Lima

1606 Kata
Maaf banyak typo Damar dengan tangan gemetar membawa tangannya pada wajahnya yang barusan di ludahi oleh Bulan. Bulan? Perempuan itu reflek melangkah mundur melihat bagaimana bergetarnya tangan berurat Damar yang sedang memegang wajahnya saat ini, wajahnya yang beberapa detik yang lalu baru saja Bulan ludahi. Dan sial! Bulan mengusap wajahnya kasar di saat pergerakannya sudah terhenti, karena Bulan sudah mentok dengan ranjangnya. "Kamu meludahi wajahku, Bulan...,"Ucap Damar dengan nada suara yang teramat sangat rendah, yang belum pernah Damar keluarkan dan perlihatkan selama 4 tahun mereka dekat dan menjalin hubungan. Dan mendengar nada suara Damar barusan, membuat jantung Bulan rasanya ingin meledak di dalam sana. Mulut Bulan bungkam, tidak tahu kata apa yang harus ia ucapkan. Bulan meludahi wajah Damar hanya reflek. Tidak ada niat sedikitpun dalam hati dan pikiran Bulan untuk meludahi wajah Damar. Damar yang pasti merasa harga dirinya sebagai laki-laki sudah tercoreng dengan aksi spontannya barusan melihat raut wajah Damar yang sangat-sangat menyeramkan saat ini. "Jawab, kamu meludahiku barusan, Bulan...?"Ucap Danar lagi, kali ini dengan nada suara yang semakin rendah dan raut wajah yang terlihat sangat dingin. Bulan? Lagi dan lagi wanita itu hanya bungkam saat ini, dan berdiri resah tepat di depan Damar yang hanya di pisahkan oleh jarak sekitar 2 jengkal saja. Dan melihat Damar yang semakin mendekat padanya, mau tidak mau Bulan mendudukan dirinya cepat di atas ranjang, tapi sayang seribu sayang, belum sempat b****g Bulan menyentuh ranjang... Damar terlebih dahulu... Plak Menampar pipi Bulan dengan tamparan yang sangat kuat bahkan membuat Bulan sampai jatuh tersungkur di atas lantai. Jatuh tepat di depan kedua kaki Damar yang wajahnya sangat-sangat merah padam saat ini. "Aku nggak akan minta maaf untuk kekerasan fisik yang pertama kali aku layangkan padamu, Bulan..." "Aku nggak akan minta maaf, sayang.... aku nggak akan minta maaf," "Bahasa kotor dan kasarmu tidak membuat hatiku sakit, tidak mencoreng harga diriku sebagai laki-laki," "Tapi, kamu yang meludahi wajahku. Kamu sungguh keterlaluan dan sangat berani!" "Tidak ada orang yang pernah melukai atau meludahiku sedikitpun sebelumnya. Kedua orang tuaku bahkan tidak pernah berbicara dengan nada kasar sebelumnya padaku." "Nggak pernah, sialan!"Ucap Damar panjang lebar tanpa memberi kesempatan Bulan yang masih duduk di lantai untuk membalas ucapan Damar. Tapi, Damar yang menarik nafas panjang lalu di hembuskan dengan perlahan untuk mengtrol emosinya yang masih ingin menampar dan memberi pelajaran pada Bulan di gunakan Bulan untuk segera berbiacara dan membalas kata-kata Damar dengan pertanyaan singkatnya. "Udah selesaikan?"Tanya Bulan ambigu. Membuat Damar yang sudah bisa mengontrol perasaan dan emosinya menatap Bulan dengan kening berkerut bingung saat ini. Dan melihat wajah bingung Damar, Bulan tersenyum sinis. "Udah selesai nyampahmu di rumahku? Kalau sudah, silahkan angkat kakimu di rumahku."Ucap Bulan tegas tanpa mau dan sudi menatap kearah wajah Damar yang masih setia menampilkan raut dinginnya. Dan Damar tanpa kata pamit, langsung melenggang pergi meninggalkan Bulan. Tapi, baru 4 langkah Damar melangkah, Damar menghentikan langkahnya di saat Bulan... "Tunggu, Damar...." "Tunggu sebentar!"Ucap Bulan tegas yang saat ini sudah berdiri tegak di samping ranjangnya. Dan jantung Bulan berdegup kencang di dalam sana di saat Damar membalikan badan kearahnya untuk saling bertatapan satu sama lain. Bulan, sebelum mengeluarkan satu pertanyaan terakhir untuk Damar, Bulan terlihat menarik nafas panjang lalu di hembuskan dengan perlahan oleh Bulan. Oleh Bulan untuk menyiapkan hati dan mentalnya mendapat jawaban dari Damar nantinya. "Boleh aku bertanya untuk terakhir kalinya padamu, dan langsung saja... pertanyaaanku...," "Selain sudah tidak ada rasa cinta di hatimu untukku, apa alasan kamu yang lainnya sehingga kamu dengan sangat kejam----," "Aku mau perempuan baik-baik yang akan jadi istri dan yang akan jadi ibu untuk anak-anakku nantinya. Menurutku kamu bukan perempuan baik. Kenapa begitu? Kalau kamu perempuan baik-baik, 3 tahun yang lalu kamu nggak akan memberikan kesucianmu padaku yang bukan suamimu 3 tahun yang lalu....,"Ucap Damar tegas dengan raut wajah seriusnya membuat tubuh Bulan menegang kaku mendengarnya. ****** "Aku mau perempuan baik-baik yang akan jadi istri dan ibu dari anak-anakku nantinya. Menurutku, kamu bukan perempuan baik-baik. Kenapa begitu? Kalau kamu perempuan baik-baik, 3 tahun yang lalu kamu nggak akan memberikan kesucianmu padaku yang baru berstatus pacar atau aku bukan suamimu 3 tahun yang lalu, Bulan."Ucap Damar dengan nada suara yang teramat sangat tegas membuat wajah Bulan pucat pasih mendengarnya. Dan Bulan... Bulan nggak salah dengar kan barusan? Apa yang Damar ucapkan barusan? Tolong, katakan sekali lagi, Bulan nggak salah dengarkan barusan? Damar yang melihat raut wajah Bulan di ambang pintu sana, paham dengan arti dari raut wajah yang Bulan tampilkan, dan tatapan Bulan padanya saat ini, Damar terlihat menggelengkan kepalanya tegas di depan sana. Damar tahu isi hati dan otak Bulan saat ini. Sangat tahu. Dengan senyum tipis yang terlihat kejam di mata Bulan, Damar... "Kamu nggak salah dengar, Bulan. " "Kamu nggak salah dengar, Sayang." "Mau aku ulangi, oke...dengar baik-baik ucapanku, Bulan sayang..." "Aku mau perempuan baik-baik yang akan jadi istri dan ibu dari anak-anakku nantinya. Menurutku, kamu bukan perempuan baik-baik. Kenapa begitu? Kalau kamu perempuan baik-baik, 3 tahun yang lalu kamu nggak akan memberikan kesucianmu padaku, yang bukan suamimu 3 tahun yang lalu." Damar mengatakan dengan nada penuh penekanam ucapan yang terdengar sangat menyakitkan untuk bulan dengan raut wajah enteng dan santainya berbanding terbalik dengan wajah Bulan yang bagai mayat hidup saat ini. Pucat pasih dan tidak bertenaga. Tidak menyangka, orang yang mencintainya, mengasihnya selama 4 tahun panjang bisa menyakitinya sebegitu dalam seperti saat ini. Perih dan sesak hati Bulan di dalam sana, rasanya perut Bulan juga sangat mual dan terasa ingin jatuh ke lantai. Bulan, tidak langsung menjawab atau menyahut ucapan Damar. Bulan saat ini terlihat menarik nafas panjang lalu di hembuskan dengan perlahan. Berharap rasa sesak dan sakit yang begitu dasyat melanda hatinya saat ini bisa sedikit berkurang, tapi walau berkali-kali Bulan menarik nafas panjang lalu di hembuskan dengan perlahan berharap ia bisa sedikit relaks dan tenang, tidak memberikan apa-apa. Malah rasa sesak dan sakit di hatinya semakin menjadi-jadi saat ini. Dan oleh karena itu, Bulan akan mengikuti suara hatinya yang ingin... Bulan melangkah dengan langkah tenang, bibir yang menebar senyum tipis pada Damar yang terlihat was-was melihat Bulan yang mendekatinya saat ini. Dan saat ini, Bulan sudah berdiri tepat di depan Damar. Damar yang menatapnya dengan tatapan intimidasi. Tapi, sudah tidak mempan untuk Bulan. Bulan tidak merasa takut lagi. Walau Damar gampar dan tonjok wajahnya, atau Damar menampar pipinya seperti tadi, yakin lah, lebih sakit dan sesak hati Bulan di dalam sana saat ini. "Damar..."Panggil Bulan dengan nada suara yang sangat lembut. Senyum lembut