PART. 5 SI JUTEK

903 Kata
Tanpa dikomando Adyt meraih Satria dalam gendongannya, Adys meraih Safira untuk berusaha mendiamkan tangis keduanya. "Tuh akibat dari kelakuan jahil Uncle, anak-anak jadi korban!" omel Emi. Sakti mengambil Satria dari gendongan Adyt, lalu mengambil Safira dari gendongan Adys. "Maafkan Ayah ya, Ayah sama Bunda cuma bercanda, tidak berantem kok. Sekarang salim dulu sama semuanya, lalu kita pulang" Sakti menurunkan Satria, dan Safira dari gendongannya. Kedua anaknya memutari ruang tamu, untuk menyalami semua orang yang ada. Terakhir menyalami Adys. "Nanti Tante main cini lagi ya!" pinta Satria. "Iya" jawab Adys. "Benel ya!" Kata Safira. "He em" jawab Adys mengangguk. Sekar, dan Sakti juga berpamitan pada semuanya. "Main ke rumah Kak Sekar nanti ya, Dys." Sekar menyalami Adys. "Iya Kak, InsyaAllah." "Minta antar Adyt saja kalau mau ke rumah, Dys," goda Sakti. "Ayaaahh, jangan aah nanti Andrea cemburu loh!" Sekar mengingatkan Sakti. "Ooh iya lupa" jawab Sakti sambil melirik tak enak hati ke arah Andrew, karena sudah merasa mencomblangi Adyt dan Adys. Mobil Sakti sekeluarga, sudah ke luar dari halaman rumah Tiara. Adys berpamitan pada semuanya. "Adys pamit dulu," pamitnya. "Sering-sering main ke sini ya," kata Tiara. "Insya Allah Bu," jawab Adys. "Aku antar Adys dulu." Adyt berpamitan. "Antar sampai rumah, jangan diajak mampir, apa lagi mampir di tempat sepi," goda Emilia, membuat wajah Adys memerah. Emira melotot ke arah Emilia, karena tidak enak hati dengan Andrew. Emilia langsung menutup mulutnya, setelah menyadari kalau pacar adiknya adalah keponakan opanya. -- Di dalam mobil hanya ada keheningan, mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing Tiba-tiba Adyt membelokan mobilnya ke area parkir sebuah super market. Adys menatapnya bingung. "Bapak mau belanja?" Tanyanya. "Turunlah!" perintah Adyt dengan nada bicara bossy, tanpa menjawab pertanyaan Adys. "Ikuti saya!" perintahnya lagi, sambil berjalan mendahului. Adys mengikuti jauh di belakang, karena langkah Adyt yang panjang. Ingin sekali Adys menjitak kepala bossnya itu, yang main perintah seenaknya. Adyt berhenti, dilihat Adys jauh di belakangnya. "Jalanmu lambat sekali!" gerutunya kesal, dengan mimik muka yang menurut Adys luar biasa jutek. "Bapak yang jalannya kecepetan!" jawab Adys tak mau disalahkan. Mereka masuk ke dalam, Adyt mengambil troli. "Cepat, kamu tadi mau belanja apa?" Suara Adyt masih terdengar kesal. "Apa?" Tanya Adys bingung. Adyt menarik nafas kesal. "Hhh ... kamu tadi pasti mau belanjakan, bukan sengaja mau ngikutin saya dan anak-anak. Jadi sekarang, cepat ambil barang yang tadi ingin kamu beli!" perintahnya tidak sabar. "Ooh ... tapi saya bisa beli besok." "Cepatlah! Kita sudah ada di sini!" seperti biasa, Adyt tidak suka dibantah. Adys malas berdebat, karena tanpa berdebat saja mereka sudah jadi pusat perhatian, tepatnya bukan mereka, tapi Adyt yang jadi pusat perhatian para wanita. 