“Jadi, apa keputusan lo soal Dana?” tanya Elisha, mengalihkan pembicaraan. Dia sudah muak membicarakan Gala dan segala t***k bengeknya. “Kalau kalian udah baikan gini, berarti kalau enggak Rahma yang maafin Vara, ya mengakui kalau omongan Vara bener.”
Diingatkan kembali membuat Rahma meringis malu. “Gue yang nyamperin Vara. Gue mikir keras selama penerbangan ke Paris. Dan ternyata, omongan Vara emang ada benarnya, meski cara penyampaiannya bikin sakit hati sih.”
Baiklah. Biar Rahma ceritakan apa yang terjadi di Paris waktu itu, setelah dia meninggalkan Dana di rumah sakit.
Udara kota Paris sangat dingin sore itu. Rahma merapatkan mantel dan menaruh kedua tangannya ke dalam saku. Dia lupa membawa sarung tangan, begitu pula syal. Sendirian, Rahma mengunjungi menara Eifel dan duduk di kur
