"Jadi intinya , kau benar - benar akan sangat memanfaatkan kami , Endy ?"
Jendral Endy terkekeh ketika Chloe mengatakan hal yang konyol untuknya . Dimana perkataan Chloe adalah perkataan yang sangat menjengkelkan .
"Aku tidak melakukan seperti yang kau katakan , Chloe . "
"Lantas apa maksudmu ketika Chloe dan Seannu saja yang akan bertemu pimpinan ? Bagaimana dengan kami , Jendral ."
"Aku bilang kau dan orang ini , " Jendral Endy menunjuk Kia . "Akan menemui dokter yang mengurus orang tua pimpinan , bukankah kau mengenalnya , Kia ?"
Kia mendesah kecil lalu mengangguk .
"Aku rasa kau juga tau bagaimana dia tinggal dan dimana dia tinggal tentu saja . " Jendral Endy melanjutkan perkataannya .
Kia mengangguk lagi .
"Jadi apakah kita sepakat ?"
Jendral Endy akan mengirimkan segera prajuritnya , bersama dengan prajurit di bawah Gibran dan perawat di bawah Kia setelah mereka sepakat dengan rencana yang sudah di buat oleh Jendral Endy tentu saja .
Rencananya adalah , Jendral Endy akan membawa Seannu dan Chloe bertemu dengan pimpinan Beatrix , Kia dan Gibran akan mencari dokter untuk meyakinkan bagaimana orang tuanya meninggal . Dan perawat juga prajurit dalam kelompok Chloe akan pulang bersama beberapa prajurit .
Jika mereka berhasil meyakinkan pimpinan dan membuatnya percaya bagaimana orang tuanya mati , kemungkinan besar Seannu dan Chloe mendapat keuntungan dimana pimpinan akan segera mengirimkan prajurit lebih banyak untuk membantu kota Clinton .
Dan keuntungan lainnya bagi Endy sendiri , dia akan di percaya lagi oleh sang pimpinan setelah beberapa tahun yang lalu menjadi pengkhianat karena tidak mengatakan hal yang cukup penting mungkin bagi pimpinan sendiri .
"Bagaimana , Chloe ?"
Chloe menatap Seannu , "kenapa kau bertanya padaku ?"
"Kau punya feeling yang bagus , Chloe . "
Chloe masih sangat menimang - nimang tentang keputusan yang akan dia ambil . Dan tentu saja menimang bagaimana keadaan kotanya sekarang .
Chloe baru saja selesai menghubungi Orva dan meminta kabar tentang kota yang semakin kacau . James mulai menyerang terus - terusan lawan membuat pertahanan di sekitar gedung mengendur .
Tawaran Jendral Endy sangat menggiurkan tentang akan mengirim beberapa prajurit . Mereka bisa di pakai sebagai pertahanan gedung .
"Aku akan menyuruh para prajurit untuk menempuh jalan pintas menuju kotamu . Itu akan menempuh dua hari perjalanan paling lambat . Dan jika kau mendapat kepercayaan pimpinan , akan beberapa jam saja prajurit dari sini untuk mencapai kota kalian ," ucap Jendral Endy meyakinkan .
"Bagaimana ?"
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - -- - - - - - - - - - - - - - -- - - - - -
Chloe dan Seannu kini berjalan di barengi Jendral Endy yang ada di depan mereka . Sedari tadi , perasaan Chloe tidak enak ketika melihat rumah dengan pagar tinggi dan bangunan tinggi itu .
Bukan perasaan tidak enak akan hal buruk . Hanya saja , Chloe merasa seperti di manfaatkan oleh Endy .
Dan ya tentu saja , tidak ada cara lain mengingat bahwa Endy merencanakan semuanya dengan benar dan tentu saja sangat tersusun rapi .
Bagi Chloe dan Seannu juga anggota kelompok yang lain , tidak ada cara untuk bertemu pimpinan tanpa luka .
Chloe da Seannu tentu saja ada rencana akan membordir masa yang ada di sekelilingnya kemarin jika Endy tidak mempertemukan mereka dengan pimpinan .
Dan , ini sekaligus menjadikan Endy untuk menebus penyesalannya beberapa tahun yang lalu .
Dia sudah mengamankan istri dan anak - anaknya yang baik hati dan juga cantik .
"Kita akan masuk , senjata sudah kalian siapkan ?"
Ini adalah yang di pertanyakan Chloe , mengapa kita butuh senjata jika bertemu dengan pimpinan secara baik - baik ?
"Tunggu sebentar ," Chloe berhenti saat selangkah lagi menginjakkan kaki di pelataran rumah milik pimpinan .
"Senjata untuk apa ?" Chloe bertanya untuk memastikan hal yang tidak diinginkan terjadi .
"Bukankah aku sudah mengatakan , ada hal yang perlu di urus . Dan tentu saja jika kau masuk , kau juga akan terlibat ."
"Apa kita akan berperang di dalam rumah pimpinan ?" Chloe menatap Endy tajam
"Aku ke sini dengan tujuan baik , Endy . Tidak akan ada pertumpahan darah . " Chloe mengorek belakang punggungnya yang sudah ada senjata api di sana .
Kemudian Chloe menatap Endy , "aku datang untuk meminta mereka dan pimpinan menolong kota Clinton . Bukan berperang dalam kota ini . "
Chloe dan Seannu teralihkan oleh tepuk tangan pelan dari seorang wanita dengan tampilan elegan dan juga terlihat ramah namun cukup menakutkan dalam waktu bersamaan .
Tatapannya tajam bagaikan bisa membunuh siapa saja yang menatapnya balik . Namun bibir tersenyum seperti ramah kepada semua orang .
"Kau dari Clinton ?"
Katanya lalu menunjuk Chloe yang tengah menyimpan senjatanya di tanah .
"Pimpinan , kau tidak seharus -"
"Kenapa kau tidak bilang akan membawa tamu , Endy ?" Potongnya cepat .
Chloe menyadari , tampilan anggun dan elegan itulah yang harus diperlihatkan seorang pimpinan .
Chloe hanya tidak paham , mengapa dia bisa sampai ke mari dengan penjagaan ketat seperti ini . Bisa jadi dia dalam bahaya .
"Siapa namamu , laki - laki yang tampak seumuran denganku ?"
Chloe menatap Seannu yang menatap gadis di depannya itu dengan tatapan memuja . Cantik , elegam , anggun dan kaya raya . Tentu saja siapa yang tidak terlena dengan tampilan gadis itu . Bahkan Chloe menyimpulkan jika Seannu sangat tertarik dengan gadis di depannya .
"Pimpinan , bisakah kita mengobrol di tempat yang lebih nyaman ?"
Chloe menatap orang di sebelah gadis yang berdiri di depanya .
Gadis itu tersenyum lalu mengangguk , "ruang minum teh cukup untuk kalian ."
"Pimpinan -"
"Bawa mereka ke tempatku . "
Chloe yakin dia cukup ramah untuk di ajak berkomunikasi . Itulah kesimpulan Chloe sampai saat ini . Atau . Untuk saat ini . Chloe tidak akan tau bagaimana akhirnya .