24. Sang Perebut Perhatian, Gala.

1643 Kata

Elisha mencubit kedua pipi Dianty gemas. Senyum kecilnya terlukis kemudian. “Kalau kabar aku deket sama cowok bikin kamu seneng, iyain aja.” Dia mengedipkan mata jail. “Kamu jadi nggak perlu pusing-pusing nyariin jodoh karena ngerasa bersalah.” Dianty mengerucukan bibir. “Tapi beneran, Kak. Kak Lisha harus nyusul setelah ini. Jangan sampai diduluin sama Ratna.” Ingin rasanya Elisha bilang bahwa pernikahan berada di luar skala prioritas di hidup Elisha untuk saat ini. Dia masih betah hidup melajang, tidak terikat dan jauh dari sakit hati. Namun, Elisha tidak akan bilang pada Dianty karena takut adiknya itu akan sedih. “Tenang. Ratna udah bilang kalau dia nggak mau nikah dulu sebelum aku kok.” Elisha tersenyum tipis. Dia menepuk ringan kedua pundak Dianty kemudian. “Sekarang ku balik ke p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN