Part 5 | Be A Wife & Mom

2273 Kata
Setelah acara pemberkatan yang cukup sakral itu keduanya segera menuju gedung resepsi yang tidak jauh dari gereja, menerima ucapan selamat dari undangan yang datang, Rhea tidak menyangka jika Arche mengundang begitu banyak tamu, ia tidak tahu apa yang ada dipikiran pria itu dengan mengundang sekitar seribu tamu dan menyelenggarakan pernikahan yang kedua bahkan saat sang mendiang istri pertamanya meninggal dunia belum genap satu bulan. Namun detik berikutnya Rhea tersenyum miris, tentu saja Arche melakukan ini untuk menyakitinya, dirinya tidak bodoh untuk melihat bagaimana tatapan sinis tamu undangan yang menatap rendah ke arahnya, bahkan Rhea bisa mendengar beberapa wanita itu menggunjing tentang Arche yang mau menikahi anak dari pembunuh mendiang istrinya, menggunjing jika dirinya dan Arche mungkin sudah memiliki hubungan gelap jauh sebelum Zee mengetahuinya, dan ayah Rhea yang tidak terima anaknya menjadi kekasih gelap akhirnya membunuh istri Arche, bahkan Rhea juga mendengar jika tadi ada yang mengatakan bahwa ayahnya memang merencanakan pembunuhan terhadap Zee karena tidak ingin kehilangan menantu sekaya Arche, dan Rhea hanya bisa memendam semua emosi itu dalam hati, menatap ke arah Arche yang tersenyum puas. "Bagaimana rasanya dipandang begitu hina oleh semua orang Rheana?" Arche berbisik sinis di telinga wanita yang kini sudah resmi menjadi istrinya itu,Rhea bisa melihat bagaimana raut puas Arche melihatnya dihina oleh para tamu undangan. Namun, yang dilakukan Rhea hanya diam walau ia ingin berteriak betapa tidak berperasaannya Arche sebagai pria. "Mommy," panggilan itu menyentak Rhea, ia melirik ke arah Keyla yang duduk di sisinya, tersenyum lembut pada anak perempuan berusia lima tahun itu. "Ada apa sayang?" Rhea mengusap puncak kepala Keyla yang kini dihiasi oleh mahkota bunga sintesis dengan permata yang membuatnya semakin cantik. "Aku lelah, ayo kita pulang, aku merindukan tidur di pelukanmu." Perkataan Keyla membuat Rhea tersentak, ternyata anak itu masih menganggapnya sosok Zee, karena belum pernah ia memeluk anak kecil itu hingga tertidur, yang dilakukannya kemarin siang hanya mengantar Keyla untuk tidur dan mencium kening anak itu sebelum meninggalkan kamarnya. "Sebentar lagi ya sayang, atau jika Keyla mau Keyla bisa meminta Christy untuk menemani Keyla," Rhea mencoba memberi pengertian pada Keyla namun anak perempuan itu tetap menggeleng. Arche yang melihat Keyla kelelahan karena harus menemani resepsi dirinya dan Rhea langsung memanggil Henry dan mengatakan sesuatu pada tangan kanannya itu, setelahnya ia menatap Kern yang duduk diam di sampingnya, anak laki-lakinya itu lebih banyak diam akhir-akhir ini, semenjak Arche mengatakan keputusannya untuk menikahi Rhea, membuat Arche menghela napas, ia sudah mencoba memberikan pengertian pada Kern, namun Kern tetap bungkam dan mengacuhkan Arche beberapa hari ini. "Kita pulang," nada dingin Arche membuat Rhea yang masih fokus pada Keyla menoleh, ia menatap Arche penuh tanya, tamu undangan yang datang baru setengahnya setau Rhea, tapi pria itu dengan seenaknya meninggalkan acara sebagai si tuan rumah. Arche langsung menuju Keyla yang duduk di sisi Rhea, ia menggendong putrinya itu yang wajahnya sudah sayu karena kantuk dan lelah. "Ayo Kern, berjalan di samping Daddy, kau juga lelah bukan?" Walaupun tidak menjawab, namun Kern tetap mengikuti langkah lebar Arche yang meninggalkan gedung, Rhea yang melihat itu hanya bisa mengelengkan kepala, dan mengangkat gaunnya yang menjuntai cukup panjang ke lantai, ia berjalan cepat untuk menyusul ketiganya. "Ck, aku tidak pernah bermimpi akan ditinggalkan oleh pengantin pria di hari pernikahanku," Rhea menggerutu kesal, di belakangnya ada Christy yang masih bisa mendengar kekesalan wanita yang kini sudah menjadi Nyonyanya itu. *** "Christy, untuk urusan dapur, keperluan anak-anak dan Arche biar aku yang menanganinya," Rhea memasuki dapur dengan baju santai khas rumahannya, Christy yang memang bertugas untuk mengurus segala kebutuhan rumah tangga langsung menoleh saat Rhea yang sudah ada di dapur sepagi ini. "Kau bisa mengerjakan yang lain, biar aku yang bertanggung jawab untuk keperluan mereka," Christy mengangguk patuh dan langsung mengerjakan pekerjaan yang lain. Rhea menatap salmon segar yang baru saja dikeluarkan oleh Christy dari kulkas, lalu ia kembali mengambil bahan-bahan untuk membuat menu sarapan pagi. Di sela-sela pekerjaannya, wanita yang sudah resmi menjadi istri seorang Arche Aldene itu tersenyum konyol membayangkan bagaimana mereka semalam, sungguh sejak dari awal pernikahan hingga semalam benar-benar di luar ekspektasinya. Dulu ia pikir ia akan menikah dengan seseorang yang mencintainya dan ia cintai tentu saja, seseorang romantis yang penuh perhatian, tapi nyatanya hidup yang ia jalani sekarang justru benar-benar menjengkelkan, ia harus menikah dengan pria kejam itu dan bahkan semalam dengan teganya sang suami memintanya untuk tidur di sofa sisi ranjang. "Kau benar-benar kejam Arche," Rhea menggumam sambil mencuci salmon tadi di wastafel, badannya cukup pegal karena harus tidur di sofa semalaman belum lagi lelahnya acara resepsi kemarin. "Ya, mungkin ke depannya akan lebih gila dari ini, kau hanya perlu membiasakan diri Rheana dan buat hal pahit ini menjadi manis," Rhea menggumam dan meniriskan salmon yang telah di cuci tersebut. Setelah satu jam berkutat dengan alat-alat memasak Rhea segera melepas apron merah yang melekat di tubuhnya, melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul tujuh pagi, ia segera menuju ke kamar si kembar untuk membangunkan ke duanya, ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri juga kepada mendiang ibunya jika ia akan berusaha sebisa mungkin menjadi ibu dan istri yang baik, yang mampu memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup untuk anak dan suaminya walau Rhea tahu ia hanya dianggap sosok lain oleh anaknya itu dan suami yang tidak mencintainya sama sekali. "Keyla, sayang, ayo bangun, waktunya mandi dan sekolah," Rhea berbisik lembut di telinga anak perempuan itu, mengusap puncak kepala Keyla penuh sayang membuat anak perempuan itu menggeliat dan tersenyum senang saat menyadari siapa yang membangunkannya. "Mommy, kau membangunkanku?" Keyla langsung memeluk Rhea, rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali sang ibu yang membangunkannya, setiap Christy yang membangunkannya Keyla selalu tidak bersemangat karena ia merasa ada sesuatu yang hilang. "Ya sayang, ayo. Kau harus bergegas mandi, Mommy sudah menyiapkan air hangat dan baju sekolahmu," tanpa diperintah dua kali Keyla langsung beranjak menuju kamar mandi, membuat Rhea tersenyum dan segera menuju kamar Kern. Sejak pertemuan dengan Kern beberapa hari yang lalu, Rhea belum sempat mengenal lebih jauh anak laki-laki nya itu, tatapan matanya yang seperti Arche membuat Rhea mengetahui jika ia harus berusaha lebih keras untuk meluluhkan anak kecil itu. "Kern, ayo bangun sayang, waktunya sekolah," Sama seperti yang dilakukan oleh Rhea terhadap Keyla, wanita itu juga membangunkan Kern dengan suara lembut dan penuh kasih sayang, namun respon yang diberikan kembar itu berbeda, jika tadi Keyla menyambut dirinya dengan penuh bahagia, kini di kamar Kern yang didominasi warna cokelat itu ia justru mendapatkan tatapan Arche dalam diri Kern, anak kecil itu menatapnya tidak suka dan langsung menyingkirkan tubuh Rhea yang masih membungkuk di depannya. "Jangan pernah menyentuhku!!! Sampai kapan pun kau bukan Mommy-ku." Kern langsung beranjak dari ranjangnya dan menutup keras pintu kamar mandi, membuat Rhea hanya mampu menghela napasnya, ia segera menuju kamarnya dan Arche untuk membangunkan pria itu. Rhea membuka gorden di kamar yang berukuran luas tersebut, membuat seseorang yang masih menggelung dirinya dalam selimut itu mengumpat kesal, Rhea menatap ke arah pria yang kini