Berburu

3099 Kata
    “Tuan, ada surat yang datang dari kediaman Baron Heloise,” ucap Nero sembari memasuki ruang kerja Archard yang berada di kediaman Duke Baxter.     Archard yang semula tengah sibuk dengan pekerjaannya, segera mengangkat pandangannya dan menatap Nero dengan tatapan yang memerintahkannya untuk segera memberikan surat yang datang untuknya itu. Nero menahan diri untuk tidak tersenyum saat melihat tingkah tuannya yang berubah seperti seekor anak anjing yang tengah senang mendapatkan hadiah yang diberikan oleh majikannya. Menurut Nero benar-benar tengah berubah seperti sosoknya yang lain. Ah, bukan berubah menjadi sosok yang lain. Namun, sisi Archard yang sebelumnya pernah tertidur dan menghilang sejak lama, kini sudah kembali datang karena efek kehadiran Reina ke dalam kehidupan Archard.     “Ini, Tuan,” ucap Nero sembari menyodorkan nampan berisi sebuah amplop yang memiliki segel keluarga Baron Heloise.     Archard menyambar amplop surat tersebut dan membuka segel tersebut. Tentu saja, Archard tidak membuang waktu lama dengan segera membuka amplop dan mengeluarkan surat yang berada di dalamnya. Sebelum membaca surat tersebut, Archard menatap tajam pada Nero dan berkata, “Mundur lima langkah.”     Nero sama sekali tidak mengatakan penolakan apa pun dan segera mundur sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Archard. Meskipun begitu, Nero masih mengamati ekspresi yang saat ini tengah terpasang di wajah rupawan tuannya yang terlihat tampak antusias membaca kata per kata yang tertulis di atas surat yang ditulis secara pribadi oleh Archard. Apa yang diperkirakan oleh Nero memang benar. Saat ini, Archard tengah fokus membaca surat yang ditulis dengan begitu rapi oleh Reina. Selama ini, Archard memang berusaha mengenal semua hal yang berkaitan dengan Reina. Termasuk dengan gaya tulisan tangan Reina yang menurutnya adalah tulisan tangan paling cantik yang pernah ia lihat.         Archard, lagi-lagi kau bertingkah konyol dengan memberikan hadiah bunga-bunga yang kau beli di toko bungaku sendiri. Jika kau memang berniat untuk menghabiskan uangmu untukku, sebaiknya kau menggunakannya untuk berinvestasi pada salah satu bisnis yang aku miliki. Mungkin, aku jelas akan lebih bahagia dengan uang yang akan kau habiskan itu. Apa kau mengerti dengan apa yang aku maksud?         Archard benar-benar ingin tertawa setelah membaca surat yang diberikan oleh Reina. Sejak awal, Archard memang tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh Reina. Bahkan, dalam hal percintaan pun, Reina sama sekali bisa mudah terbaca jalan pikirannya. Sungguh, Reina memilih langkah yang tidak pernah terbayangkan oleh Archard. Bukannya merasa tersanjung dengan semua bunga dan hadiah yang Archard berikan padanya, saat ini Reina malah meminta Archard berhenti untuk mengirimkan hadiah seperti dan meminta hadiah pengganti yang rasanya sangat eksentrik. Memangnya ada perempuan di kekaisaran ini yang meminta hadiah berupa investasi pada bisnis miliknya. Archard pada akhirnya tidak bisa menahan diri untuk tertawa renyah, dan hal itu membuat Nero tidak bisa menahan diri untuk merasa penasaran dengan isi surat yang Archard baca saat ini.     Archard pun kembali melanjutkan untuk membaca surat tersebut. Namun, rona bersinar penuh kebahagiaan yang menghiasi wajah Archard tiba-tiba berubah menjadi pucat pasi. Hal itu tentu saja membuat Nero kembali merasa penasaran. Apa yang sebenarnya tuan baca hingga berekspresi seperti itu. Nero pun berusaha untuk sedikit mengintip, tetapi jarak antara dirinya dan sang tuan terlalu jauh hingga tidak memungkinkan untuk melihat apa pun. Nero benar-benar penasaran, tetapi dirinya tidak memiliki cara apa pun untuk membujuk tuannya agar sedikit memberikan bocoran atau melihat pesan yang dikirim oleh sang nona muda yang cantik itu.           Aku kembali berpesan, agar kau tidak kembali mengirim bunga atau hadiah sebagai permintaan maafmu lagi. Karena selanjutnya, aku tidak akan menerima hadiah yang berkaitan dengan kejadian sebelumnya. Suratku ini hanya berisi hal itu. Ah, tidak. Aku hampir lupa satu hal yang penting lagi.     Aku penasaran karena sesuatu. Biarkan aku bertanya. Karena tingkah manis dan kelembutanmu ini terlihat sangat alami, apakah kau memang sangat berpengalaman dalam hal percintaan seperti ini? Apakah mungkin, perlakuan yang saat ini tengah aku dapatkan, pernah diterima oleh perempuan yang lain, Archard? Apakah kau pernah memberikan perlakuan manis seperti ini pada perempuan lain? Jika benar, maka aku tidak perlu mendapatkan perlakuan manis seperti ini lagi.     Aku sudah selesai dengan suratku. Terima kasih karena kau sudah meluangkan waktu untuk membaca suratku ini. Semoga harimu menyenangkan.           Jujur saja, Archard merasa senang saat Reina sama sekali tidak membentengi dirinya lagi dan tidak lagi bersikap formal padanya. Bahkan, kini Reina sudah memanggilnya tanpa embel-embel tuan di depan namanya. Namun, Archard tidak senang saat Reina berpikir jika dirinya pernah bersikap manis seperti ini pada perempuan lain. Sungguh, apakah Reina tidak tahu jika Reina adalah perempuan pertama yang mendapatkan perlakuan manis seperti ini darinya? Sebelumnya, Archard sama sekali tidak pernah dekat dengan peempuan mana pun. Selama ini, Archard memang dinobatkan sebagai pria memesona yang menjadi primadona di kalangan para wanita. Namun, sosoknya yang dingin membuat para wanita bangsawan di kekaisaran ini tidak memiliki keberanian untuk mendekati Archard.     Para wanita bangsawan itu, hanya memiliki kesempatan untuk mengagumi Archard dalam diam dan mengamatinya dari jauh. Tentu saja, karena hal itu Archard tidak pernah memiliki seorang wanita yang dekat dengannya. Archard sendiri selama ini memang tidak memiliki ketertarikan untuk mengenal seorang wanita lebih dalam, sebelum dirinya melihat Reina yang memang sudah membuatnya tertarik sejak pertama kali melihatnya. Reina adalah wanita pertama yang membuatnya mengerti dengan perasaan kasih antara laki-laki dan perempuan. Reina juga wanita kedua yang membuatnya tergerak untuk melindunginya. Lalu, Reina adalah perempuan pertama yang membuatnya merasakan desakan untuk mengenalnya lebih jauh, dan membuatnya ingin memilikinya dalam pelukannya.     Archard menghela napas panjang dan meletakkan suratnya di atas meja dan mengernyitkan keningnya dalam-dalam. Ia menatap Nero dan berkata, “Sekarang, apa yang harus aku lakukan?”     Nero mengernyitkan keningnya lalu mendekat pada sang tuan. “Saya tidak bisa menjawabnya, karena itulah, Tuan harus menjelaskan situasi dan kondisinya,” ucap Nero.     Archard terdiam beberapa saat sebelum menjawab, “Saat ini, Reina memintaku untuk berhenti mengirimkan hadiah untuknya, jika itu adalah bentuk permintaan maaf padanya.”     Nero mengangguk, tetapi dirinya belum mengatakan apa pun, karena ia tahu jika Archard masih akan melanjutkan perkataanya. “Sebagai gantinya, ia memintaku untuk menghabiskan uang untuknya dengan cara berinvestasi pada salah satu bisnis yang ia miliki,” lanjut Archard membuat Nero tidak bisa menahan diri untuk tersenyum. Nona muda itu memang sangat manis dan memiliki jalan pikiran yang tidak tertebak.     “Lalu?” tanya Nero meminta Archard untuk melanjutkan perkataannya.     Archard tampak diam cukup lama, seolah-olah dia ragu untuk memberikan jawaban atas pertanyaan Nero. Rasanya, Nero sangat tidak sabar dengan apa yang akan dikatakan oleh Archard. Sebenarnya, saat ini Nero bisa menebak, jika kelanjutan dari apa yang akan dikatakan oleh Archard ini adalah hal yang cukup mengejutkan tetapi bukanlah kabar baik karena suasana hati Archard tiba-tiba memburuk seperti ini. “Reina kembali salah paham,” ucap Archard.     “Apa yang membuat Nona Reina salah paham seperti itu, Tuan?” tanya Nero.     “Dia berpikir, jika sikap manis dan penuh perhatian yang aku berikan padanya, juga pernah ia berikan pada perempuan lain,” jawab Archard membuat Nero hampir menyemburkan tawanya saat itu juga.     Nero benar-benar tidak habis pikir dengan nona yang satu itu. Pertama, ia tidak mengenali siapa Archard dan percaya begitu saja ketika Archard mengenalkan dirinya sebagai Archie dan mengaku sebagai bangsawan biasa. Lalu, sekarang Reina berpikir jika Archard pernah bersikap lembut dan penuh perhatian pada perempuan lain. Apakah Reina gila? Archad itu terkenal sebagai pria berhati dingin yang bahkan akan membekukan wanita mana pun yang berniat untuk mendekatinya. Jadi, sangat mustahil jika Archard penah memberikan perlakuan seperti itu pada perempuan selain Reina. Nero adalah saksi hidup, jika Archard memang hanya memberikan semua hatinya pada Reina. Nona itu adalah perempuan pertama yang bisa menggerakkan hati Archard dan meruntuhkan tembok es yang selama ini melindungi hatinya.     “Ah, jadi seperti itu,” ucap Nero sembari mengangguk, mengerti dengan situasi yang saat ini tengah terjadi.     “Jadi, bagaimana caranya aku membuatnya yakin, jika aku hanya memberikan hati dan perhatianku padanya seorang?” tanya Archard meminta saran darinya.     Nero mengulum senyum. Padahal, tuannya ini adalah seseorang yang memiliki otak yang sangat cerdas. Bahkan, Archard terkenal sebagai ahli strategi yang selalu memimpin pasukan untuk memenangkan peperangan sesulit apa pun. Karena itulah, kejadian saat ini begitu langka dan lucu bagi Nero. Sungguh, Nero ingin tertawa tetapi merasa sangat simpati padanya. Nero berdeham dan menahan diri untuk menyunggingkan senyumnya. “Caranya hanya satu, Tuan.”     Archard yang mendengar hal itu segera mengangkat pandangannya dan menatap Nero dengan penuh harapan. “Jadi, apa caranya?”     Nero benar-benar hampir tertawa karena mendengar pertanyaan penuh antusias yang dilemparkan oleh Archard. “Caranya adalah, Tuan hanya perlu tetap berada di samping Nona, dan membuktikan jika semua hati Tuan hanya dimiliki oleh Nona. Dan sepertinya, Tuan harus bergegas,” ucap Nero.     “Bergegas? Untuk apa?” tanya Archard tidak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Nero.     “Tentu saja Tuan harus bergegas untuk menjadikan Nona sebagai Nyonya di kediaman ini. Saya yakin, Tuan mendekati Nona Reina tentu saja dengan niatan untuk menjadikannya sebagai pendamping hidup Tuan, bukan? Karena itulah, Tuan harus bergegas. Seorang perempuan tidak terlalu suka dengan pria yang bertele-tele, Tuan. Sepertinya, ini sudah waktunya Tuan menunjukkan kesungguhan Anda,” ucap Nero memberikan saran.     “Benarkah?” tanya Archard yang dijawab oleh anggukan oleh Nero. Se    telah melihat hal itu, Archard pun mempertimbangkan apa yang akan ia lakukan olehnya selanjutnya. Saat ini, Archard tentu saja perlu mengambil langkah yang paling tepat untuk ia ambil. Ia tidak boleh sampai melakukan kesalahan lagi, dan membuat Reina benar-benar kehilangan kepercayaan yang dimiliki oleh Reina. Sesaat kemudian, Archard mengangguk dan berkata, “Baik, aku sudah memutuskan apa yang akan aku lakukan.”         **           “Nona, semuanya sudah siap,” ucap Vyra sembari memberikan sebuah tas selempang pada Reina yang tampak siap dengan pakaian yang tidak terlihat seperti seorang nona bangsawan. Reina mengenakan pakaian yang akan memudahkannya untuk berkuda.     Reina menerimanya dan menyimpan tas tersebut pada tas pelana. Setelah itu, Brandon membantu Reina untuk naik ke atas kuda miliknya. Kali ini adalah jadwal Reina untuk memasuki hutan dan berburu mencari tanaman herbal liar. Reina menatap Vyra dan Bradon yang kini menatapnya dalam diam. Lalu tak lama, seorang pelayan datang untuk membawa sebuah busur dan puluhan anak panah yang memenuhi sebuah wadah. Reina menerima semua itu dan membawanya di punggungnya. “Aku akan berangkat, jangan lupa untuk memeriksa toko dan jika Tuan Duke Archard datang ke toko, jangan pernah menyebutkan ke mana aku pergi. Jika kalian sampai membocorkannya, aku tidak memiliki pilihan lain untuk memberikan sebuah hukuman pada kalian. Apa kalian mengerti?” tanya Reina.     Vyra dan Brandon mengangguk dengan patuh. “Kami, mengerti Nona,” jawab keduanya kompak. Setelah mendapatkan jawaban tersebut, Reina segera memacu kudanya untuk ke luar dari area kediaman Baron Heloise yang mewah dan aman.     Reina tidak menggunakan jalan utama, tetapi menggunakan jalan tikus yang ia ketahui dari Brandon untuk menuju hutan yang berada di salah satu sisi area ibu kota. Hutan tersebut cukup kaya akan tanaman herbal liar yang memiliki harga tinggi dan memiliki khasiat yang sangat ampuh untuk menyembuhkan beberapa penyakit kronis yang sering diderita oleh para bangsawan berduit. Tak membutuhkan waktu lama, kini Reina sudah tiba di area hutan di mana dirinya akan berburu tanaman herbal. Ya, Reina memang datang untuk mencari tanaman herbal, tetapi dirinya juga harus membawa peralatan berupa anak panah dan busur untuk melindungi dirinya dari hewan buas yang kemungkinan tiba-tiba menyerangnya.     Karena menggunakan pedang—yang tak lain adalah senjata utama yang dipelajari oleh Reina—sangatlah tidak fleksibel saat harus mengendalikan kuda. Jadilah, Reina menjatuhkan pilihannya untuk menggunakan busur panah dan anak panah untuk melindungi dirinya selama mencari tanaman herbal yang ia inginkan. Jangan merasa heran kenapa Reina melakukan hal semacam ini. Karena ini memang sudah jadwal Reina untuk mencari tanaman herbal selama sebulan sekali sebagai pengisian stok herbal di tokonya. Reina lebih senang mencarinya sendiri, karena ia memang memiliki kemampuan untuk memilah herbal mana yang cocok untuk dipetik dan sesuai dengan kebutuhannya.     Tentu saja, Reina hanya akan memetik tanaman sesuai dengan kebutuhannya. Ia akan menyisakan beberapa tanaman herbal yang akan ia biarkan untuk tumbuh hingga waktu panen tiba. Reina sengaja melakukan hal tersebut, agar populasi tanaman herbal tetap terjaga, dan rakyat biasa yang memerlukannya serta mencarinya sendiri, bisa tetap mendapatkan stok tanaman obat yang bisa mereka gunakan. Tak membutuhkan waktu lama, Reina yang memang sudah menghafal setiap sudut hutan dan letak setiap tanaman herbal yang tumbuh, sudah bisa mengumpulkan tanaman-tanaman yang ia butuhkan serta memenuhi kantong pelananya dengan sebuah herbal.     Reina lalu segera beranjak untuk mencari tanaman obat herbal terakhir yang ia butuhkan. Namun, di saat pergerakannya itu, Reina mendengar sesuatu yang berderap dan mendekat padanya. Entah kenapa, insting Reina memerintahkannya untuk bersembunyi. Dengan masih menunggangi kuda putihnya yang cantik, Reina bersembunyi di balik semak-semak tinggi dan pohon yang memang sangat menyembunyikan keberadaannya. Namun, Reina masih bisa mengedarkan pandangannya untuk melihat apa yang terjadi di sekitarnya. Dengan netranya yang tajam, Reina bisa melihat jika saat ini pada pasukan yang datang memasuki hutan. Hanya melihat sekilas saja, Reina tahu jika itu adalah pasukan kekaisaran.     Hal itu terbukti dengan bendera-bendera lambang kaisar dan pasukan kekaisaran yang memakai pakaian berburu. Reina mengernyitkan keningnya saat melihat seorang pria yang menunggangi kuda dengan gagahnya. Meskipun selama ini Reina belum pernah melihat seorang kaisar secara langsung, tetapi Reina sering kali mendengar deskripsi sosoknya dan melihat lukisannya yang tersebar. Reina tahu, jika pria gagak yang duduk di kuda hitam itu adalah seorang Kaisar Helio Orlan Ferrour. Awalnya, netra hijau Reina masih berkilau cantik seperti biasanya. Namun, lama-lama netra hijau itu menggelap seakan-akan ada sebuah kegelapan yang merasuki jiwa Reina yang semulai bersinar.     Reina masih diam dan mengamati gerak-gerik kaisar, yang ternyata datang untuk berburu. Reina memang tidak bisa mendengar apa yang dikatakan oleh kaisar dan sosok penasihat kekaisaran yang juga ikut dalam perburuan tersebut. Tak lama, Reina melihat kaisar yang mulai membidik sesuatu dengan anak panahnya. Reina melihat arah bidikan, dan ternyata kaisar akan membidik seekor rusa yang berukuran besar. Reina terdiam beberapa saat, seperti tengah memikirkan sesuatu yang serius. Lalu sedetik kemudian, Reina mengambil busurnya dan mengarahkan anak panahnya untuk membidik Kaisar.     Ya, Reina mengarahkan anak panahnya pada kaisar yang masih fokus untuk membidik rusa tersebut. Reina tampak benar-benar membenci sosok kaisar yang baru saja pertama kali ia lihat. Saat Helio melepaskan anak panahnya, saat itulah Reina juga melepaskan anak panahnya yang ternyata ia arahkan pada anak panah yang akan membidik rusa. Benar, Reina mengubah arah anak panahnya, tepat saat dirinya akan melepaskan anak panahnya yang akan membelah udara. Tentu saha, anak panah Reina tepat membidik anak panah yang akan membidik rusa. Hal tersebut membuat rusa itu selamat dan melarikan diri saat itu juga.     Apa yang terjadi membuat para prajurit segera bersiaga karena menyadari ada eksistensi lain di hutan tersebut. Penasihat kekaisaran lalu segera memberikan perintah, “Sisir hutan ini, dan temukan siapa yang barusan akan membahayakan Kaisar!”     Mendengar perintah yang diteriakan oleh penasihat kekaisaran, Reina tidak bisa menahan diri untuk terseyum sinis. Ia menormalkan ekspresinya sebelum ke luar dari semak-semak dan membuat semua perhatian tertuju padanya. Para prajurit segera mengarahkan senjata mereka pada sang noa cantik yang berada di hadapan mereka. Semua orang dalam serempak terpaku dengan keindahan yang tersaji tepat di depan mata mereka. Meskipun mengenakan pakaian berkuda yang sama sekali tidak terlihat anggun, tetapi Reina terlihat sangat cantik dengan pesona yang sungguh luar biasa.     Dengan rambut yang bergelombang dan diikat tinggi, lalu dipadukan dengan netar hijau yang berkilauan, sosok di hadapan mereka serupa peri yang tengah bermain dengan kuda bertanduk satu yang menjadi legenda di dalam dongeng anak-anak kecil. Namun, semua rasa ketersima tersebut segera buyar saat mendengar seruan sang penasehat kekaisaran. “Sungguh tidak sopan! Apa kau tidak mengenali siapa yang ada di hadapanmu?! Kenapa kau tidak memberikan hormat pada Yang Mulia Kaisar?”     