Ayara tidak pernah memiliki keyakinan pada hati kecilnya. Sekali pun terdengar sebuah bisikan menjelaskan hal di hadapannya. Jelas tergambar, bukan? dari segurat wajah yang dia temui. Ada warna tak biasa terpancar dari sorot matanya. Namun, bukan karena tanpa alasan dia menepis kenyataan. Hanya saja, dia juga sedang dilanda jatuh cinta pada pemuda di sampingnya. Sehingga membutakan diri sejenak dari kemungkinan kakaknya jatuh cinta pada Sally. "Ah, kakak lu ke sini karena–" "Mau menawarkannya pekerjaan." Ravin memotong kalimat Sally. 'Heleh? Apa-apaan dia? Apa dia takut kalau gua bakal bilang sama Ayara kedatangannya buat minta maaf? Cih, manusia munafik! Pengen banget terus dipandang baik, setelah tadi Ibu juga beranggapan cowok baik. Padahal …' Setiap kali Sally mengingat kejadian kem