Seorang perempuan cantik! Perempuan itu langsung saja menuju brankar Bintang, setelah melihat kondisi Bintang, dia kemudian berjalan menuju sofa. Duduk di sebelah Sonja yang masih saja bengong.
"Hai... Saya Debby. Tadi saya sudah telpon Randu, katanya suruh langsung ke sini saja, karena ada yang menemani Bintang. Eeeum namamu Sonja kan?" Debby mengulurkan tangan. Mau tak mau Sonja membalas uluran tangan itu.
"Eeh i..iya kak. Saya Sonja."
"Saya boleh ikutan menunggu di sini ya Sonja? Sebentar lagi Randu dan ibu sampai kok. Oh iya, ini saya bawa pisang bolen untuk oleh-oleh buatmu. Semalam Randu menelponku minta agar membelikan pisang bolen untukmu. Nih..." Tawar Debby dengan ramah sambil memberikan satu box pisang bolen yang terkenal dari Bandung.
Sepertinya aku pernah melihat Gadis ini. Debby berusaha mengingat di mana pernah melihat Sonja.
Entah apalagi yang Debby katakan, Sonja tidak tahu. Dia sedang menakar dirinya dibanding Debby. Jauuuh. Debby tidak hanya cantik dan menarik, tapi dia juga ramah dan supel. Dua sifat yang Sonja tidak punya. Tipe perempuan yang akan dengan mudah mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya, dibanding dia, yang tidak terlihat. Sonja sesekali tersenyum, berpura mengerti apa yang Debby katakan. Padahal tidak. Dia hanya berpikir akan sehancur apa hatinya jika melihat Randu bermesraan dengan Debby di depannya.
Jelang jam setengah satu, pintu kamar kembali terbuka. Kali ini seorang perempuan paruh baya yang muncul dan segera saja menciumi kening dan pipi Bintang berkali-kali, hingga membuat Bintang terbangun karena merasa terganggu tidurnya.
"Ibu... sudah datang?" Tanya Bintang sambil tersenyum saat melihat Lies yang menciumi pipinya.
"Iya nak. Kamu gimana? Sudah enakan kan?" Lies sedang sibuk dengan Bintang saat Randu kemudian masuk kamar dan tersenyum bahagia melihat ada Debby di situ.
"Hai sayang... sudah lama? Maaf ya nunggu. Tapi ada Sonja yang temani kan?" Randu langsung saja memeluk sayang Debby dan mencium keningnya tanpa melihat ada seorang gadis yang berusaha meredam kesedihan hatinya, terutama melihat pemandangan mesra yang baru saja terjadi.
Dan semua yang ada di situ baru tersadar bahwa ada seorang gadis di situ, yang diam di sofa. Sonja menatap nanar Randu. Setelah asyik dengan pacar cantik, baru deh teringat pada makhluk yang bernama Sonja ini.
"Eeh iya, ya Allah sampai lupa sama Sonja. Duuh maafkan Tante ya Sonja. Gimana kabarmu nak?" Tanya Lies dengan akrab, kemudian memeluk dan mencium pipi Sonja dengan semangat.
"Baik tante, alhamdulilah." Sonja menjadi kikuk.
"Eeh iya Debby, gimana kabarmu nak? Gimana kabar papa mamamu?" Perhatian Lies segera saja terganti saat Debby menawarkan pisang bolen kepada calon ibu mertuanya itu. Ketiganya kemudian bercakap dengan akrab.
Kembali Sonja tersingkirkan. Dia sadar, tak seharusnya ada di situ. Sonja berjalan perlahan ke arah Bintang, hendak pamit. Dia sudah tidak dibutuhkan di sini. Lies sudah hadir, ada Debby yang akan menemani Randu dan ibunya. Perannya usai sudah.
"Bintang, aku pulang ya. Ibumu sudah datang. Jadi aku bisa istirahat di rumah nih. Dua hari ini aku kurang tidur." Pamit Sonja pelan. Sebenarnya Bintang masih ingin ditemani, tapi alasan Sonja masuk akal. Dia butuh istirahat setelah dua hari ini sibuk menemaninya. Bintang tidak bisa mencegah, hanya berucap terima kasih dan membiarkan Sonja pulang.
Hingga beberapa menit kemudian, Randu yang pertama kali menyadari ketiadaan Sonja.
"Loh Sonja mana?"
"Udah pamit tadi, pas kalian bertiga sedang asyik mengobrol." Jawab Bintang kalem.
"Loh loh... piye toh? Ibu belum sempat bilang terima kasih kok wis mulih (sudah pulang). Ndu, tolong susulin dulu. Siapa tahu masih bisa terkejar." Titah Lies.
Randu bergegas mencari Sonja. Semoga masih bisa ketemu. Dilihatnya di depannya ada sosok tubuh tinggi seorang gadis yang berjalan tergesa sambil menelpon. Randu mempercepat langkahnya. Tapi kemudian dia lihat Sonja yang akan naik ojek online.
"Sonja... tunggu... "
Sayangnya, Sonja sudah memakai helm dan si driver ojek online itu sudah melarikan motornya sesuai tujuan yang tertera di aplikasi.
Untuk kesekian kali, aku tidak terlihat. Aku dianggap tidak ada. Aku, Sonja, gadis antara ada dan tiada.
***
Pernah ngerasain sakit hati melihat orang yang kita suka, malah bermesraan dengan orang lain? Aku tidak pernah, makanya bikin part ini agak susah cari feelnya nih. Tapi moga dapat ya.