Dara menelungkupkan wajahnya ke meja , baru aja tadi ia habis presentasi . Cukup menguras otak karena pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan bu Nora kepadanya tadi . Alfen yang duduk disebelahnya ikut menelungkupkan wajahnya . Ia juga sama capeknya kayak Dara .
" Dara nih . Masih sama Alfen tapi gebet Dion juga . Maruk lo Ra !"
Satu suara si tukang gosip alias Lisa mengusik ketenangan Dara yang hampir aja tertidur pulas . Siapa sih yang gak ngenalin suara cempreng itu ? " Apaan sih Lis ! Gak jelas lo . Gue ngantuk !" Sungutnya tanpa mengangkat kepalanya .
Rupanya Bu Nora udah keluar sejak tadi karena mau ada rapat untuk membahas UTS minggu depan . Jadi Dara udah lama juga dengan posisi seperti ini .
" Iya kemaren Dion minta nomor lo . Tumbenan dah gue kira dia gak suka cewek ." Terdengar suara geseran bangku disamping Dara , rupanya Lisa malah duduk didepannya .
" Jadi lo yang ngasih nomor gue ke Dion ?" Dara mengangkat kepalanya , menyadari siapa pelaku yang berbaik hati memberikan nomornya ke Dion . Jadi Dion menelponnya semalem bahkan ngajak kencan .
Lisa mengangguk dengan wajah polos . Ia mengira Dara bakalan marah , tapi cewek dihadapannya ini malah senyum-senyum . " Anjir !! Jadi lo beneran sama Dion ?!!!" Ia langsung heboh , bikin temen-temennya yang lain menatap kearah Lisa dan Dara .
Dara melotot menyadari bahwa dirinya sedang jadi tontonan . Alfen yang merasa terganggu pun langsung mengangkat wajahnya . " Berisik banget sih !"
" Abisan lo sih Ra ! Gue jadi bingung ! Alfen juga diem aja lagi ceweknya mau pedekatean sama Dion . Gimana sih ?!" Lisa malah tambah sewot .
Dara menepuk jidatnya pelan . Lagi-lagi si biang gosip mau bikin gosip baru pasti deh ." Gue sama Alfen sahabatan doang . Dari dulu gue bilangin pada gak percaya sih ."
" Terus Dion ?" Lisa mengangkat sebelah alisnya .
" Temen ." Jawab Dara sambil menggedikkan bahunya . Ia langsung menarik tangan Alfen untuk cepet-cepet pergi dari kelas itu sebelum Lisa bertanya yang macem-macem lagi . Udah cukup ia jadi bahan gosipan sebagai pacarnya Alfen si cowok famous yang jago futsal ini .
Alfen yang masih ngantuk pun nurut-nurut aja ditarik tangannya sama Dara kearah taman kampus mereka . Tempat ini memang jauh lebih tenang dibanding kelas mereka tadi .
Gak ada Dion .
Sekarang emang masih siang , pasti cowok itu gak bakalan ada disini .
" Dion kan kesininya sore . Ngapain juga masih nguntit kan udah deket sekarang ." Ucap Alfen yang menyadari kemana arah tatapan Dara .
" Tau gue . Bete aja dikelas . Tukang gosip semua ." Dara menempelkan pantatnya ke bangku taman yang berada dibelakang pohon palem . Alfen mengikutinya lalu memejamkan matanya sambil bersandar ke kursi .
" Fen ." Panggil Dara tanpa menoleh ke Alfen .
" Hm ?" Alfen masih memejamkan matanya .
" Mungkin gak sih Dion suka sama gue ?"
Kening Alfen berkerut . " Au ah . Bosen gue denger pertanyaan itu mulu . "
" Ihhh !!! Kan lu mah rese !"
" Pas aja deh ."
" Ini bukan kuis Fen !!" Geram Dara tertahankan karena gak tega nyerang Alfen yang keliatan capek banget ini . " Kuis sama bu Nora aja gak boleh jawab pas . Gimana sih !"
Alfen terkekeh . Dara masih aja sempet ngebahas soal dosen killer itu . " Yaudah sih Dar . Kalo dia suka ya dia bakal perjuangin lo juga . "
" Perjuangin ya ? " Dara menatap lurus ke parit yang ada didepannya . Diam-diam Alfen membuka matanya dan melirik Dara yang gak menyadarinya . " Emang gue bisa dibilang lagi memperjuangkan dia ya ? Gue kan gak ngapa-ngapain ."
Alfen berdecak . Dara bloonnya gak ketulungan kalo soal perasaan gini . " Yaudah berarti dia gak bakal perjuangin lo . Kan lo gak perjuangin dia . "
" Ihhh kann !! Iya deh gue bakal perjuangin dia ."
" Lagian perjuangin orang yang gak mau merjuangin kita juga kan sakit malah ." Ucap Alfen lebih untuk dirinya sendiri .
Iya .
Sakit .
Gue tau . Batin Alfen .
" Iya gue pasti perjuangin dia kok . Tapi bantuin gue ya Fen?" Dara menoleh ke Alfen yang daritadi masih menatapnya . Tatapan mereka beradu , Alfen langsung memandang kearah lain . Ia gak kuat ngeliat tatapan berharapnya Dara yang jelas-jelas bukan mengharapkannya .
Iyalah bukan .
Orang Dara mengharapkan Dion . Hanya nama itu . D dan D , bahkan kedengeran cocok .
" Iya gue bantu semampu gue ." Semampu gue bisa bertahan buat menyakiti hati gue sendiri . Batin Alfen .
" Yeeyyyyy !!! Akhirnya bentar lagi gue bisa punya pacar . " Dara teriak kegirangan .
" Beloman jadi woyyy! Jangan terlalu ngarep tinggi . Jatoh sakit woy ." Alfen ikutan berteriak untuk menyadarkan Dara .
" Bodo ahh !! Lo kapan Fen punya pacar ? Nanti kita double date kayak di tipi-tipi itu loh . Ohh iya triple date mungkin kalo Gita juga punya pacar !" Dara menarik-narik lengan Alfen dengan antusias sementara Alfen sendiri keliatan ogah-ogahan .
" Kapan-kapan ." Jawab Alfen , gak minat .
Dara mengerucutkan bibirnya ." Gue gak mau kayak lo ah ! Ntar keburu kadaluwarsa tapi masih jomblo ."
" eh itu mulut ya minta dicuci di parit hm ?" Alfen mengalungkan sebelah lengannya ke leher Dara . Dara malah ketawa ngakak .
" Makanya cari pacar !"
" Ogah ! Gue gak mau sakit hati ."
" Ishhh cemennn !"
" Awas lo ya kalo disakitin sama Dion , jangan nyari-nyari gue ."
" Gak ! Dion bukan cowok kayak gitu kok . Yakin gue !" Ucap Dara seolah tau segala hal tentang Dion .
" Sotoy !" Alfen menjitak jidat Dara pelan . cewek itu mengusap-usap jidatnya pura-pura kesakitan . Tapi Alfen bodo amat . " Semua orang kan bisa aja berubah ."
" Masa ?" Dara duduk menjauh dari Alfen , jaga-jaga kalo cowok itu akan menyerangnya lagi . Tapi Alfen malah ikutan menggeser duduknya sampe Dara terpojokkan .
Alfen terkekeh . " Iya lah . Setiap orang pasti bakal berubah . Bahkan perasaan ." Ucapnya . Ia sadar perasaannya dulu yang cuma sayang sama Dara sebagai sahabat menjadi lebih besar , mencintai Dara lebih dari sahabat . Apa Dara juga begitu ?
" Iya ya . Terus lo bakal berubah gak ?" Dara melirik Alfen yang menatap lurus kedepan .
" Gak lah ! Gue kan bukan power ranger !"
Dara berdecih . " Giliran lagi ngomong serius , lo malah bercanda !!! k*****t kamuh !"
Alfen tertawa .
" Fen ." Panggil Dara lagi tanpa menoleh ke Alfen . Sementara cowok itu sudah menatapnya . " Lo tau gak kenapa power ranger kebanyakan cowok ?" Ia jadi keinget omongan Alfen soal power ranger tadi .
" Iya kan yang suka power ranger kebanyakan anak cowok ."
Dara menggeleng cepat ." Sotoy lo ! Gue juga suka nonton kok dulu kan nonton bareng lo kocak ! " Gantian ia yang menjitak kepala Alfen walaupun dengan susah payah karena memang Alfen lebih tinggi darinya . " Gue kan suka power ranger ping ."
Alfen malah ketawa abis dijitak sama sahabatnya ini . " Oh iya ya . Terus apaan dong ?" Kali ini ia memasang wajah serius .
" Iya soalnya kan cowok yang paling sering berubah ." Dara langsung cekikikan sementara Alfen melotot . Dara baru aja membalasnya .
" k*****t kamuh ya !" Alfen bersiap untuk menyerang Dara lagi tapi cewek itu keburu bangkit dari kursinya dan berlari menjauhi Alfen . " Yelahhh malah ngajak kejar-kejaran dikira film india apa !"
Dari jauh Dara malah memeletkan lidahnya , gak memperdulikan pandangan orang terhadapnya maupun ke Alfen .
Jatuh cinta itu gak sakit . Iya gak sakit kalo kita jatuh cinta sama orang yang bakal nangkep kita , nangkep kita karena dia cinta juga sama kita . Yang sakit itu kalo jatuh cinta tapi gak dicintai balik , gak ada yang nangkep . Yang ada jadi bonyok kan .
.......
Hari ini Alfen pulang lebih malam dari biasanya karena menyiapkan beberapa hal untuk pertandingan besok sore . Dara masih setia menunggunya di pinggir lapangan sambil memainkan ponselnya . Sesekali Dara keliatan senyum-senyum sendiri ngeliatin ponselnya .
Plok !
Alfen sengaja melempar handuk basah bekas latihannya tadi sore dan tepat sasaran ke wajah Dara . Cewek itu langsung membuang handuknya ke sembarang tempat dan menatap garang ke arah Alfen , ya si pelakunya . Gak mungkin anak futsal laen sampe berani melemparinya handuk bekas keringet ini . " k*****t emang lo ! Masih mending gue tungguin !" Sungutnya .
Alfen nyengir sambil nyamperin Dara dan duduk disamping cewek itu ." Abisan lo senyum-senyum sendiri ngeliatin hape udah kayak apaan tau ."
" Ini namanya lagi falling in love Alfen . Dasar jones ! Mana tau begituan ya ." Dara menatap ke ponselnya lagi . Barusan Dion mengiriminya stiker-stiker lucu di line . Padahal mereka cuma ngechat saling kirim sticker aja tapi senengnya minta ampun.
" Gue mah masih polos ."
Dara berdecih . " Udah kelar kan ? Yok balik . Ngantuk gue ." Ia memasukkan ponselnya ke tas setelah sebelumnya membalas pesan dari Dion dulu . Cowok itu juga mau melanjutkan proposal skripsinya jadi Dara gak mau ganggu lagi .
Alfen memasukkan seragam futsalnya yang tadi ia pake ke dalam tas . Lalu beranjak , Dara mengikutinya dari belakang . " Balik dulu yoo !!" Ia berteriak ke arah teman-temannya yang berada di sebrang lapangan futsal .
" Yooo ati-ati !!!"
" Jangan mojok dulu !! Inget besok tanding !!"
" Tau lo jangan modus sama Dara !!"
" Dara semangatin kita dong !! Jangan Alfen doang !!"
Dara terkekeh sementara Alfen berdecih . Teman-teman satu timnya itu emang rada stress sepertinya . Mereka suka banget godain Dara dan Alfen . Padahal jelas-jelas mereka cuma sahabatan , ya walaupun Alfen berharap lebih dari sahabat .
" Bisa gila gue lama-lama disini ." Alfen mempercepat langkahnya .
Dara tetap berjalan santai . " Bukannya udah gila ya ?"