Clarissa melangkah menyusuri lorong yang terasa mencekam untuknya. Sudah sejak dua hari yang lalu dia berada di rumah sakit, menunggu Olivia yang tidak juga siuman. Membuat hatinya begitu resah. Namun, sebisa mungkin dia mencoba mengusir semua prasangka buruk yang hinggap. “Aku harap tidak ada hal buruk dengan putriku. Ya Tuhan, hanya dia yang aku miliki. Jagalah dia dan jangan biarkan dia meninggalkanku. Aku bahkan rela menukarkan nyawaku asal dia kembali sehat, Tuhan,” gumam Clarissa dengan penuh harap. Langkahnya berhenti tepat di depan ruang bertuliskan Albert Cullen, dokter yang menangani Olivia selama ini. Tangannya mulai mengetuk pelan pintu di depannya dan mendapat sahutan dari sang pemilik. Dengan cepat, dia mulai membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan tersebut. “Clarissa, ma