'Mungkin mereka berpikir, aku asisten rumah tangganya,' batin Adysti, ia meneliti baju mahal yang dipakai Adyt, membandingkan dengan baju nya yang sederhana. Adys, dan Adyt mengelilingi super market, membeli kebutuhan bulanan panti, dari keperluan kamar mandi sampai keperluan dapur. Seumur hidup, baru kali ini Adyt ke supermarket membeli printilan dapur, seperti gula, garam, penyedap rasa, teh, minyak goreng, mie instant, dan entah apa lagi. "Nggak beli beras sekalian?" Tanya Adyt. Adys menggeleng. "Kalian nggak makan nasi ya, cuma makan mie?" Tanya Adyt heran. 'Uuhh ... bisa kepo juga si jutek ini ternyata,' gumam hati Adys. "Tiap bulan berasnya dikirim sama Mas Sakti, dan Kak Sekar," jawab Adys. "Ooh ...." Adyt membulatkan mulutnya ber ooh panjang. Adyt ingin membayar belanjaan Adys, tapi Adys menolak. "Jangan Pak, belanja bulanan kita tiap bulan sudah dapat dari Bu Tiara, dan Bu Emira," cegah Adys, sembari mengangsurkan uang pada kasir. "Ooh ...." lagi-lagi Adyt ber ooh panjang. Kini disadarinya, banyak hal yang tidak ia ketahui tentang keluarganya sendiri. "Mungkin, selama ini, aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri,' gumam hatinya. "Pak, sudah selesai" Adys menyadarkan lamunan Adyt. "Ooh ya." Adyt mengantar Adys ke panti, dari panti ia langsung kembali pulang ke rumah. ------- Sesuai janjinya, Adyt menjemput Rama di rumahnya pagi ini. "Sudah sarapan, Ram?" Tanya Adyt, setelah Rama duduk di sebelahnya, dan Adyt mulai menjalankan mobilnya. "Sudah Boss" jawab Rama singkat. "Eeh ... pelan-pelan Boss" pinta Rama. "Kenapa?" Tanya Adyt heran. "Itu Adys sama siapa? Ooh ... sama Ikbal, mereka pacaran ya? Hhhh patah hati lagi dong aku." Rama menunjuk, ke arah dua orang yang berboncengan sepeda motor. Adyt mengikuti arah telunjuk Rama. "Masih ada Sari, Ram. Masih banyak juga cewek lain di kantor, yang pasti nggak akan menolak, kalau kamu tembak," kata Adyt membesarkan hati Rama. "Kalau yang nembak Boss, pasti nggak ditolak Boss. Tapi kalau aku, fifty-fifty lah," jawab Rama. "Tenang Ram, masih ada call a friend, kalau fifty-fifty sudah nggak bisa," kata Adyt lagi, membuat Rama tergelak. "Hahahaha! Sekarang Boss sudah mulai punya selera humor juga." Rama tertawa nyaring. Adyt hanya mengangkat bahunya. 'Apa aku terlalu kaku selama ini,' batin Adyt dalam hatinya. Adys terpaksa ikut Ikbal, karena sepedanya putus rantainya, dan hatus servis keseluruhan. Jadi sejak kemarin, sepedanya ditinggal di bengkel, untuk diperbaiki. Seperti biasa setiap pagi, Adys, dan Ikbal mengerjakan tugas mereka, di dekat ruangan Adyt. Adyt yang sudah lebih dulu sampai di kantor memperhatikan pergerakan, dan interaksi keduanya dari dalam ruangannya. Jelas terlihat ada rasa di antara keduanya. Ikbal yang sangat perhatian pada Adys, dan Adys yang terlihat malu-malu saat Ikbal menatapnya. Adyt berdiri dari kursinya, ia berjalan ke arah dinding kaca, dalam sekali sentakan, dinding kaca tertutup horden sepenuhnya. 'Aku tidak suka karyawanku pacaran saat jam kerja. Karyawanku, siapa saja, apa lagi di depan mataku, Boss mereka!' gumam hatinya, seakan memberi alasan pada dirinya sendiri atas sikapnya barusan. BERSAMBUNG
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN