Apakah Mampu?

788 Kata
Selepas kepergian Frans, Mirani memiringkan badannya menatap calon menantunya yang sangat sempurna menurutnya. Di jaman seperti ini,sangat sulit untuk menemukan perempuan dimana penampilannya sejalan dengan kepribadiannya. "Frans memang seperti itu pada orang baru,saya yakin setelah kalian menikah nanti semuanya akan baik-baik saja,” katanya mencoba menenangkan perasaan calon menantunya atas sikap putra sulungnya tadi. ‎"Tante yakin Frans setuju? Saya perhatikan dari nada suaranya saat berbicara tadi sepertinya dia tidak menyukai saya tante, terutama penampilan saya ini." Ujar Zahra dengan suara lembutnya sadari tadi ia hanya diam saja berusaha tetap menundukkan pandangannya sebagaimana apa ia pelajari, selepas laki-laki itu pergi ia baru mangangkat wajahnya menyuarakan pendapat dari apa yang ia fikirkan. Lagian di jaman modern seperti ini,memangnya ada laki-laki yang mau menikah tanpa perkenalan lebih jauh? Apalagi sepertinya laki-laki bernama Frans itu sangat mengikuti perkembangan zaman dalam memulai hubungan. Kenalan-saling kenal-pacaran-tunangan-menikah. Bukan, Kenalan-merasa pas-menikah. Malahan Zahra heran,kenapa bisa Mirani sangat yakin padanya? ‎"Jangan difikirkan. Zahra dengarkan tante, tante sangat berharap sama kamu saying,bantu Frans melupakan perempuan yang asal usulnya sangat tidak jelas itu. Frans hanya pernah melihat perempuan itu ditaman dan katanya ia langsung jatuh pada pandangan pertama." Mendengar penjelasan Mirani barusan,Zahra semakin merasa tidak pantas untuk Frans. Bagaimana mungkin Zahra masuk kedalam hubungan seseorang? Sebagai sesama perempuan,Zahra sangat tidak ingin mematahkan hati manusia lain demi membahagiakan manusia lainnya. Agama islam,selalu memberikan jalan keluar untuk setiap umatnya bukan? Fikiran perempuan bercadar itu mendadak tidak baik, merasa sangat tidak pantas bersanding dengan Frans yang baru ia temui beberapa menit yang lalu,apalagi sikap Frans tadi sangat jelas keberatan,hanya demi ibunya makanya mengiyakan. ‎"Kata Frans,perempuan itu cantik dengan wajah alaminya tanpa make up yg melapisi ia tersenyum lembut tanpa ada nada marah sama sekali. Perempuan itu memakai pakaian syar'i tetapi tidak bercadar seperti dirimu,Zahra. Frans sengaja tidak mengajaknya mengobrol dan esoknya Frans kembali lagi ke taman itu tapi perempuan itu tidak datang lagi." Zahra benar-benar yakin jikalai perempuan itu pasti sangat cantik. "Tante, apa sebaiknya perjodohan kami ini dibatalkan saja? Bukan karena saya tidak menghargai tante tapi saya tidak ingin hadir diantara mereka. Saya tidak ingin menghalangi Frans untuk mencari perempuan dambaannya," ungkapnya dengan suara sepelan mungkin, Zahra berusaha mengatakannya dengan hati-hati karena takutnya malah melukai perasaan Mirani atas perkataannya semenit yang lalu. Mendengar penuturan calon menantunya bukannya merasa tersinggung Mirani hanya memperlihatkan senyumnya. Hatinya begitu nyaman mendengarkan penuturan lembut Zahra dalam berkata dan poin utamanya sikap santun perempuan ini sungguh sempurna dimatanya. "Kau tau Zahra, Frans sudah menunggu perempuan itu selama 5 tahun tapi tidak ada kabar sama sekali atau kemajuan menemukannya. Tante semakin khawatir jika perempuan itu sebenarnya sudah memiliki keluarga diluar sana. Tante berharap banyak sama kamu. Bagaimana? Kamu mau membantu tante kan?" Mirani menatap Zahra dengan tatapan berharapnya,ia benar-benar menginginkan Zahra untuk menjadi pasangan anak sulungnya. Mengesampingkan Zahra adalah menantu impiannya,sikap perempuan ini sangatlah sesuai dengan sikap Frans,rumah tangga keduanya pasti akan seimbang nantinya. Melihat sorot harap calon mertuanya. Zahra tersenyum dari balik cadarnya "Insyaallah,saya berjanji tante, akan melakukan yg terbaik dan takkan pernah mengecewakan tante," Zahra begitu yakin Allah akan membantunya. Frans adalah jawaban yang Allah berikan untuknya, Ia telah melakukan shalat istikharah beberapa kali dan jawabannya tetap sama. Ia menerima Frans sebagai imamnya di surga nanti. Masalah Frans yang telah mempunyai perempuan lain,akan Zahra serahkan pada Allah,pemberi sebaik-baiknya kehidupan. Yang perlu Zahra lakukan hanyalah terus berdo’a dan yakin dengan pilihannya yang sekarang,apa yang menuju padanya memang tercipta untuknya sedangkan apa yang berlalu disekitarnya hanyalah sekedar hiasan yang Allah berikan. Mirani memeluk Zahra dengan senang,”Terimakasih,Nak. Saya akan berusaha untuk terus membujuk Frans,saya yakin saat kalian sudah menikah nanti perlahan akan saling kenal dan akhirnya sama-sama membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah,” Melepaskan pelukannya,dibalik cadarnya Zahra tersenyum. Sejak dulu,Zahra selalu mendambakan dan berdo’a mendapatkan mertua yang menyayanginya lalu sebentar lagi Allah mengabulkan do’anya. “Aamiin,” ucapkan mengaminkan do’a Mirani untuk pernikahannya kelak. “Kamu sangat cantic,” puji Mirani pada calon menantunya itu, Dengan suara pelan Zahra tertawa,menunduk sopan. Dipuji oleh Mirani saja dan diterima dengan baik sudah membuatnya senang bukan kepalang,lihatlah ketika Zahra mengejar agama Allah maka Allah membalasnya dengan kebahagiaan yang sangat melimpah sekali. “Anak saya,setelah melihat wajahmu nanti. Saya yakin,dia akan sangat merasa beruntung karena mempunyai istri secantik kamu,” Zahra semakin menunduk dalam,pipinya dibalik cadarnya bahkan memerah,masyaallah. Sejak dulu,Zahra selalu memimpikan pernikahan yang sangat indah. Hanya akan saling mengenal dekat dengan suaminya sesudah menikah,saling berbincang Panjang lebar membahas diri masing-masing. Saling berjalan berdampingan juga berpandangan tanpa dosa sama sekali,tertawa Bersama,shalat Bersama juga belajar agama-agama Allah Bersama. Membayangkan pernikahan seindah itu membuat Zahra terus bersabar dan membatasi segala komunikasinya dengan lawan jenis,bisa dikatakan Frans adalah orang pertama yang duduk semeja dengannya,seluar biasa itu agama Allah. Bismillah,insyallah Aku mampu membangun rumah tangga dengan suami pilihan Allah,Batinnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN