Dera meletakan map di meja tepat di depan David. David mengambil map itu dan melihat isinya. Rupanya ini punya Ayu untuk masuk universitas.
“Waw, good job.” Puji David ke karyawannya itu. “Jadi dia bagaimana? Tinggal masuk kuliah apa mesti daftar dulu.” Tanya David.
“Daftar dulu. Daftar online aja gak perlu ke sana, setelah selesai baru bisa masuk. Emang Ayu sudah tauu ingin masuk jurusan apa?” Tanya Dera. David menggaruk kepalanya ia juga belum tau anak itu masuk kuliah ambil jurusan apa.
“Gak tau juga nantilah kutanya. Yang penting semua berkasnya ada.” Jawab David.
“Okay, btw kapan balik ke Gerogot. Pekerjaan belum selesai.”
“Setelah urus Ayu masuk kuliah baru kesana.” Jawabnya.
“Terus urus dia.” Kata Dera. Dia yang dimaksud itu adalah istri David yaitu Raya. David memijat pelipisnya itu hampir dia lupa.
“Sepertinya aku kesana dulu deh baru ke kerjaan.”
“Baiklah, habisnya aku di wa terus nih. Kalah- kalah cewekku hubungin aku lah ini istri orang.”
“Ya maaf hehe. Yaudah sana keluar.” Kata David. Dera langsung keluar dari ruang kerjaan David. Saat menutup pintu Ayu datanf dan berhadapan dengan Dera yang berbalik ingin keluar.
“Eh cantik, kenapa?” tanya Dera ia melihat piring di tangan Ayu.
“wah apa ini?” tanya Dera.
“Abang mau? Ada dimeja, Ayu udah sediakan untuk kita dirumah.” Jawab Ayu. Ayu membuat cireng isi daging belly dan juga isi ayam suwir pedas tak lupa dengan sambal cocolannya.
“Wih, makasih ya Ayu. Kamu mau ke dalam? Oh ya , aku sudah urus berkas mu untuk kuliah. Nanti daftar online ya,”
Mendengar kalimat itu Ayu langsung tersenyum senang.
“Bagaimana itu caranya bang.” Tanya Ayu.
“Nanti aku kasitau, masuk gih. Anter dulu itu makanan ditanganmu nanti jatuh.” Kata Dera ia menyingkor mempersilahkan Ayu tak lupa ia membukakan pintu. Act of cervies banget sih Dera ini xixi. Ayu masuk dan David mendongakan kepalanya melihat Ayu.
“Apa itu?” David bangkit dari tempat duduknya dan duduk di sofa kantor.
“Cireng tadi bikin.”
“Ya ampun, enaknya.” Kata David sebelumnya ia gak pernah makan makanan seperti ini. David mengambil makanan itu dan mencobanya, yup rasa kenyal pada kulit cireng dan isinya membuat lidahnya tidak biasa tapi enak.
“Enak gak?” Tanya Ayu. David menunjukan dua jempolnya dan Ayu tertawa.
“Aku gak pernah makan ini sebelumnya jadi agak aneh di mulut tapi rasanya enak kok. Isiannya ada gak aku mau makan pake nasi.” Kata David.
“Ada banyak.” Jawab Ayu.
“Ayo kebawah, kita makan.” Kata David dan Ayu mengangguk. David membawa makanan itu untuk dibawa keluar dan Ayu mengikutinya dari belakang.
***
Ayu duduk di kursi malan melihat David yang makan dengan lahap, mungkin dia lapar. Tak lama Dera datang dengan Ipad di tangannya ia duduk disamping Ayu dan meletakan Ipad itu di depannya, David hanya melihat mereka berdua sambil mengunyah.
“Ini Yu, link untuk masuk website uniba. Kamu nanti daftar dan lain- lain ya. Urusan p********n nanti bilang ke Bang David.” Ujarnya.
“Biayanya berapa?” Tanya David sambil minum air putih lalu matanya melirik Dera.
“Sesuai jurusan yang dia mau.” Kata Dera ke David sambil menunjuk Ayu dengan mimik wajahnya.
“Kamu mau ambil jurusan apa Yu?” Tanya David. Ayu nampak berpikir ia dulu cita- citanya pengen jadi guru di kampungnya.
“Emang jurusannya ada apa aja?”
“Banyak, ada sastra inggris, bahasa Indonesia, hukum, akuntansi, k3, otomotif sama banyak.”
“K3 aja dia, biar bisa masuk perusahaan.” Putus David.
“Kesehatan ketenaga kerjaan?” Tanya Dera lagi dan David mengangguk. “Wih keren itu Yu.” Dera menatap David lalu ke Ayu. Ayu panik ia memggelengkan kepalanya ia tidak yakin masuk jurusan itu karena menurutnya susah.
“Abang itu susah, aduh.” Kata Ayu. Davis tertawa geli.
“Kamu pintar, aku lihat semua rapormu dari SD, SMP sampai SMA. Nilaimu bagus apalagi selalu peringkat 1. Aku yakin pasti bisa, nanti ada Rega ajarin kebetulan dia anak K3 dulu waktu kuliah.” jawab David.
“Boleh gak Ayu pikir dulu, besok nanti Ayu kasitau mau masuk jurusan apa? Soalnya aku mau masuk jurusan bahasa indonesia biar bisa jadi guru.” Kata Ayu di akhir kalimat ia bernada pelan hingga bercicit karena takut didengar David
“Bagus juga cuma kalau ada yang lebih baik kenapa enggak kan? Berfikirlah kalau sudah kasitau ya. Aku gak larang mau ambil jurusan apa asal kuliah yang serius.” Jawab David.
“Oke.” Jawab Ayu. “Ayu ke atas dulu ya, mau ambil hp.” Kata Ayu yang beranjak berdiri, ia ingin baring- baring di kamarnya sambil baca komik atau n****+. Setelah Ayu pergi kini yang tersisa dua peria tampan.
“Pesankan aku tiket pesawat besok jam berapa ya,” lelaki itu nampak selesai makan dan menjeda perkataannya guna berfikir. “Malam aja deh, penerbangan terakhir kapan itu.. itu aja.” Kata David.
“Jam 7 kayaknya.”
“Iya itu aja sudah, jangan lupa ya.”
“Abang mau sama dia kah?” Pelan- pelan Dera berkata takut Ayu mendengar nanti. David celingak celinguk melihat sekitar dan mengangguk pelan.
“Hm aku mau liat dia dulu, masih aman gak.” ujar David.
“Kayanya genting sih soalnya kan dirimu terlambat pulang.” jawab Dera. Tak lama Rega datang ia baru saja pulang dari Grogot membawa mobil sendirian.
“Weh boskuuuu.” Kata Dera ia tertawa geli melihat ekspresi Rega yang kelelahan membawa mobil enam jam. Rega menyipitkan matanya kesal harusnya mereka berangkat berdua tapi manusia yang dianggap Rega siluman itu memilih tinggal alasan ada kerjaan lain di sini.
“Kamu, lelaki siluman ular. Capeknya aku bolak balik heh.” Kesalnya.
“Weh, minum dulu bosku… ngopi- ngopi kah kita di depan? Ayo sudah. Hitman? Apa janjiw ini?” Kata Dera. Dera berdiri menarik Rega tapi lelaki itu enggan untuk berdiri dan memilih untuk minum air putih di gelas bosnya.
“Apa ini?” Tanya Rega tsnpa permisi ia mengambil cireng dan memasukannya ke dalam mulut dengan sekali makan.
“Enaknya cireng beh.” Kata Rega. “Bikin kopi aing ah.” Kata Rega setelah tenaga terkumpul.
“Monyet, beli aja didepan.”
“Beli aja sudah belikan.” Kata Rega ia memelas ke Dera.
“Ayo.”
“Kamu aja Po, aku tunggu disini. Nanti kalau bang David diculik gimana.”
“Anj memang, tunggu sudah di situ.” Kata Dera ia beranjak pergi untuk membeli kopi.
David melihat kelakuan mereka berdua hanya tertawa pelan ia membasuh tangannya diatas piring dengan sisa air minum di gelas tak lupa ia bersendawa ringan. Sepertinya tidur disamping Ayu enak, pikir David. Karena ia menunggu Ayu untuk turun tak kunjung tiba. David beranjak berdiri sambil mengangkat piring kotornya.
“Lah mau kemana bang.”
“Tidurlah, sudah kenyang. Mau apalagi.” Jawab David sambil berjalan ke tempat cucian piring.
“Baru jam berapa ini.” Kata Rega.
“Jam tujuh malam bukan?” Kata David.
“Iya eh, panas juga b****g duduk di jok mobil.” Kata Rega. Biasa jika ke grogot yang bawa mobil David atau Dera sedangkan dia hanya duduk dibelakang dan tidur.