Apakah ini mimpi? Apa yang sudah dilakukan Sion hingga Lev mempunyai alasan untuk menyentuh Rosemary kembali?
Semua perjuangan Rosemary dan Astri tidak ada artinya tetapi Sion yakin yang dia lakukan adalah demi Rosemary.
“Apakah aku menyuruhmu berpikir? Terima aku dan lakukan tugasmu dengan baik!” perintah Lev marah.
“Tidak. Kau sudah mendapatkan yang kau inginkan sekarang pergilah. Apa pun yang kau katakan, aku tidak akan bisa menerimanya lagi,” jawab Rosemary mulai bangun dari ranjangnya.
“Jangan pernah melakukan kekerasan padaku lagi, Lev. Aku pernah membuatmu tidak bisa meninggalkan Indonesia, apakah kau ingin mengalaminya lagi?” tanya Rosemary dingin.
:Siael. Kau benar-benar wanita yang menjengkelkan,” umpat Lev.
Tanpa peduli dengan keadaan dirinya yang polos, Lev bangun lalu memakai celana boxernya.
“Dimana letak kamar mandinya?”
“Di luar,” jawab Rosemary.
“Rumah ini benar-benar menyusahkan.”
Apa yang bisa dikatakan oleh Rosemary tentang keadaan rumahnya?
Rosemary masih duduk di kamarnya ketika Lev kembali dengan pakaian rapi.
“Terima ini, Kau bisa mendapatkan apa pun yang kau inginkan dengan menggunakan kartu tersebut,” kata Lev sembari melemparkan kartu berwarna hitam.
“Aku tidak membutuhkannya,” tolak Rosemary.
“Kalau begitu kau bisa patahkan,” jawab Lev mulai melangkah keluar.
Rosemary duduk termangu dengan tangan memegang kartu yang diberikan oleh Lev ketika dia menyadari Lev memotretnya.
Dia tidak perlu pamit karena dia tidak mempunyai ikatan dengan Rosemary. Dia sudah mendapatkan yang dia inginkan dan Lev berharap Rosemary tidak akan pernah menghubunginya lagi.
Semua yang terjadi di Indonesia adalah sebuah kerikil dalam perjalanan bisnisnya sehingga nama Rosemary tidak berarti apa-apa. Terutama setelah Lev mengirimkan pemberitahuan melalui pengacaranya bahwa dengan menerima kartu debit tersebut, maka Rosemary tidak memiliki ikatan apa pun dengannya.
Perlahan namun pasti nama Rosemeri di media infotainment sudah tidak ada lagi. Rosemary berharap semua orang melupakannya setelah dia lebih memilih pergi ke luar kota untuk menghindari awak media setelah perjanjian damai dengan Lev.
Namun, semuanya ternyata tidak bisa hilang dan berakhir begitu saja dalam kehidupan Rosemary. Ada akibat yang harus dia terima karena hubungannya dengan Lev ternyata berakibat dengan kehamilan.
Rosemary tidak pernah tahu bagaimana gejala wanita hamil. Selama ini dia selalu haide tidak pernah teratur sehingga kejadian yang dia pikir biasa tidak memiliki arti apa pun sampai 2 bulan berjalan dan dia tidak mengalami datang bulan.
Panik dan takut menyatu di dalam jiwa Rosemary. Dia sendirian karena keinginannya setelah dia kasihan membiarkan ayahnya dan Aini, ibu tirinya harus memberikan jawaban atas pertanyaan yang masih sering dilakukan oleh para tetangganya.
“Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mencari Lev? Tapi apakah dia akan menerimanya?”
Pertenyaan tersebut terus bergelut di dalam jiwa Rosemary.
Sejak menyadari datang bulan yang terlambat 2 bulan bukan lagi hal yang biasa, Rosemary memutuskan untuk pergi ke puskesma. Dia harus bisa memastikan secara medis tentang keadaan dirinya meskipun dari alat yang dia beli di mini market membenarkan dugaannya.
Hari ini Rosemary telah mendapatkan kepastian kalau dia memang hamil dan benih tersebut berasal dari Lev karena lelaki itulah satu-satunya yang pernah menyentuh tubuhnya.
Bagaimana cara Rosemary meminta pertanggung jawaban Lev sementara dia sama sekali tidak tahu kemana mencarinya? Lev telah pergi dan kembali ke negaranya tanpa pernah memberi kabar padanya lagi.
“Sudah berapa bulan usia kehamilannya, Mbak?” tanya seorang wanita yang duduk di sampingnya.
“Dua bulan,” jawab Rosemary pelan.
“Oh, kok suaminya tidak ikut ngantar,” tanya wanita itu lagi.
“Dia kerja di luar, jadi tidak bisa terus menemani saya,” jawab Rosemary berusaha tenang.
Rosemary berusaha tenang dan tidak menimbulkan pusat perhatian tetapi wanita yang duduk di sampingnya terus memberikan pertanyaan hingga Rosemary tidak yakin apakah dia masih bisa bersabar atau tidak.
“Sepertinya wajah Mbak pernah saya lihat, tapi dimana ya,” kata wanita itu dengan mimic wajah ingin tahu.
“Saya yakin ibu pernah melihatnya karena wajah saya pasaran. Permisi, nama saya sudah dipanggil,” kata Rosemary bergegas masuk ke ruangan dokter.
Rosemary khawatir dirinya akan kembali dianggap sebagai wanita nakal yang menjual tubuhnya hanya untuk mendapatkan peran. Seperti yang dituduhkan Anggoro padanya.
Ayahnya, Sion memang sudah mendapatkan yang dia inginkan untuk kepentingan Rosemary tetapi Sion tidak memikirkan akibat yang Rosemary terima.
Di lingkungan teman-temannya, Anggoro sudah berhasil menjadikan dirinya sebagai wanita yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan peran. Dan Rosemary berhasil membuat Lev membayar ganti rugi dengan jumpal yang sangat besar asalkan Rosemary menerima tawaran damai darinya.
Namun, semuanya sudah terlambat. Lev sudah kembali ke negeranya setelah dia mendapatkan ijin meninggalkan Indonesia. Dan Rosemary juga sudah meninggalkan Jakarta untuk menetap di luar kota, berharap tidak ada yang akan mengenali dirinya lagi.
Rosemary sudah berjalan meninggalkan puskesmas menuju rumahnya dengan naik motor. Ada yang berbeda ketika Rosemary menuju rumah yang dia kontrak.
Rosemary merasa ada yang mengikutinya dan dia mulai melaju kencang sampai motornya berhenti di depan rumahnya yang kecil.
Rosemary baru saja berhasil membuka kunci rumahnya ketika seseorang menyentuh tangannya.
Refleks, Rosemary mengayunkan tas-nya ke arah orang yang menyentuh lengannya dan suara teriakan terdengar kencang membuat Rosemary terkejut.
“Alfa? Apa yang kau lakukan di sini?” teriak Rosemary terkejut.
“Kamu makan apa-an, sih. Gak tahu apa ayunan tas-mu itu sangat kencang,” keluh Alfa dengan tangan memegang pipinya.
“Aku minta maaf. Tapi kenapa kau bergerak diam-diam? Kau pasti tahu tindkaanmu itu sangat berbahaya,” tegur Rosemary.
“Aku semula ingin memberimu kejutan. Siapa yang mengira justru aku mendapatkan serangan,” jawab Alfa.
“Coba aku lihat ,” kata Rosemary menurunkan tangan Alfa yang memegang pipinya.
“Ya Tuhan. Aku minta maaf. Sungguh aku tidak tahu kalau kau yang berdiri di belakangku,” kata Rosemary.
Kulit pipi Alfa sangat merah dan ada tanda goresan yang disebabkan oleh tas-nya. Wajah Alfa yang semula mulus kini mendapat stempel.
“Sebaiknya dikompres. Aku khawatir kau tidak bisa mendapatkan wajah mulusmu kembali,” kata Rosemary.
Dengan cepat, Rosemary membuka pintu yang sudah tidak terkunci lagi sambil menggandeng Alfa masuk ke dalam rumahnya.
Di dalam rumah, Rosemary memberikan minyak kayu putih di atas tysu untuk mengompres pipi Alfa.
“Setahu aku kalau mau kompres pake batu es, tidak pernah pake minyak kayu putih,” kata Alfa saat dia merasakan rasa yang berbeda pada pipinya.
“Menurutku minyak kayu putih lebih baik daripada batu es,” jawab Rosemary.
Mata mereka bertemu dan Rosemary dengan cepat berpaling.
“Kenapa? Kenapa kau memilih tinggal di tempat sepi seperti ini?” tanya Alfa.
“Karena aku tidak sekuat yang aku bayangkan. Kau tahu kekuasaan Anggoro,” ucap Rosemary pelan.
“Kau bisa mengabaikan dia dengan bekerja di rumah produksi film lain,” kata Alfa.