dan hangat juga, Bulan lempar untuk Damar. Yang s**t! Damar mengumpat dalam hatinya, sial! Jantungnya di dalam sana, perlahan tapi pasti mulai berdebar dengan laju yang tidak normal. Ini tidak baik dan bagus untuk Damar. Bahkan... bahkan Damar sedikit terpesona, ah bukan sedikit tapi terpesona melihat senyum Bulan dengan wajahnya yang berkeringat, dan merah padam saat ini. "Tolong, ulangi perkataanmu tadi, aku ingin mendengarnya sekali lagi dari mulutmu, Damar sayang...," Deg Ada kata sayang dari Bulan untuknya di akhir ucapan wanita itu, membuat jantung Damar semakin menggila di dalam sana. Ini tidak boleh terjadi. Ini tidak boleh dibiarkan. Damar menggelengkan kepalanya kuat dan Damar... jelas menuruti mau dan keinginan Bulan.... Dengan sekali tarikan nafas, Damar.... "Aku mau perempuan baik-baik yang akan jadi istri dan ibu dari anak-anakku nantinya. Menurutku, kamu bukan perempuan baik-baik. Kenapa begitu? Kalau kamu perempuan baik-baik, 3 tahun yang lalu kamu nggak akan memberikan kesucianmupadaku, yang bukan suamimu 3 tahun yang lalu."Ucap Damar mantap dan tegas yang mendapat balasan.... Plak Mendapat balasan tamparan yang sangat kasar dan kuat yang Bulan layangkan pada pipi sebelah kanan Damar, bahkan membuat sudut bibir Damar berdarah saat ini. "Se*an kamu, Damar! Kamu yang menodaiku 3 tahun yang lalu! Hanya kamu laki-laki yang menikmati tu*uhku selama ini. " "Hanya kamu sialan! Hanya kamu yang pernah menyentuh tubuhku!"Teriak Bulan lepas tepat di depan wajah Damar yang sedang... meredam rasa sakit dan perih di pipinya. Belum mampu membalas ucapan Bulan. Pipi kanannya benar-benar terasa panas dan perih saat ini. "Sekali lagi, kamu yang menodaiku untuk pertama kalinya. Kenapa kamu menyebu----," "Yaitu, salah kamu, Bulan," "3 tahun yang lalu, kenapa kamu nggak tolak?"Potong Damar cepat ucapan Bulan. "Dan juga, kalau kamu kuat iman, dan perempuan baik-baik, kamu tolak dong bujuk rayuanku,"Ucap Damar dengan nada sinisnya, tatapan sinis sekaligus merendahkan pada Bulan yang saat ini shock dengan ucapan yang begitu enteng keluar dari mulut Damar. Dan Bulan.... Hampir saja melayangkan satu tamparannya lagi pada pipi Damar. Tapi, belum sempat tangan Bulan menyentuh pipi Damar, Damar lebih gesit dan cepat menahan tangan Bulan lalu menghempas dengan kuat tangan Bulan berhasil membuat rintihan sakit lolos dari mulut Bulan. "Kamu yang menodai aku b******k 3 tahun yang lalu. Kamu yang mulai duluan. Kamu... kamu yang mencuri kesucianku di saat aku tidur. Di sini, kamu yang b***t, Damar. Kamu yang bejat...," "Aku anggap kamu pura-pura tidur 3 tahun yang lalu, Bulan. Dan atau aku anggap, kamu udah bangun dari tidurmu saat aku grepe-grepe dan kecup dari ujung kaki hingga ujung kepalamu. Tapi, kamu pura-pura nggak tahu, dan pura-pura seakan-akan masih tidur kan? Kalau kamu tidur benaran, masa kamu nggak merasa sakit di saat aku rem*s da**mu, mainin itumu di bawah dengan dengan tangan dan mulutku, masa kamu nggak merasa, terbangun lalu menolakku?" "Aku anggap, kamu cewek gampangan dan modus padaku 3 tahun yang lalu di saat ku ambil kesucianmu. Di tid*ri sama aku, Damar Wiratama Jeslon anak pasangan kaya raya keturunan Singapura-Indonesia. Siapa yang nggak mau? Siapa yang mampu menolaknya? " "Aku tampan, dan aku juga kaya. Makanya kamu nggak keberatan kasih kesucianmu sama aku. Iya, Kan? Ini juga salah satu alasan aku nggak milih kamu jadi istriku, takutnya kamu murahan di saat ada cowok yang lebih tampan dan kaya di saat kita sudah menikah nantinya, Bulan. Aku mau nikah sama cewek mahal dan baik-baik....." Tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN