Tersentak sesaat, Rohani segera bersembunyi masuk kamar mandi, mengintip takut-takut siapa yang ingin masuk ke dalam rumahnya. Pelan-pelan terlihat suaminya Mursan masuk dengan mengendap-endap, celingak-celinguk ke sana kemari, lalu menutup pintu kembali dengan perlahan, seperti tidak ingin menimbulkan suara. Rohani terus saja memperhatikan gerak-gerik suaminya, yang mulai melangkah berjingkat-jingkat mirip seperti maling yang tidak ingin ketahuan. "Kang Mursan!" Panggil Rohani kencang, dan suara Rohani benar-benar mengagetkan Mursan hingga terperanjat, wajahnya langsung pucat paci. Rohani mendekati dengan wajah marah, kesal dan emosi karena selalu merasa dibohongi, Rohani memang merasakannya jika Mursan sudah banyak sekali berubah, tidak seperti biasanya. "Dari mana lagi, Kang. Kelu