“Kau tidak mengerti, Alfa. Sejak Anggoro menjebakku dengan mudah, aku sudah mulai mengikuti berbagai macam tes audisi, tetapi semuanya nihil. Pengaruh Anggoro sangat besar dan aku tidak mampu melewatinya.”
“Jadi kau menyerah sebelum berperang?”
“Siapa bilang aku belum berperang. Aku sudah berperang dan menang. Tetapi kemenangan tidak selamanya mendapatkan piala.”
“Maafkan aku. Dari berita yang aku dengar, kau berdamai dengan Lev dengan menerima dirinya sebagai suamimu, apakah benar?” tanya Alfa.
“Benar pada awalnya. Tetapi semuanya sudah berakhir tanpa aku sadari,” jawab Rosemary tersenyum sinis.
“Maksudmu?”
“Aku tidak tahu perjanjian apa yang sudah disepakati oleh ayahku. Tetapi, semua yang sudah dijanjikan oleh Lev pada ayahku akan berakhir secara otomatis saat aku menerima kartu debit darinya,” jawab Rosemary kelu.
“Apakah kau menerima bayaran dari Lev?” tanya Alfa dengan kedua alisnya yang naik.
“Secara tidak sengaja. Aku memegang kartu yang ditinggalkan oleh Lev sebelum aku mematahkannya. Semua itu di rekam Lev dengan camera ponselnya.”
“Aku tidak mengerti. Maksudmu, kau gagal menikah karena kau menerima kartu debit yang dianggap sebagai kau sudah bersedia menerima ganti rugi berupa uang dan memutuskan hubungan sebagai sanksi atas tindakan dia padamu?” tanya Alfa dengan suara menggeram seperti binatang buas.
“Nasi sudah menjadi bubur. Aku terpaksa harus menerima nasibku,” jawab Rosemary menunduk sedih.
Mengapa bertemu dengan Alfa dan mengatakan semua yang ada di dalam hatinya membuat Rosemary tidak berdaya? Apakah karena Alfa yang paling mengenal dirinya?
A;fa adalah lelaki yang melindunginya ketika menghindari tatpan Lev, dan Alfa juga yang kini membuat Rosemary harus bercerita.
Perlahan dan tanpa disadari oleh Rosemary, Alfa memeluk tubuh Rosemary. Dia menyayangi Rosemary sebagai wanita dan dia ingin menjadi lelaki yang bisa melindungi dan mengusir semua kesedian wania yang saat ini berada di dalam pelukannya.
Pelukan Alfa begitu erat sehingga Rosemary merasa nyaman tanpa dia ketahui ada sepasang mata mengawasinya dengan mata dipenuhi kemarahan.
“Ternyata kau memang wanita liar. Aku tidak mengira kepindahanmu kesini agar kau bebas bermain api.”
Suara dingin dan tajam membuat Rosemary melepaskan diri dari pelukan Alfa hanya untuk melihat Lev berdiri dengan mata menyala.
“Selamat. Kau sudah sukses menjadi wanita paling liar yang pernah aku kenal,” suara Lev kembali terdengar.
“Lev…aku senang kau datang menemuiku,” kata Rosemary bergerak mendekat.
“Berhenti!”
“Lev, kau tahu aku sudah lama berpikir bagaimana bisa bertemu denganmu kembali. Ada yang perlu kau ketahui,” kata Rosemary cepat.
“Aku ketahui? Apa? Apakah kau bermaksud mengatakan kalau kau hamil? Sayang, aku tidak akan pernah percaya. Aku memakai pengaman saat memakai tubuhmu, jadi jangan mengucapkan kebohongan tersebut.”
“Kau memang memakai pengaman ketika kau melakukan dengan statusmu sebagai suamiku, tetapi bagaimana dengan yang pertama?” kata Rosemary tajam.
“Kau pikir aku percaya setelah itu kau tidak melakukannya dengan yang lain?” tanya Lev.
Suara tamparan keras terdengar di ruangan yang luasnya tidak seberapa dan Lev langsung mendorong tubuh Rosemary kasar hingga membentur Alfa.
“Kau tidak apa-apa?” tanya Alfa cemas.
“Kau adalah seorang bintang yang sedang bersinar, sebaiknya lindungi sinarmu agar tidak tenggelam dalam kubangan lumpur hitam!”
Setiap kata yang keluar dari mulut Lev begitu menyakitkan bagi Rosemary. Dia tidak mampu berkata-kata lagi.
Melihat Lev berjalan menjauh membuat Rosemary kembali terguncang. Mengapa Lev begitu mudah menuduhnya, apakah memang dia menunggu kesempatan agar dia tidak terikat?