Bagian Keduapuluhdelapan

1071 Kata
Gibran tersenyum ketika Kia memukul pelan lengannya . "Kau mendengar semuanya ?" Kia menatap garang Gibran yang lagi - lagi menciumnya . Gibran mengangguk , "dan aku akan memperjelas satu hal , aku membawa kudaku sendiri saat itu , dan aku tidak ikut dengan ayahnya . Aku mengikuti ayahku kala itu . " "Takdir memang sudah di tentukan oleh - Nya . " Chloe berkata lalu mengangkat telunjuknya ke atas menandakan adanya tuhan di atas sana . Gibran dan Kia mengangguk menyetujui . "Lalu kenapa kau terkejut ketika Gibran bilang jika ayahnya adalah seorang Jendral kemarin ?" Chloe bertanya ketika dia dalam keadaan yang sama kala itu , terkejut juga mendapati fakta yang cukup mengejutkan . Kia mengusap tekuknya , "aku hanya tidak mau mengingatnya . Itu membuatku cukup terbebani . Gibran sudah tau . Aku belum mau menikah ." Chloe mengerutkan keningnya , "kenapa ? Kau sudah cukup umur untuk menikah ." Gibran tersenyum , "Dia mau menikah tahun depan . Saat aku dua puluh dua tahun. " "Kenapa ?" Gibran mengendikkan bahunya tidak tau . Kia mendesah kecil , "aku tidak mau menikahi yang lebih muda . Apalagi baru dua puluh tahun . " Chloe dan Gibran tertawa kecil . Jadi menurut Kia menikah dengan anak kecil akan mempermalukan dirinya sendiri . Dan tentu saja akan membuat Kia merasa dia terlalu tua untuk menikahi anak berusia dua puluh tahun . Tapi jika Gibran dua puluh satu tahun ini dan dua puluh dua tahun selanjutnya , apa itu ada perubahan besar ? Gibran tetap lebih muda dari pada Kia . "Setidaknya , dia sudah dewasa saat itu . " Itulah jawaban yang Kia berikan pada Gibran setelah mempertanyakaan pertanyaan yang menyerupai pertanyaan dari Chloe . Baiklah , Chloe paham . Hubungan mereka bukanlah hubungan yang sepele . Dan mereka pun harus menikah . Harus . "Dan Chloe , kau harus tau satu hal . " Kia mengaburkan lamunan Chloe tadi tentang dirinya yang menghadiri pernikahan Kia dan Gibran . Betapa menyenangkannya membayangkan itu . "Apa ?" Chloe menyahuti setelah dia menguap . Dia lelah tentu saja . Dan mungkin akan tidur nyenyak sampai besok . Kia tersenyum , "besok saja . Kau butuu tidur . " Chloe mengangguk lalu menggosok matanya . "Apa kau akan tidur dengan Seannu lagi ?" Chloe mnegerutkan keningnya lagi mendengar pertanyaan dari Gibran . "Kenapa kau bertanya seperti itu ?" Gibran tersenyum lalu mendekati Chloe kemudian berbisik . Bisikan itu membuat Chloe geli sambil menatap Kia yang memasang wajah penasaran . "Baiklah ," kata Chloe setelah bisikan dari Gibran selesai lalu tersenyum lucu . "Aku akam tidur menemani Seannu . Kia , ada satu kamar lagi di sini . Nikmati waktu kalian berdua , okay ?" Chloe beranjak menuju kamar yang di tempati Seannu . Dia melihat Seannu benar - benar tertidur sangat pulas dengan nafas yang teratur . "Kau membisikkan apa pada Chloe ?" Suara Kia terdengar sampai kamar yang di tempati Chloe . Chloe tersenyum lagi saat dia mulai manarik selimut dan berbaring di sebelah Seannu . Lalu teringat pada bisikan Gibran . 'kau bersama Seannu saja . Aku sudah tidak malu lagi padamu untuk minta aku akan tidur dengan Kia malam ini .' Dan untuk itu Chloe terkekeh pelan.  Gibran benar - benar tidak malu lagi untuk memintanya . Karena mungkij Chloe sudah tau semua hal tentang dia dan Kia . Betapa menyenangkannya . Chloe menatap Seannu yang terusik lalu memeluknya dari samping . Chloe mengusap lengan yang di atas perutnya pelan . "Tidur nyenyak , Sean . Semoga besok , hari yang bahagia untukmu ." - - - - - - - - - Seannu terusik dari tidurnya karena matahari menyilaukan itu masuk ke dalam kamarnya melalui jendela kecil rumah itu . Baru saja Seannu akan bergerak , badannya terasa berat . Seannu melihat tangan melingkar di pinggangnya . Senyum Sean pagi ini pertanda jika dia senang bangun tidur seperti ini . Melihat Chloe tertidur dengan polosnya , lengan yang melingkar itu membuat Sean seakan tidak ingin bangkit dari tidurnya . Chloe benar - benar cantik saat tidur . Tidak . Chloe selalu cantik . Hanya saja saat tidur seperti ini , cantiknya seakan bertambah . Seannu mengelus lengan Chloe yang ada di perutnya pelan . Lalu naik ke lengan atasnya . Dan berhenti di pipi milik Chloe . Chloe melengguh pelan . Matanya mengerjap menyesuaikan sinar yang masuk ke matanya . "Morning , beautiful . " Chloe yang akan menguap mengurungkan niatnya . Lalu memeluk Seannu erat . Seannu tertawa . Kebiasaan Chloe sekarang adalah tidak mau memperlihatkan wajah bangun tidurnya . "Kenapa kau selalu seperti ini , Chloe ?" Chloe menempelkan dahinya di d**a milik Seannu . Kemudian menggeleng . "Aku belum mandi dari kemarin . " "Memangnya kenapa ?" Chloe beringsut ke kamar mandi tanpa mau menoleh ke arah Seannu yang  sekarang sedang tertawa . Seannu memungut baju yang selama ia lepas di atas kursi . Lalu berjalan mendekati kamar mandi . Chloe mencuci mukanya kasar . Lalu dia keluar dengan keadaan wajah yang basah.  Dia tidak menemukan handuk di kamar mandi . "Ini kausku masih bersih . " Seannu terkekeh lantas memberikan Chloe baju putihnya . "Baru akan di pakai hari ini . Yang kemarin sudah aku gantungkan karena habis di cuci . " Chloe merebut kaus milik Seannu kasar.  "Semalam , bukankah aku tidur dengan Gibran ?" Seannu menggaruk tekuknya canggung , "aku kira Gibran yang memelukku tadi pagi . " Chloe tertawa , Seannu benar - benar tertidur sangat lelap semalam . Dia tidak tau apa yang terjadi pada Chloe , Gibran dan juga Kia . "Gibran semalam bangun dan ikut mengobrol denganku dan juga Kia . " Seannu mengangguk kecil , untung saja dia menatap orang yang memeluknya terlebih dahulu . Jika tidak , Chloe akan terkena imbasnya . Jatuh dari tempat tidur atau terkena pukulan dari Seannu yang refleks . Seannu bersyukur jika Chloe tidak terkena pukulan atau dorongan darinya. Seannu mengikuti Chloe yang keluar dari kamarnya. Saat mereka keluar ternyata orang - orang sudah bangun sebelum Seannu dan Chloe. Mereka sedang memandang makanan di meja makan yang begitu menggiurkan .  "Karena Chloe dan Sean sudah ada, jadi mari kita makan ."  "Tunggu." Chloe mengintruksi untuk tetap diam di tempat .  "Semua makanan ini, dari siapa ?"  "Dari aku dan keluargaku, kau tidak perlu khawatir tentang racun di dalam makanan." Jendral dari para prajurit kemarin berjalan sambil menyendok makanan lalu di masukkan ke dalam mulutnya .  "Lihat ? Tidak beracun ." 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN