“Sebenarnya kamu tidak perlu menikahiku.” “Tidak ada yang perlu disesali soal pernikahan kita. Aku bahagia bisa memiliki kamu seutuhnya,” ujar Arsen seraya menatap Bianca lekat. Sedangkan yang ditatap hanya diam dengan air mata yang masih mengalir. Arsen memeluk tubuh istrinya dengan sayang, “Aku benar-benar minta maaf. Tolong maafkan aku, sayang,” bisik Arsen tepat di telinga Bianca. Diam menjadi pilihan terbaik bagi Bianca. Hati dan perasaannya hancur mendengar semuanya. Dia berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju balkon kamar. Hembusan udara terasa menampar wajah Bianca. Pikirannya melayang kepada kejadian enam tahun yang lalu. Pagi itu, matahari bersinar dengan cerah. Langit tampak bahagia menyambut hari baru dengan sedikit awan putih yang menaunginya. Sama dengan kebahag
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari