1. Prolog.

298 Kata
                                                                                    ***                                                                     Selamat membaca.                                                                                     ***                                 Mengabaikanmu menjadi satu hal bodoh yang pernah aku lakukan dihidupku.                                                                                     ***             Fallany meneguk slaviannya dengan kuat, ia sama sekali tidak menyangkan dengan pemadangan yang ia temukan saat memasuki kamar inap Jimmy, calon suaminya itu melakukan hal yang sama sekali tidak bisa ia bayangkan, sampai detik ini, sampai detik di mana tangan Fallany memegang ganggang pintu itu.             Melihat anaknya yang melakukan hal tidak senonoh itu membuat Risa jelas naik darah, perempuan itu tak lagi memperdulikan keadaan anaknya yang kini terbaring untuk menjalani proses penyembuhan atas transplantasi ginjal yang beberapa hari lalu ia lakukan.             Sebuah tamparan keras Risa layangkan pada wajah anaknya juga pada wajah perempuan yang berdiri dengan gemetar tak jauh dari tempat tidur pasein yang tengah ditempati oleh Jimmy, apa yang sudah dua orang perbuat itu benar-benar membuat darah Risa mengalir dengan deras dan mungkin sehabis ini Risa harus meminum obat penurun darah karena kejadian ini. “Apa yang telah kamu lakukan Jimmy?!” tanya Risa, suaranya jelas sekali menandakan bahwa Risa tengah marah, bahwa Risa akan meledak setelah ini.             Fallany terdiam kaku di tempatnya, ia sama sekali tidak memyangka bahwa Jimmy akan menjadi laki-laki yang kembali menambahkan daftar laki-laki b******k dihidup Fallany, setelah menarik napasnya, Fallany tersenyum singkat, perempuan itu masih bisa menatap Jimmy dan juga Fella, dua pelaku yang baru saja kedapatan berciuman di depan matanya. “Aku pikir saat menerima lamaran kamu adalah pilihan yang tepat, tapi, melihat hal ini membuat aku yakin, kamu tidak lebih baik dari sampah,” ucap Fallany, meletakan cincin yang diberikan oleh Jimmy beberapa waktu lalu sebagai penanda bahwa Fallany adalah miliknya, belum sempat Jimmy menjawab, suara dering ponsel Fallany terdengar.             Fallany terlihat menarik napas, sesaat kemudian wajahnya berubah, ia pun segera pergi dari kamar itu, dan mungkin, juga pergi dari hidup Jimmy setelah ini.                                                                                             ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN