui itu asal Sam dan juga yang lainnya selamat. Selain itu, keuntungan bersekutu dengan para warga di sini adalah untuk sekarang pertahanan di benteng dan kota kita sedang dalam ambang kehancuran. Dan tentu saja butuh pertolongan secepatnya. Jalan tercepat untuk bantuan adalah dengan memenuhi perjanjian semacam ini. Selain mendapat keuntungan untuk tinggal di kota Clinton, warga di sini juga akan diberi perawatan hari ini sampai dengan besok sebelum pergi melanjutkan perjalanan. "Kami sudah membahas ini, James ." Kata Gibran untuk menjawab pertanyaan yang tadi di lontarkan kepala desa dengan nama James. "Kami akan menetapkanmu dan wargamu di salah satu tempat di kota kami setelah perang berhasil. Dan percayalah, kami tidak akan membual tentang ini." Gibran memberikan jawaban yang sangat inti James tertawa kecil lalu mengangguk. "Bisakah kau mengobati beberapa warga? Mereka tampak kesakitan. Setelah itu, aku dan pasukanku akan kembali ke desa itu bersama tawanan kami." Katanya mengusap dua telapak tangannya "Sam dan kedua temannya?" Seannu bertanya memastikan. Tapi James menggeleng pelan, "hanya dua." Chloe, Seannu dan Gibran yanh ada di dalam ruangan itu terkejut. Kenapa hanya dua. "Mereka bertarung sangat keras dan hebat. Salah satu dari mereka mati. Dan satu lagi sekarat." Kata James "Siapa?" James berdeham kecil, "yang berbadan tinggi kulit gelap dan tatapan yang menantang." "Sam?" Sahut Chloe "Mereka prajurit di kotamu mati. Dan sudah kami kuburkan." Seannu terperanjat. Dia berdiri lalu mengepal, "kenapa kau membiarkannya mati?" James tenang, "mereka berdua bertarung dan tidak ada yang mau memisahkan karena keduanya bertarung dengan sangat hebat." James meneguk minumannya, "dan mereka sudah berikrar, mereka tidak bisa berhenti sebelum ada yang mati. Dan ya, yang mati adalah salah satu prajurit Clinton." Seannu terduduk setelah Chloe mengusap lengannya pelan. Memberinya ketenangan yang instan. "Jangan harap kami akan mengobati orangmu yang sekarat." Seru Seannu "Sayangnya itu adalah salah satu syarat untuk bersekutu dengan warga kami, Seannu." Chloe berjalan mengikuti langkah kaki Seannu yang keluar dari ruangan tadi. Seannu masih kesal dengan persyaratan yang menguntungkan pihak ini. "Kita tidak punya pilihan lagi, Sean. Kau harus mengerti." Ucap Gibran saat Seannu mengeluh mengapa Gibran menyetujui persyaratan yang sangat buruk untuk pihaknya sendiri "Tapi, Sam tewas." "Bukankah itu salahnya sendiri, Sean?" Gumam Chloe pelan "Chloe, kau tidak seperti ini." Seannu mendesah kesal "Dia tidak mengindahkan perasaanku, Sean. Dan itu akibatnya." Chloe kesal "Setelah ini, besok, kita akan melanjutkan perjalanan. Dan sisanya akan membawa warga dan prajurit dari sini ke kota kita dengan aman." Chloe mengangguk atas ucapan Gibran tadi. "Kita tidak punya pilihan lain untuk menyelamatkan kota. Bahkan negara ini." Lagi - lagi Chloe bergumam. Seannu mengeryit, Chloe tidak seperti ini biasanya. Kenapa dia berbeda. "Chloe, aku rasa aku dan kau harus berbicara." Ucap Seannu pelan "Okay. Setelah aku mengobati beberapa pasien yang sedang menungguku."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN