Raka terdiam sebelum akhirnya sadar karena tangisan Mika bertambah. Rara langsung maju ke depan dan mengambil Mika, sungguh ia tidak tega melihat bayi mungil itu menangis dan menjadi pusat perhatian.
"Sayang, cuupcupcup." Rara merasa ada ikatan antara dia dan bayi ini. "Bolehkah aku membawanya ke dalam mobil? Dia kepanasan." Kata Rara tapi matanya tidak melihat Raka karena sibuk dengan bayi. Raka melihat Lona yang nampak syok karena Raka mau memberikan Mikayla ke wanita lain.
"Boleh." Jawab Raka seraya mengangguk matanyapun mulai berkaca karena menahan rasa.
Rara segera berbalik dan berlari lecil menuju mobilnya. Setelah sampai di mobil ia masuk ke dalam dan menyalakan pendingin. Rara meletakan bayi cantik itu di samping kemudian ia membuka topi dan pakaian yang tidak memberikanya udara agar dingin.
"Sayang, hauskah nak?" Tanya Rara.
Tok
Tok
Tok
Rara berbalik saat ayah dari anak itu mengetuk jendela mobil di samping Rara. Rara menengok dan betapa kagetnya ia melihat lelaki itu, Rara buru- buru membuka pintu mobil bukan membuka jendelanya saja.
"Mas Raka." Gumam Rara sedangkan Raka tertunduk malu sambil menyerahkan sebotol s**u.
"Dia belum minum."
Rara langsung menghambur kepelukan lelaki itu dan menangis.
"Mas Raka." Tangis Rara pecah. Raka yang tak kuasa langsung memeluk kekasihnya. Lelaki itu membuka pintu mobil belakang dan menyuruh Rara masuk setelah itu ia pun juga ikut.
"Rara sayang." Panggil Raka pelan ia membuka topinya dan menyeka keringat di dahinya. Rara memegang baju Raka dan terus menangis, ia merindukan suara itu suara yang amat merdu dan tetap tenang. Raka tersenyum dan memeluk kembali ibu dari Mikayla itu.
"Apa dia anakku, anak kita Mas?" Tanya Rara ia menatap lelakinya yang sudah berubah. Raka mengangguk pelan.
"Iya, Mikayla anak kita." Jawab Raka. Rara langsung mengambil Mikayla dan mendekapnya erat di bangku belakang.
"Rara sama siapa kesini? Sama Reno?" Tanya Raka tenang tapi di hati yang terdalam ia sangat cemburu. Rara menggeleng.
"Sama Lona, dia ingin bertemu dengan seseorang yang suka berdagang jadi aku menemaninya." Jawab Rara. Rara melihat bayi mungil yang sudah tidak berontak melainkan tertidur karena sejuk. "Kok Mas tau ada Reno di sini...?" Tanya Rara. Raka tertawa pelan ia kemudian melihat adiknya itu masuk ke dalam mobil bersama ibunya dan meninggalkan pasar.
Sejak tadi Raka sudah mengetahui ada Rara sejak wanita itu berbalik bersama Reno dan duduk di bangku panjang yang berada di seberang sana.
"Dia memata- matai diriku. Dia pasti sengaja memberi tau Mikayla ke kamu agar bisa mencari kami." Jawab Raka sambil melihat Mikayla.
"Rara, mas minta satu hal sama kamu Jangan ada orang lain tau kalau mas jualan disini ya... siapapun yang menanyai diri mas bilang saja kamu tidak tau." Pinta Raka. Raka ingin hidupnya tenang dan tidak di ganggu oleh siapapun, Rara mengangguk dan bersandar di d**a lelakinya.
''Aku mau ikut denganmu mas." Kata Rara. Ia tidak perduli jika hidupnya miskin toh ia bisa menjadi editor naskah bebas berhubung ia lulusan sastra Indonesia dan memiliki predikat cumlaud.
"Belum waktunya, sekarang kemarikan Mika. Bujuk Lona agar tidak mendekati mas dan beri alasan mengapa kita begini, ya." Kata Raka sambil menggendong Mika, Rara dengan berat hati melepaskan anaknya. Jadi yang di maksud Lona adalah Raka toh.
"Mas ada hpnya gak?" Tanya Rara dan Raka menggeleng sambil tertawa pelan.
''Hpnya mas dijual buat beli s**u Mika." Jawab Raka jujur. Rara mengambil hpnya lalu di berikan ke Raka.
"Ini buat mas, nanti aku beli yang baru... jangan di tolak." Kata Rara dan Raka menerimanya.
"Makasih sayang, terus charger hpnya? Masa hpnya di kasih tapi chargernya enggak." Kata Raka. Rara langsung mengambil uang lalu di berikan ke pacarnya itu.
"Beli sendiri." Kata Rara. Raka tertawa pelan
"Kenapa tertawa? Ada yang lucu? Gak usah ketawa..."
"Ya ya ya, nanti kalau aku jadi orang kaya akan kuganti hpmu dengan yang baru.'' Jawab Raka ia merengkuh Rara lalu mencium bibirnya, ciuman yang penuh dengan kerinduan dan tersirat rasa cinta disana. Rarapun merengkuh leher Raka agar tambah dekat ia sangat merindukan ciuman ini.
"Sudah, mas keluar dulu..." kata Raka pelan setelah ciuman, Rara mengangguk ia membersihkan sisa ciuman itu dengan bibirnya sendiri.
Raka mendatangi Lona dan duduk di samping gadis itu.
"Lona, daripada kamu mengejarku lebih baik kejar saja pria lain." Ujar Raka. Lona menoleh ia sepertinya sudah putus asa...
"Kau tau aku memiliki adik. Namanya Reno kau tanya saja pada bosmu itu nanti dia akan mengenalkannya padamu." Beritau Raka sambil menunjuk Rara yang keluar dari mobil. Lona berdiri dan menepuk pantatnya agar bersih dari debu.
"Lona pergi dulu ya mas, nanti Lona tanya ke Mba Rara deh." Lona pergi ke arah Rara dan ingin bertanya.
Ia masih bingung, ada hubungan apasih antara Rara dan Raka sepertinya sudah saling kenal deh