Undangan Pesta 1

1298 Kata
    Reina membuka matanya dan terkejut saat melihat netra keemasan menyapanya begitu ia membuka mata. Reina terkejut dan hampir saja bangkit dan melukai keningnya yang sudah pasti akan membentur kening Archard yang berada di hadapannya. Untungnya, Archard sudah lebih dulu mengulurkan tangannya dan menahan Reina yang akan bergerak karena terkejut. Archard tersenyum dan berkata, “Hati-hati, kau hampir saja melukai keningmu sendiri.”     Setelah beberapa saat mengedipkan matanya, Reina pun dipebolehkan duduk oleh Archard. Tentu saja, Archard membantu Reina untuk bangkit dan duduk dengan nyaman di hadapannya. Setelah itu, Archard mengulurkan tangannya dan merapikan helaian rambut Reina yang memang agak berantakan. Reina sama sekali tidak keberatan dengan perlakuan Archard tersebut. Ia malah sibuk menatap matahari yang mulai terbenam, dan membuat langit biru kini dihiasi oleh semburat jingga kemerahan yang tampak begitu indah. “Aku merasa baru saja tertidur, tetapi begitu aku membuka mata, ternyata ini sudah sore,” ucap Reina tidak menyangka jika dirinya bisa tidur dengan begitu nyenyak, tanpa terganggu sedikit pun oleh mimpi buruk yang biasanya selalu menyambangi tidurnya.     “Itu karena kau tidur dengan begitu lelap. Jadi, wajar saja kau merasa jika waktu berlalu dengan begitu cepat,” ucap Archard selesai dengan kegiatannya merapikan rambut lembut Reina yang sangat indah dan lembut itu.     “Tapi itu artinya, kau harus duduk berjam-jam lamanya dan menungguiku bangun. Selain merasa sangat bosan, kau pasti merasa sangat pegal karena pahamu kujadikan bantal,” ucap Reina tampak menyesal.     Archard yang melihat hal itu seketika mendapatkan ide untuk menggoda Reina. “Kalau begitu, kau harus bertanggung jawab. Sepertinya, salah satu kakiku kram dan tidak bisa kugunakan dengan baik dalam beberapa saat,” ucap Archard.     Sayangnya, godaan Archard sama sekali tidak berpengaruh pada Reina. Karena tentu saja Reina sudah bisa membaca apa yang tengah dipikirkan oleh Archard. Ia malah balas menggoda Archard dengan berkata, “Kalau begitu, kita harus segera kembali ke toko. Obat yang terakhir kali aku berikan padamu, itu juga bisa menjadi obat kram otot ringan hingga parah. Pasti itu akan membuatmu cepat sembuh, seperti luka pada tanganmu sebelumnya.”     Mendengar hal itu, Archard seketika menggeleng cepat. “Tidak! Aku sudah benar-benar sembuh dan tidak terluka lagi,” ucap Archard takut jika Reina akan kembali memakaikan herbal yang memberikan efek yang sangat menyakitkan jika mengenai kulitnya. Jujur saja, meskipun dirinya adalah seorang kesatria yang sudah berulang kali merasakan bilah pedang yang menggores kulitnya, bahkan sudah tak terhitung lagi berapa banyak anak panah yang menembus kulitnya. Namun, semua rasa sakit itu sama sekali tidak sebanding dengan rasa sakit yang ia rasakan saat obat yang diberikan Reina menembus pori-pori kulitnya.     Reina yang melihat kepanikan Archard hanya bisa tertawa renyah. “Apa kau setidak maunya kembali menggunakan obat itu?” tanya Reina sembari menyeka sudut matanya yang terasa basah karena tawanya.     Archard terpaku melihat tawa Reina yang begitu lepas. Setelah puas tertawa, Reina pun berkata, “Ayo, sebaiknya kita pulang sekarang juga.” Archard yang mendengar hal tersebut mengangguk. Ia bangkit terlebih dahulu dan mengulurkan tangannya untuk membantu Reina untuk bangkit. Tentu saja Reina menerima uluran tangan tersebut dan berdiri atas bantuan sang Duke yang memperlakukannya dengan begitu lembut. Keduanya melangkah menuju kereta kuda yang sudah bersiap untuk membawa pasangan itu kembali ke kediaman mereka masing-masing.     Begitu keduanya duduk di dalam kereta, kereta pun melaju dengan cepat. Saat itulah, Archard berkata, “Aku mendapatkan sebuah undangan pesta dansa di istana untuk lusa.”     Reina mengangkat pandangannya dan bertanya, “Lalu?”     Archard berdeham dan menjawab pertanyaan Reina dengan pertanyaannya lagi, “Apa kau mau menjadi pasanganku untuk menghadiri pesta tersebut?”     Reina menatap netra keemasan Archard yang tampak begitu indah. Namun, Reina sama sekali tidak memberikan jawaban, dan malah berkata, “Aku perlu waktu untuk memikirkan jawabannya.”     Archard tidak mendorong Reina untuk memberikan jawabannya secepat mungkin. Karena itulah, Archard memilih untuk membicarakan hal lain daripada memaksa Reina untuk menjawab hal tersebut. Reina tahu, jika saat ini Archard tengah menahan diri, dan hal tersebut sungguh membuat Reina menahan diri untuk tidak tersenyum. Tingkah Archard hari ini sungguh sangat manis. Archard bisa mengatur dirinya dengan sangat baik, dan memperhatikan perasaannya dengan sangat baik. Mungkin, Archard benar-benar ingin membuatnya menjalankan kesehariannya dengan santai dan bisa melupakan kelelahannya sejenak.     Reina menahan senyumannya. Archard benar-benar berhasil membuatnya merasa sangat nyaman hari ini. Rencana Archard berhasil membuatnya mendapatkan waktu istirahat yang rasanya sangat sulit ia dapatkan akhir-akhir ini. Hal yang paling Reina takjub adalah, Reina bisa mendapatkan waktu tidur yang sangat nyenyak saat ditemani oleh Archard. Reina berpikir jika kemungkinan ini adalah kebetulan baginya. Hanya saja, Reina sendiri tahu jika itu bukan kebetulan biasa. Archard benar-benar membuatnya merasa sangat nyaman hingga melupakan semua masalah yang membuatnya tidak nyaman.         **           Tak membutuhkan waktu lama, kereta kuda yang membawa Reina dan Archard ternyata sudah memasuki kediaman Heloise yang tentu saja mewah untuk standar kediaman keluarga bangsawan. Kereta kuda tersebut berhenti dan Archard turun terlebih dahulu dari kereta kuda tersebut. Tentu saja, Archard segera mengulurkan tangannya pada Reina untuk membantu gadis bangsawan cantik itu untuk turun dengan aman dari kereta kuda. Reina menerima uluran tangan tersebut dan melangkah dengan penuh kehati-hatian. Reina hampir mendengkus, saat menyadari jika Vyra dan Brandon sama sekali tidak terlihat menyambutnya. Apa keduanya berpikir untuk tidak mengganggu waktunya bersama Archard?     “Sepertinya, aku tidak bisa menikmati secangkir teh di kediamanmu,” ucap Archard sembari menggenggam tangan Reina.     Reina menatap Archard dan mengulum senyum. Ia sama sekali tidak menarik tangannya yang berada dalam genggaman Archard. Tentu saja hal tersebut membuat Archard merasa senang dan menggenggam tangan Reina menggunakan kedua tangannya dengan erat. “Benar, aku tidak bisa mengundangmu ke dalam. Seperti yang kau ketahui, aku adalah anak yatim piatu yang belum mendapatkan gelar kebangsawanan yang ditinggalkan oleh kedua orang tuaku. Karena itulah, aku tidak bisa mengundang seorang pria dewasa ke kediamanku,” ucap Reina menjelaskan dan tentu saja bisa dimengerti dengan mudah oleh Archard.     “Aku mengerti. Masuklah, dan istirahat dengan bai. Jika kau kembali bermimpi buruk, jangan sungkan untuk memintaku membuatku kembali nyaman seperti tadi siang. Aku akan membuatmu tidur siang dengan nyaman,” ucap Archard lalu mencium punggung tangan Reina dengan lembut.     “Kalau begitu, aku undur diri.”     Archard melepaskan tangan Reina dan beranjak berbalik untuk pergi. Namun, Reina berkata, “Pesta itu. Aku akan pergi bersamamu.”     Mendengar apa yang dikatakan oleh Reina, Archard seketika berbalik. Namun, begitu berbalik Archard tidak melihat Reina di tempatnya. Reina ternyata sudah berbalik dan beranjak untuk masuk ke dalam kediamannya. Archard tidak mendekat pada Reina, tetapi Archard bertanya, “Apa yang aku dengar benar? Kita akan pergi bersama ke pesta itu?”     Reina yang mendengar hal tersebut tersenyum tipis. Ia menghentikan langkah kakinya, tetapi tidak berbalik untuk menatap wajah Archard. Ia hanya memberikan jawaban, “Aku rasa seperti itu.”     Setelah memberikan jawaban seperti itu, Reina melenggang masuk dan menutup pintunya. Ternyata, Vyra dan Brandon menyambut Reina dengan senyum penuh arti. Namun, Reina menatap keduanya dengan tajam sembari berkata, “Sepertinya kalian sangat senang dengan apa yang telah kalian lakukan.”     Vyra dan Brandon seketika merasa terkejut dengan apa yang mereka dengar. Sepertinya, sang nona sudah mengetahui jika keduanya menjadi informan bagi Archard mengenai segala hal yang berkaitan dengan Reina. Vyra dan Brandon segera mengalihkan pandangan mereka dan berniat untuk mencari alasan untuk menghindar dari Reina. Sayangnya, Reina sama sekali tidak akan membiarkan Vyra dan Brandon pergi begitu saja. “Jika kalian melarikan diri, maka hukuman yang akan kuberikan pada kalian akan berubah dua kali lipat. Apa kalian ingin seperti itu?” tanya Reina membuat Vyra dan Brandon menghentikan niat mereka.     Melihat apa yang sudah diputuskan oleh Vyra dan Brandon, seketika Reina tersenyum tipis. “Keputusan yang bagus,” puji Reina lalu beranjak mendekati kedua bawahannya yang sudah mulai berkeringat dingin.     “Sepertinya, kalian sudah lupa dengan rasa teh herbal yang bisa membuat kekebalan tubuh kalian meningkat. Sebaiknya, aku harus membuat teh herbal itu untuk kalian minum pagi nanti,” ucap Reina membuat Vyra dan Brandon pucat pasi.     “Ti, Tidak Nona. Saya sangat sehat dan tidak membutuhkan teh herbal itu!” seru Vyra.     “Sa, Saya pun Nona. Saya sehat dan bugar. Saya benar-benar tidak membutuhkannya!” seru Brandon.     Reina sama sekali tidak mendengar ucapan tersebut dan tetap beranjak menuju kamarnya. Reina tetap akan membuat teh herbal untuk keduanya. Teh yang rasanya cukup mengerikan, hingga lebih dari cukup membuatnya merasa sangat tersiksa hingga hal tersebut bisa dikategorikan sebagai hukuman.  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN