Gadis itu tersenyum ketika melihat wajah baru dengan seragam baru . Kemudian dia menghirup teh hangatnya sedikit lalu melihat lagi ke arah Chloe dan Seannu . Termasuk kepada Endy tentu saja .
Dia menyilang kan tangannya di depan d**a . Chloe yakin , di bawah sana , di bawah meja panjang yang menjadi penengah antara tamu dan tuan rumah itu kaki gadis itu ikut bersilang seraya menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi yang tinggi .
Pertanda , jika dia adalah petinggi di kota ini .
"Jadi Endy , apa yang terjadi di benteng sana ? Bukankah aku sudah memperingatkan mu di pertemuan terakhir kali aku denganmu ?"
Dia membuka pembicaraan dengan angkuh . Sebelum masuk ke ruangan ini , mereka di periksa . Senjata yang dapat membahayakan sang pimpinan di sita dan tidak di perbolehkan membawa barang dari luar . Chloe dan Seannu yang memakai rompinya itu terpaksa melepas rompi itu . Semua senjata tajam ada di sana .
"Pimpinan , aku pantas di hukum , aku lalai dalam tugasku ."
Chloe menatap Endy , dia benar - benar sudah berubah ketika sampai di depan pimpinan . Bukan Endy yang menyombongkan kinerja atau strategi yang sudah di buatnya beberapa waktu yang lalu .
"Kau membawakan ku tamu ?"
Dia menatap Chloe dan Seannu bergantian .
"Mereka yang menyerang benteng kemarin , pimpinan . "
Seannu menatap Endy tidak santai . Seakan - akan Seannu akan menerkam Endy . Endy benar - benar sudah menipu Chloe dan juga Sean . Atau mungkin menipu perawat dan prajurit yang katanya sedang dalam perjalanan ke arah kota Clinton .
Chloe menunduk .
Bukan takut .
Hanya saja , dia berdoa supaya firasat buruknya kali ini salah . Dia tidak mau ada korban atau bahkan sekedar pertumpahan darah walau sedikit .
"Oh benarkah ?" Kata pemimpin seperti sedang bercanda
"Berapa orang dari mereka ?" Lanjutnya kemudian menatap Chloe dalam .
"Kami berenam ," Chloe menyahut cepat , Chloe tidak akan membiarkan Endy memimpin sekarang .
Chloe harus membuka jalan dan menggagalkan rencana yang Endy rencanakan sendiri .
Pimpinan itu tersenyum , "kenapa kalian menyerang benteng ?"
"Mereka seben -"
Pimpinan mengangkat tangannya . Mengarahkan telapak tangan pada Endy yang menandakan untuk berhenti berbicara .
"Aku bertanya pada mereka , bukan kepadamu . "
Sialnya , Chloe tersenyum tipis melihat Endy di ke sampingkan oleh si pemimpin . Baiklah , Chloe akan langsung ke intinya .
Chloe berdeham , "aku akan menyampaikan langsung intinya, mm -"
Chloe berhenti sebentar ketika dia tidak mengetahui nama sang pemimpin .
"Risa . Risa Swan Beatrix . "
Sang pemimpin menjawab dengan refleks .
"Baiklah , Risa . "
Chloe langsung melirik orang - orang yang sedang berada di sekelilingnya yang kini tengah mengarahkan pistol tangan ke arah Chloe .
Risa . Sang pemimpin terkekeh lalu melambaikan tangan seakan menyuruh mereka menurunkan pistol tangannya .
"Aku baru saja mendengar namaku di sebutkan oleh seorang yang seumuran denganku mungkin . Dan ya , aku rasa sekarang aku punya teman ."
Risa menopang dagunya dengan punggung tangan yang lengannya menekuk di atas meja .
"Baiklah , Chloe . " Lalu dia terkekeh melihat Chloe yang terkaget .
"Jangan kaget , kau dan Seannu akan menjadi temanku mulai sekarang . Dan satu lagi , tidak usah menceritakan segalanya , aku sudah bisa mengetahuinya ."
"Kau - pembaca pikiran ?" Seannu yang berbicara
"Iya , tampan . Tapi aku tidak bisa membaca hatimu . Sayang sekali ."
- - - - - - - - - - -
Chloe sekali lagi berdeham saat dia tidak enak duduk dan terus di tatap oleh Risa . Sedangkan Risa hanya tersenyum geli melihat tingkah Chloe .
"Jadi apakah selama ini kau sudah tau kematian orang tuamu , pimpinan ?" Itu Endy yang bertanya
Risa menggeleng .
"Aku baru bisa mengendalikan ini ," dia menunjuk pelipisnya dengan telunjuk dan jari tengah , "beberapa bulan yang lalu ."
Endy menghela nafasnya lega . Setidaknya rencana yang dia susun tidak berantakan semuanya.
"Tapi aku mengetahuinya sekarang . " Ujar Risa membuat Endy terbatuk karena dia sedang meneguk minumannya .
"Ap - apa yang kau tau , pimpinan ?"
Risa tersenyum miring lalu kembali menyandarkan punggungnya di kursi besar dan tinggi miliknya .
"Kau memalsukan kematian mereka . "
Endy lalu menatap sekitarnya , dia tidak menemukan penasihat yang selalu di samping si pemimpin .
"Jika kau mencari penasehat ku , dia ada di penjara bawah tanah sekarang ."
Endy tersenyum kaku . Itu artinya , sang pimpinan sudah mengetahui semuanya . Hanya saja dia tutup mulut selama ini .
"Apa kau mau bergabung dengannya ?" Risa tertawa pelan .
Endy benar - benar terkejut dengan semua kenyataan yang baru ia ketahui . Pemimpinnya adalah pembaca pikiran . Semua rencana yang dia susun sebaik mungkin tadi pagi , sudah gagal total .
"Jadi kalian sedang mencari sekutu ?" Risa kembali bertanya akan hal yang sudah dia tahu sebenarnya .
Chloe dari tadi tidak berpikir apapun . Sebisa mungkin pilihan terakhir adalah memberitahukan yang sebenarnya . Namun ini bukan waktu yang tepat . Karena Risa pasti meminta apapun yang ia inginkan setelah menyetujui apapun hal yang Chloe dan Seannu tuju .
Risa menggeleng setelah melihat Chloe . Lalu dia meminum teh yang sudah mulai dingin . Itu terlihat dari kepulan asap yang tadinya sudah ada sejak teh di hidangkan telah lenyap di makan angin .
"Aku tidak akan meminta apapun untuk bersekutu dengan kalian , hanya cukup beri satu alasan kenapa aku harus membantu kalian ? " Risa terkekeh sebentar , "kau tau bersekutu tidak semudah itu . Harus ada yang di korbankan dan tentu saja di hadiahkan . "
Chloe mengangguk , "mungkin janji - janji yang sudah aku dan kelompokku janjikan pada orang dengan kebebasan tanpa batas di luar dinding itu tidak akan berlaku untukmu . Kali ini aku akan meminta kepadamu . Apa yang bisa aku berikan kepadamu jika kau menyetujui bersekutu dengan kami ? "
Risa seperti berpikir sebentar sambil melihat Seannu .
"Bisakah kau memberikan dia padaku setelah kita bersekutu dan tentu saja menang melawan kota kecil yang jadi besar atas paksaan itu ?"