Ungkapan kerinduan yang disertai kecupan di pipi membuat bola mata Sehun melebar. Pria itu melirik ke samping, tepatnya kepada Nara yang juga ikut terkejut melihat apa yang dilakukan wanita cantik yang kini tengah memeluk lehernya cukup mesra. Sambil mendesis kesal Sehun katakan, “Kita bicara!” Lantas, tangan kanannya pun menarik paksa wanita itu agar mengikuti langkahnya. Wanita cantik itu mencoba berontak. “Sehun, kau apa-apaan sih?! Sakit ta—“ “Kebiasaanmu itu tidak pernah berubah, ya?!” sembur Sehun saat mereka berdua sudah cukup jauh dari jangkauan Nara. Tangannya menghempaskan tangan wanita tersebut cukup kasar. Tatapan marah tak dapat terelakkan lagi terpancar jelas dari netranya. Berbanding terbalik dengan sikap Sehun yang seolah tegang, wanita cantik itu justru terkikik geli.