telah menjadi suaminya. Mengambil bantal dan guling di sofa tempatnya tidur semalam dan meletakkannya kembali pada ranjang. "Apa kau tidak akan bangun? Atau kau mengajukan cuti pasca pernikahan?" Rhea bertanya pada Arche yang masih memejamkan mata. Ia menarik selimut yang masih digunakan Arche dan melipatnya, membuat Arche menggeram kesal karena hawa dingin langsung menusuk tubuhnya yang topless. Rhea sendiri terkejut mendapati Arche yang tanpa atasan saat tidur, wanita itu langsung membalikkan badannya dan melipat selimut dengan cepat, sedangkan Arche masih tetap betah berbaring di ranjang yang begitu nyaman tersebut. "Kau benar-benar mengambil cuti pasca pernikahan ya? Apa kau ingin mengajakku berlibur hari ini?" Tanya Rhea berusaha mencairkan suasana dingin di antara mereka, ia mengambil bantal yang terjatuh karena ulah Arche, setelah berhasil mengendalikan degup jantungnya karena penampilan Arche yang sialnya begitu menggoda akhirnya Rhea kembali mencoba membangunkan pria itu dengan pertanyaan konyolnya yang sudah jelas-jelas mustahil. Arche langsung bangkit setelah mendengar ucapan Rhea, membuat Rhea sekali lagi menelan ludah melihat bagaimana Arche yang berdiri di depannya dengan tubuh atletis sempurna dan wajah khas bangun tidur yang entah mengapa jauh lebih tampan bagi Rhea, perutnya yang membentuk kotak-kotak berjumlah enam membuat Rhea merasa oksigen hilang di sekitarnya "Sial!!! Mulutmu memang benar-benar!!! Jangan banyak bicara kepadaku dan singkirkan pemikiran i***t tentang kau dan aku yang akan berlibur, bahkan berdiri denganmu dalam jarak dekat seperti kemarin benar-benar membuatku ingin muntah." Arche kembali dengan wajah teganya menyakiti Rhea membuat wanita itu mengalihkan tatapannya dan meneruskan pekerjaannya merapikan ranjang, sosok Arche yang tadi begitu damai saat tidur langsung lenyap begitu saja saat mata elang itu terbuka dan menatapnya dengan tajam. "Aku tahu!! Mandilah, anak-anak mungkin sudah menunggu di meja makan." Rhea berkata memunggungi Arche, dan berjalan menuju lemari untuk menyiapkan pakaian pria itu. Rhea kembali lagi ke dapur dan melihat Keyla dan Kern yang sudah duduk manis di tempatnya masing-masing, pagi ini Rhea membuat rolade telur dengan sup kacang merah, ia juga membuat sarapan ringan berupa muffin cake, karena ia tidak tahu kebiasaan ketiganya dalam hal sarapan, mungkin setelah ini ia harus menanyakannya pada Christy, ia juga membuat salmon belly fillet dan mashed potato untuk bekal si kembar. "Keyla dan Kern ingin sarapan apa sayang?" tanya Rhea menyapa anak-anaknya, Keyla seperti biasa sangat antusias dan memilih rolade telur dan sup kacang merah untuk sarapannya, sedangkan Kern seperti biasa tidak menjawab pertanyaan Rhea, membuat Rhea memilih menghidangkan kedua jenis sarapan itu di depan Kern. "Sarapan ya sayang," Rhea berusaha mengusap puncak kepala Kern namun dengan cepat di tepis oleh anak itu, ia menatap tajam Rhea dan langsung memalingkan wajahnya. "Kern apa yang kau lakukan? Kau tidak sarapan? Sup kacang merah buatan Mommy sangat enak, ini cobalah." Suara Keyla membuat Kern menoleh, ia melihat saudara kembarnya yang menyodorkan sendok berisi sup kacang merah tersebut di depannya, mencoba membujuk Kern dengan menyuapi anak laki-laki itu. "Aku tidak mau!!" Kern bersuara dengan nada tinggi, ia turun dari kursinya dan berjalan meninggalkan meja makan. "Kern kembali ke tempatmu." Suara dingin Arche yang baru memasuki dapur menghentikan langkah kecil Kern, anak itu memandang ayahnya dan langsung menurut karena tatapan Arche yang tidak bisa dibantah. Rhea yang melihat itu hanya bisa menghela napas dalam, ia merasa bersalah, bersalah karena telah mengambil kebahagiaan keluarga kecil mereka, mengambil Zee dari mereka karena pembunuhan itu, namun entah mengapa ia tidak percaya jika ayahnya yang melakukan itu, ia mengenal ayahnya, seburuk-buruknya ayahnya, Rhea tahu ayahnya tidak mungkin melakukan hal keji itu, namun jika