BAB 10

1307 Kata
Meski kenal Alex sejak kecil, Cassie tidak berurusan dengan Alex cukup lama sehingga ia buta informasi bagaimana pria itu di tahun-tahun sebelum ini. Sebelum Cassie dengan sembrono mencium Alex di J’Land dan menjadikannya calon suami dalam satu malam. Terpujilah internet yang memudahkan segalanya sehingga saat Cassie mengetik ‘ALEX & Partners’ atau ‘Alexander Madava’ mesin pencarian itu memberikan informasi kilat dan cukup lengkap untuk Cassie. Mulai dari  foto-foto Alex sampai kasus apa saja yang sudah dimenangkan sangat cemerlang oleh pria itu. Berdasarkan artikel, Alex adalah pengacara yang kompeten serta sedikit keras kepala—dalam ranah positif—saat membela klien. Wajahnya yang tampan juga menjadi pembahasan di beberapa artikel, bahkan sampai masuk majalah sebagai Sexy atau Hottest Man Of The Year. Cassie tidak masalah dengan itu sebab Alex memang tampan. Mungkin ini terlihat sangat tidak biasa ada orang yang membrowsing calon suaminya, seolah mereka orang asing. Jangan salahkan Cassie, sebab ia benar-benar kekurangan berita soal Alex. Begitupula sebaliknya, kan? Cassie yakin Alex tidak update soal keadaan Cassie. Mereka berdua perlu untuk membicarakan ini—apa saja yang terlewat—agar tidak terlihat menikah untuk main-main. Oh, atau mereka memang main-main? Apakah Cassie main-main? Ia rasa tidak. Meski landasannya cukup menjengkelkan yaitu membalas dendam kepada musuh semasa sekolah, Cassie merasa ia akan baik-baik saja menikah dengan Alex. Jika Alex macam-macam dengannya, Arik akan membunuh pria itu, jadi Cassie tidak khawatir. Lagipula setelah melihat perkiraan bayaran Alex setiap menangani kasus, belum lagi bonus yang diberikan klien jika Alex berhasil memenangkan persidangan—dan pria itu selalu memenangkannya—pendapatan Alex sangat tinggi. Belum lagi Alex memiliki beberapa proverti dan juga bisnis restoran yang berjalan baik sampai sekarang. Kekayaan Alex sangat banyak. Cassie akan menikahi seorang milyuner, mengapa harus khawatir? Sekali lagi, jika Alex macam-macam dengannya, Arik Dierja Hartono tentunya seratus persen akan membunuh pria itu. Jadi Cassie tidak khawatir sama sekali malah ia begitu percaya diri bahwa keluarga Madava akan lebih menerimanya dari pada si ratu ular bernama Tavisa Wyne. “Kamu boleh mencetaknya karena foto aku memang sangat tampan.” Cassie tercekat sedikit mendengar suara Alex yang berada tepat di telinga kanannya. Sejak kapan pria itu di sana? “Astaga, kak Alex!” lalu Cassie memeluk layar ponselnya, sama seperti yang ia lakukan saat ketahuan melihat akun ** Tavisa Wyne kemarin. “Kamu ini senang nge-stalk ya, Cassie?” tanya Alex setengah iseng pada wanita itu. “Kamu suka sama aku? Bilang aja.” “Jangan ge-er! Tadi gak sengaja liat google ada artikel kak Alex.” “Dan tukang bohong. I see.” “Aku gak bohong!” “Terus apa? Cuma cari alasan, sayang?” Cassie tidak tahu kenapa ia memilih diam dan mengembungkan pipinya. Entah malu karena ketahuan mencari informasi tentang Alex—meski sebenarnya ngapain malu. Atau karena Alex memanggilnya dengan pet name seperti itu. Entah. Cassie memasukkan ponsel ke tasnya lalu mengulurkan tangan pada Alex. Alex semula bingung, namun ia menyambut tangan Cassie dan membantu wanita itu untuk berdiri dari sofa. Jika Cassie ingin diperlakukan seperti ratu, Alex bisa. Ia seorang gentleman, hal seperti ini biasa bagi Alex. “Kita mau makan siang?” tanya Alex. “Iya. Ini udah waktunya makan.” Cassie pura-pura melihat pergelangan tangannya seolah di sana ada jam, lagi, melakukan hal sama seperti kemarin. Alex mulai berpikir mungkin seharusnya ia membelikkan jam tangan untuk Cassie. Merek apa yang cocok dipakai ratu seperti Cassie Irvadia Hartono? Apa Cassie menyukai Rolex sepertinya? Nanti Alex akan cari tahu. Detik ini lebih baik Alex mencari tahu apa yang ingin dimakan Cassie. “Mau makan di mana?” “Restoran Itali kemarin enak.” “Kamu suka?” Cassie mengangguk. “Lumayan. Pastanya bukan yang terbaik kalau akan makan langsung di Itali, tapi aku suka.” “Yasudah, kita makan di sana lagi.” Saat Alex akan melangkah keluar dari kantornya, ia melihat Cassie merubah gerakan kepalanya menjadi menggeleng. “Gak mau