“ Sudah pergi sana ! ” usir bu Hana, saat Dinda ingin menjenguk ayahnya yang sedang terbaring lemah di kamar.
“ Ma..aku ingin lihat papa ” pinta Dinda dengan memelas. Namun bu Hana terus mendorong tubuh Dinda agar menjauh dari kamarnya. Tadi pagi Dinda mendapat kabar dari tetangganya kalau ayahnya jatuh dari kamar mandi. Ibu sambungnya maupun Mita sudah memutuskan hubungan dengannya. Nomor Dinda sudah mereka blok. Hanya tetangganya yang peduli akan hubungan Dinda dan ayahnya.
Mita yang keluar dari kamar ibunya menatap Dinda tajam. Ia menepis tangan Dinda yang berusaha meminta persetujuan adik sambungnya agar memperbolehkannya bertemu ayahnya.
Bu Hana menarik tangan Dinda agar keluar dari rumahnya, namun Dinda mencoba menahan kakinya, ia ingin sekali melihat papa yang sedang terbaring di kamar. ia ingin lihat keadaannya, kesibukannya akhir-akhir ini membuatnya lupa mengunjungi ayahnya. serta penyakit yang harus ia atasi.
Tangan Bu Hana terlalu kuat untuk menyeret langkah Dinda untuk keluar rumah. namun suara salam dari luar menghentikan gerakan bu Hana. Dinda mengurut lengannya yang terasa sakit. Bu Hana merapikan diri, ia mengenal suara orang yan memberi salam. ia menatap tajam Dinda.
“ Walaikum salam, masuk jeng Rahmi ” ujar bu Hana seraya membuka pintu. Ibu Rahmi datang bersama Reyhan. bu Hana mempersilahkan tamunya masuk. Reyhan terkesiap ketika melihat Dinda ada di dalam. sejak ibunya mengatakan telah melamar Dinda untuknya, hatinya harap harap cemas menunggu jawaban Dinda. Hatinya selalu berdesir ketika berhadapan Dinda. Dia yang selama ini selalu percaya diri menghadapi banyak wanita.
“ Din, kamu di sini juga ? ” tanya bu Rahmi mendekati Dinda. Dinda membalas senyuman bu Rahmi serta Reyhan, yang tersenyum penuh arti padanya.
“ Gimana papamu ? ” tanya bu Rahmi, ia bertanya pada Dinda bukan pada bu Hana yang sedang menunggu bu Rahmi berkata padanya.
“ Sudah tidak apa-apa jeng, sekarang sedang istirahat ”
Bu Hana mengajak bu Rahmi masuk kedalam kamar, Dinda mengikuti dari belakang bersama Reyhan.
“ Kenapa tidak bilang kalau kamu mau pulang, kan bisa aku antar ” ucap Reyhan setengah berbisik pada Dinda. Dinda ingat tadi ia tergesa-gesa pergi dari kantor karena ada tetangganya yang menghubungi Dinda mengabari kalau ayahnya terjatuh dari kamar mandi dan sempat pingsan.
Rupanya Bu Rahmi tahu pak Santoso sakit dari Reyhan yang juga tahu dari asisten Dinda, saat Reyhan menanyakan keberadaan Dinda. Pegawainya mengatakan Dinda minta izin karena ayahnya mendadak sakit. selama kerja sama berlangsung, Dinda harus bekerja di kantor Reyhan sampai proyek mereka selesai.
Dinda langsung memburu ayahnya yang sedang terbaring lemah, ia menangis di sisi kepala ayahnya. Dinda menggenggam erat tangan ayahnya.
“ Maafkan Dinda pa, Dinda terlalu sibuk hingga lupa jenguk papa ” Dinda terisak sambil mencium tangan ayahnya. Laki-laki tua dengan tubuh ringkih itu membelai kepala anaknya dan berusaha mencium ubun ubun Dinda.
“ Tidak apa apa nak, papa tahu kamu kerja keras untuk adik adikmu ”
Dinda berusaha menyenyumi ayahnya dan bu Rahmi yang mendekatinya.
“ Kalau pak Santoso masih lemah, kita bawa ke rumah sakit saja, saya bisa minta Jo bawakan ambulan "
“ Tidak usah dik Rahmi, sudah tidak apa-apa ” tolak ayah Dinda atas tawaran bu Rahmi. Reyhan ikut duduk di samping pak Santoso tepat di depan Dinda. ia terus mencoba mencari irish yang tengah dialiri air mata itu. hatinya menghangat ketika Dinda menyenyuminya.
Pak Santoso menatap Dinda dan Reyhan bergantian. ia sudah dapat kabar kalau bu Rahmi sahabat ibu Dinda sudah melamar Dinda untuk anak sulungnya. itu memang tujuan awal mereka mengadakan acara buka bersama. ingin memperkenalkan Dinda pada Reyhan. Namun bu Hana mengartikan pertemuan itu untuk menjodohkan Mita, anaknya dengan dokter Jodi adik Reyhan.
“ Cuma satu yang papa inginkan sebelum papa pergi Din, papa ingin sekali melihat kamu menikah. seperti pesan ibumu, ingin papa yang menikahkan kamu nanti ”
Dinda menggigit bibirnya dan menunduk saat Reyhan menatapnya dalam.
“ Aku masih mau bekerja untuk membiayai adik adik pa, tanggung jawabku masih besar pa ”
Pak Santoso melihat ke arah Reyhan, kemudian beralih pada anak gadisnya yang masih tertunduk, ia menegakkan dagu Dinda.
“ Sudah ada yang mau mengambil alih tanggung jawab itu nak "
Reyhan membantu pak Santoso yang berusaha duduk. Dinda menatap nanar ayahnya, ada yang mengganjal hatinya untuk menanggapi itu. Semua akan mengatakan ia terlalu bodoh menolak cinta Reyhan yang punya kehidupan mapan. Punya banyak perusahaan property yang akan membuatnya tak perlu susah susah bekerja. Cinta Reyhan padanya akan membuat laki-laki itu mau menggatikan perannya sebagai tulang pungggung keluarga.
Mita masuk ke dalam kamar dan mencium tangan bu Rahmi dan menanyakan keberadaan dokter Jodi yang membuat Dinda menoleh padanya.
“ Bang Jodi nggak ikut tante ” tanya Mita yang kembali masuk ke dalam kamar ibunya. Ia membawa segelas teh manis untuk ayah sambungnya.
“ Tidak, dia sedang dinas di rumah sakit ”
Dinda terpaksa bergeser karena Mita ingin mendekati pak Santoso tanpa adiknya itu memintanya bergeser. Dinda tahu kemarahan Mita padanya, Mita telah lama menyukai dokter Jodi, menurut cerita Shireen adik Jodi. Mita selalu ingin ketemu dokter muda itu dengan berbagai alasan. Kebetulan saat Bu Rahmi berkunjung ke rumah ini, Jodi menemani ibunya. Ia tak tahu kalau pak Santoso adalah ayah Dinda.
Ia sering melihat pertemuan pertemuan Dinda dengan dokter muda itu tanpa ia tahu bahwa mereka sebenarnya pernah punya hubungan istimewa
bu Hana memang sengaja tak memasang foto-foto Dinda di ruang tamu, hingga orang yang baru mengunjungi rumah itu tak tahu kalau Dinda adalah anggota keluarga di rumah itu.
Pak Santoso meminta waktu untuk bicara berdua saja dengan Dinda. lelaki yang sudah rapuh itu, tak henti mengelus kepala anaknya. sudah lama ia tak bisa melakukan hal itu pada Dinda sejak ia menikah lagi. Hanya ia yang tahu kenapa Hana membenci Dinda. Dulu, ia dijodohkan dengan Hana tapi karena ia sudah punya calon sendiri maka ia tak jadi menikahi Hana. Ia sudah melamar dr Eva sebelum keluarganya menjodohkannya dengan Hana.
pernikahan kedua ini karena desakan keluarga karena telah terlanjur jani pada keluarga Hana saat ia menikahi dr. Eva. Hana rupanya masih dendam pada dr. Eva dan dendam itu diturunka pada Dinda.
Beruntung, Dinda anak yang sabar dan ikhlas, ia tak terlalu banyak menuntut. ia berusaha menyayangi ibu sambungnya itu, meski tak pernah dapat balas. sejak kecil ia mengasuh Mita yang masih berumur 3 tahun. Perkawinan Hana dengan suaminya juga kandas karena suaminya tak suka dengan sifat istrinya yang selalu banyak tuntutan.
“ Din,..terimalah nak Reyhan. dia sudah memintamu pada papa. tinggal sekarang keputusanmu. Papa ingin sekali melihat kau menikah "
Dinda tertunduk, tak ada yang bisa ia jawab. papanya belum tahu penyakit yang ia derita sekarang. bagaimana caranya mengatakan kalau ia mencintai dokter Jodi seperi dokter itu juga mencintainya.
“ Dinda akan pertimbangkan pa, Dinda pulang dulu ”
Dinda membantu ayahnya minum. Tak lupa ia meninggalkan amplop coklat yang biasa ia berikan di awal bulan. Baru seminggu bekerja, Reyhan sudah mentransfer bonus untuknya. Sikap Reyhan yang perhatian hampir membuatnya luluh. mantan bosnya itu tak searogan dulu. mungkin kepergiannya dari pekerjaannya bersama Reyhan telah membuat kesan mendalam, hingga bos arogan itu merubah sikapnya meski terkadang masih suka ketus.
Dinda terkejut ketika melihat Reyhan masih duduk di teras. Ketika ia melihat Dinda, ia berdiri.
“ Din, kamu ikut aku saja. hari ini kita ada meninjau proyek perumahan yang akan kalian pasarkan ”
“ Bu Rahmi mana ? ”
“ Mama ? ”
“ Iya mama ”
“ Gitu dong, panggil mama kan bakal jadi ibu kamu juga ”
Dinda tersenyum menanggapi perkataan Reyhan. Ia mengikuti langkah Reyhan dan kliennya itu berusaha menjejeri langkahnya. Meski tak suka dengan pemandangan itu, setidaknya bu Hana bisa bernafas lega. Karena bukan Jodi yang jadi pasangan Dinda. Anaknya Mita begitu mengharapkan dokter muda itu menjadi istrinya.
Di atas mobil Dinda mendapatkan pesan dari Jodi
[ Kita jadi kan ikut acara alumni PMI ?]
[ Jadi, tapi aku agak telat datang karena aku mau selesaikan tugas kantor dulu ]
[ Biar aku jemput ]
“ Din, nanti ada teman aku yang ngajak acara alumni PMI, kamu ikut kesana ?, pergi bareng aku saja ”
Dinda meletakkan hp di pangkuannya, barusan Jodi menyampaikan kalau ia akan menjemput Dinda. Dinda menarik nafas, bingung bagaimana menyampaikan pada sang kakak kalau ia akan pergi dengan sang adik.
Dinda mengetik pesan pada Jodi.
[ Nggak usah aku akan pergi sama teman kantor, dia juga akan kesana ]
Setelah beberapa menit mobil berjalan, Reyhan menghentikan laju mobil. setelah meminggirkan mobil. Ia terlihat mengatur nafasnya.
“ Din..” panggilnya. Ia menatap irish Dinda dalam, Dinda jadi gugup ditatap seperti itu.
“ Aku minta maaf atas kesalahanku selama ini, aku sungguh sungguh Din menginginkan kamu jadi istriku. Jodi sudah cerita kamu sakit apa, aku terima, aku bahkan ingin membawa kamu berobat ke Jerman, jika itu diperlukan ”
Dinda terharu mendengar kata-kata itu. Reyhan terlihat sungguh sungguh mencintainya. Tapi bagaimana dengan hatinya yang masih mencintai sang adik. bagaimana mengatakan kepada Reyhan kalau ia dan Jodi telah menjalin hubungan sebagai kekasih kembali. Seperti kata Maudy mereka harus melewati kerikil itu. Mereka harus bisa menerima bahwa ada yang terluka atas kebahagiaan mereka.
Tapi ayahnya memintanya untuk menerima lamaran Reyhan. Tuhan berikan aku jalan terbaik untuk ini, ucap Dinda dalam hati.