mengingat bagaimana keadaan Smith sekarang juga membuat Rhea gamang tidak tahu fakta yang sebenarnya. "Aku mau muffin cake dan americano," suara datar Arche menyadarkan Rhea dari lamunannya, ia segera membuatkan americano untuk suaminya itu, masih untung Arche mau memakan masakan yang dibuatnya, atau itu hanya karena anak-anaknya saja, yang jelas Rhea merasa sedikit bahagia, setidaknya tidak semua hal yang ia lakukan selalu ditolak oleh Arche. "Mommy, nanti Mommy yang menjemput Keyla dan Kern ya?" Keyla berbicara dengan mulut penuhnya. "Keyla ingin Mommy yang menjemput?" "Ya Mommy, biar adil, Daddy yang mengantar kita dan Mommy yang menjemput kita, bagaimana? Bukankah biasanya juga begitu Daddy?" kini Keyla yang menyahuti dengan suara antusias seperti biasanya membuat Rhea tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Interaksi antara Rhea dan Keyla membuat Arche mendengus kesal, ia tidak suka jika anaknya terlalu dekat dengan wanita itu, apalagi Keyla yang memang mudah dekat dengan orang lain, namun Arche tersenyum dalam hati, melalui anaknya itu ia juga bisa menyakiti Rhea. "Cepat habiskan makanan kalian. Daddy ada rapat pagi ini." Suara Arche yang terdengar datar membuat kedua anaknya langsung bungkam, sebenarnya sejak tadi hanya Keyla yang tidak berhenti mengoceh, Kern masih dengan sikap diamnya dan tatapan tidak sukanya pada Rhea. "Aku sudah selesai Daddy, ayo kita pergi." Kern turun dari kursinya dan berjalan meninggalkan ruang makan. "Kern, jangan meninggalkanku." Detik selanjutnya Keyla yang ikut turun dan meninggalkan ruang makan menyusul Kern. Sepeninggal kedua anaknya, Arche masih menikmati americano-nya yang tinggal seperempat cangkir, lalu ia bangkit dan menatap tajam Rhea, mendekat pada wanita itu dan tanpa aba-aba ia mencengkram dagu Rhea kuat. "Jangan terlalu menghayati peranmu sebagai ibu mereka karena aku telah menanamkan pada mereka bahwa kau adalah sosok Zee, ibu yang telah meninggalkan mereka, sampai kapan pun kau tidak akan pernah dianggap sebagai dirimu yang sebenarnya, jadi nikmatilah hidupmu sebagai bayangan dari sosok Zee." Arche melepaskan cengkraman pada dagu Rhea dengan kasar membuat wanita itu sedikit terhuyung, ia melangkah lebar meninggalkan dapur, sedangkan Rhea menatap kepergian Arche dengan tatapan nanar, ia memegang rahangnya yang terasa kebas karena cengkraman Arche, wanita itu menghembuskan napasnya lelah menatap kepergiaan Arche, baru satu hari ia berubah status namun rasanya semua terasa begitu berat. "Keyla, Kern. Bekal kalian sayang," Rhea berlari menuju halaman saat mobil Arche hampir saja melaju, ia melupakan bekal kedua anaknya itu karena insiden di dapur dengan Arche tadi, untung saja mobil Arche belum benar-benar pergi. "Mommy membuatkan bekal untuk kami? Woahh menyenangkan sekali," Keyla langsung mengambil totte bag berwarna pink yang berisi tempat makan bertingkat untuk kedua anaknya. "Iya sayang, nah ini untuk Kern," Rhea memberikan totte bag yang berwarna biru langit kepada Kern, namun Kern hanya diam saja, membuat Rhea meraih tangan anak itu dan memberikan totte bag kepada Kern. "Belajar yang rajin oke? Mommy akan menjemput kalian nanti." Rhea mengusap puncak kepala Kern dan Keyla bergantian, mencium pipi Keyla namun tidak dengan Kern karena anak laki-laki itu sudah lebih dulu memasuki mobil. "Keyla berangkat dulu ya Mommy, jangan lupa untuk menjemput kita." Keyla kini yang mencium pipi Rhea sebelum benar-benar memasuki mobil. Rhea menatap mobil Arche yang perlahan menjauh meninggalkan halaman rumah, menatap penuh tanya tentang bagaimana kehidupan mereka ke depannya, ia berharap semuanya akan berbuah manis, entah bagaimana pun caranya Rhea akan selalu berusaha mengubah semuanya menjadi lebih baik. Menjadi ibu yang baik untuk Kern dan Keyla yang sekarang telah menjadi anaknya dan menjadi istri yang sesuai bagi Arche walau seburuk apapun perlakuan pria itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN