Mobil mewah baru saja menurunkan seorang perempuan di depan rumahnya. Kali ini, benar-benar rumahnya, bukan seperti tempo hari lalu dia meminta berhenti di depan rumah kosong. Hal ini tentu menarik bibir Ravin tersenyum kecil. "Mau ketawa, ketawa aja gak usah ditahan," ucap Sally sebelum turun dari mobil. Dia pun segera membuka pintu dan mengucap kata terima kasih dengan ketus. Bagaimana tidak? Suasana hatinya memang sedang kesal. Sally tidak pernah menyangka kalau setelah bertemu dengan Ravin, dia kini harus menemui adiknya. Belum juga kaki sampai menapaki teras rumah, sebuah pesan menarik tubuhnya berbalik. Sekarang dia pun ada di depan rumah besar bak istana. Hati kecinya merasa tidak pantas menginjakan kaki di rumah ini. "Hai! Aku mendapat kehormatan untuk datang ke rumah ini." Sall