makan di sana?” “Kak Alex gak ada meeting buru-buru kan hari ini?” Setahu Alex, Aulia tidak menyinggung apa pun soal jadwal yang berubah. Artinya, Alex akan tetap di kantornya selesai makan siang. Tidak ada pertemuan dengan klien atau apa pun. “Ya, hari ini aku sedikit senggang,” balas Alex. “Bagus!” Cassie tersenyum lebar, bersemangat. Alex yakin matahari kalah cerah dengan ekspresi wanita itu. “Kita makan di Selorin ya, hari ini temen-temen SMA aku makan di restoran Jepang di mall Selorin dan aku yakin ada Tavisa di sana. Dia harus melihat kita makan siang bersama.” Cassie menjelaskan panjang lebar kepada Alex. “Bukannya dia sudah melihat kita makan siang kemarin?” jika Alex tidak salah ingat, Cassie mengambil banyak foto lalu mengunggahnya ke sosial media, bahkan Tavisa Wyne menyukai postingan itu. Berarti Tavisa lihat. “Kurang kalau cuma lihat di sosial media, kak Alex.” Cassie tidak puas menghukum Tavisa lewat kedekatannya dengan Alex. Akhirnya Alex setuju untuk merealisasikan keinginan Cassie makan di mall Selorin. Cassie berjalan masuk ke restoran sambil memeluk tangan kiri Alex yang sangat dipenuhi otot namun tidak dalam porsi berlebihan. Cassie berbisik, “Jangan tegang gitu, astaga. Aku seperti memaksa kak Alex.” “Aku nggak tegang, ekspresi aku memang seperti ini,” jelas Alex. “Kalau gitu coba lebih happy sedikit. Kamu lagi jalan sama wanita secantik aku, kak Alex!” Kata-kata Cassie tidak terdengar sombong sama sekali karena dia memang secantik itu. Malah jika Cassie tidak sadar atas karya Tuhan terhadap wajahnya, itu akan aneh. Cassie tahu dewi Aphrodite melimpahkan berkah kecantikan kepadanya. “Apa gak aneh kalau aku sumringah saat jalan?” Alex tidak yakin apa yang di maksud ‘lebih happy’ oleh wanita di sebelahnya yang tak mau melepaskan tangan Alex. “Gak aneh dong, itu malah menunjukkan kalau kita pasangan bahagia.” “Pasangan bahagia? Oke.” Alex menurut saja. Ia lalu menatap Cassie dan tersenyum. Cassie tersentak sedikit melihat mata Alex yang sedikit tenggelam jika bibirnya melengkung cukup niat. “Tuh kan, tambah ganteng.” Cassie memuji. “Aku tahu.” Alex membawa Cassie untuk duduk di meja yang sudah wanita itu pesan. Tepat di sebelah meja berisi empat wanita. Awalnya mereka seperti mengobrolkan sesuatu, setelah melihat Cassie, wajah mereka tampak terkejut. “Girl, jadi kamu gak ikut makan siang dengan kita karena sudah punya janji dengan pria seksi?” Sheila yang selalu mudah semangat langsung terhibur dengan pemandangannya, padahal beberapa saat lalu ia berbicara dengan Tavisa soal kemungkinan perjodohan dengan Alexander Madava. Ya, Tavisa Wyne ada di sini dan ia melihat bagaimana Cassie bergelayut manja di tangan kekar Alex dan pria itu tampak nyaman. Tavisa tidak berkomentar apa-apa, hanya duduk di kursinya, berbeda dengan teman-temannya yang menyambut Cassie. “I’m sorry, calon suami aku ngajak makan siang, aku gak mungkin menolak.” Cassie menjawab seperti pemenang piala Oscar, tak lupa senyum palsunya juga terlihat ramah dan meyakinkan. Alex akui, Cassie pandai akting. “No need to be sorry,” komentar Sheila. “Selamat menikmati makan siang kalian ya,” lalu ia menatap Alex, “Hai, Alex. Aku teman Cassie saat SMA, Sheila Martha.” “Hallo.” Alex hanya menjawab seperti itu namun dengan nada yang ramah. “Selamat menikmati makan siang kalian, ladies.” Cassie memastikan Tavisa Wyne mendengar dengan jelas ketika ia berkata kepada Alex, “Sayang, kamu suka sushi kan? Ayo kita pesen, kamu pasti laper.” Setelah melihat ekspresi wajah Tavisa yang seperti kehabian oksigen, Cassie duduk dengan tenang membuka buku menu. Kali ini sudah dipastikan Tavisa mendapatkan pertunjukkan yang bagus darinya. Lalu Cassie mendengar Alex bergumam, “Aku lebih suka pasta dibanding sushi, Cassie.” Refleks Cassie menendang kaki Alex sedikit di bawah meja. Tak ada yang melihat, hanya Alex yang merasakan kakinya dapat protes dari wanita cantik di hadapannya. Kemudian Cassie menatap Alex seolah bicara, “Pura-pura suka sushi aja!” Dan, Alex menurut. [] -------------------------------------------- Hai, apa kabar semuanya? Follow my **; galeri.ken
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN