Aku tidak bisa menemui Mas Bima, karena tiba-tiba saja, aku harus menemani ibu Elena untuk makan siang dengan client baru kami. Sialnya, sungguh melelahkan. Apalagi ketika setelah makan aku lagi-lagi di minta oleh ibu Elena untuk menemani nya bertemu dengan putra nya yang dimana kata ibu Elena, putra nya itulah yang akan menggantikan dirinya nanti.
Menyebalkan bukan? Padahal sudah di luar jam kerja tapi aku masih di minta ini itu oleh ibu Elena. Aku sebisa mungkin tidak menunjukan wajah kesalku kepadanya karena biar bagaimanapun juga aku bergantung kepadanya, hidupku, dunia ku, dan pengobatan adik ku.
“Chandra ini kemana sih… kebiasaan banget.” Ucap ibu Elena sembari sesekali melirik jam yang ada di pergelangan tangan kiri nya. Ia celingak-celinguk mencari anak ny