Reina tersentak, berpura-pura terkejut dengan bentakan yang diberikan oleh Franz. Namun, Reina segera mengendalikan ekspresinya dengan sangat baik sebelum mengendalikan kudanya untuk menekuk salah satu kaki kudanya, seakan-akan memberikan hormat. Itu adalah pengendalian kuda yang sangat epik dan baik. “Salam bagi Yang Mulia Kaisar. Mohon maaf atas kelancangan saya barusan. Saya tidak tau, jika aksi saya yang menyelamatkan seekor rusa malah membuat kegiatan berburu Anda menjadi terganggu,” ucap Reina sebelum kembali mengendalikan kudanya untuk berdiri dengan tegap.     Semua orang benar-benar terpukau dengan kemampuan Reina. Pertama, mereka semua tidak percaya dengan kemampuan Reina mengendalikan kudanya. Lalu, kini semua orang terpukau dengan pengakuan Reina yang mengatakan jika dirinyalah yang sudah membuat panah Kaisar patah dan tidak jadi membidik rusa yang menjadi targetnya. Mungkin, ada sebagian dari mereka yang menyangsikan kemampuan, Reina. Namun, saat mereka melihat anak panah Reina yang memang terlihat dibuat secara khusus, itu persis sama dengan anak panah yang tadi membidik anak panah milik kaisar. Jadi, pada akhirnya ucapan Reina mendapatkan pengakuan dari semua orang.     Franz tampak tidak senang dengan Reina dan akan memerintahkan pada prajurit untuk menangkapnya dan memeberikannya hukuman. Namun, kaisar sudah lebih dulu turun tangan. “Tidak perlu meminta maaf. Aku benar-benar terkejut dengan kemampuanmu yang ternyata bisa menghentikan anak panahku yang melaju dengan sangat cepat di udara. Pasti kau sudah berlatih cukup lama menggunakan panah dan melatih kemampuan berkudamu yang sungguh sangat mengagumkan. Kau bisa mengendalikan kudamu dengan sangat baik,” puji Helio dengan tulus.     Reina yang mendengar hal tersebut mengulum senyum lembut yang lagi-lagi membuat semua orang terpukau dengan keindahan yang tersaji di hadapan mereka. Reina pun berkata, “Terima kasih atas pujian Anda, Yang Mulia. Saya senang mendengar pujian tersebut. Namun, pujian Anda benar-benar terasa berlebihan bagi saya yang biasa ini.”     “Anda terlalu rendah hati, Nona. Apakah Nona bisa bertindak rendah hati dan menemani saya untuk berburu,” ucap Helio membuat semua bawahannya terkejut. Terutama Franz yang berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikan rasa terkejutnya karena tuan yang ia layani mengundang orang lain untuk berburu bersamanya. Padahal, semua orang yang selalu menemaninya untuk berburu, tahu jika Helio tidak senang jika seseorang mengganggu waktunya saat berburu. Terlebih, jika orang itu adalah seorang perempuan bangsawan.     Namun, semua orang tampaknya mengerti, jika hal ini terjadi karena daya tarik Reina yang memang sangat memesona. Meskipun Reina tidak mengenakan gaun mewah, atau perhiasan yang menyilaukan, semua orang masih melihat kharisma dan pesona seorang gadis bangsawan yang anggun pada sosoknya yang tengah duduk dengan tegap pada kuda putih yang gagah. Rasanya, sangat wajar bagi Helio untuk tidak melepaskan sosok memesona ini dan ingin mengenalnya dengan lebih jauh. Sekarang, tersisa apa yang akan dilakukan oleh Reina selanjutnya. Apakah dia akan menerima undangan yang diberikan oleh Helio untuk berburu, atau menolaknya, wakaupun opsi tersebut terasa sangat mustahil. Bagaimana mungkin ada wanita yang menolak undangan kaisar yang menawan ini.     Reina yang mendapatkan undangan tersebut tersenyum tipis. Ia lalu berkata, “Saya benar-benar merasa terhormat mendapatkan undangan dari Anda, Yang Mulia. Sayangnya, saya tidak bisa menerima undangan tersebut. Saya sudah memiliki jadwal yang tidak bisa saya lewatkan. Jadi, pada akhirnya dengan berat hati saya harus menolak undangan Anda ini. Saya harap, Yang Mulia Kaisar sama sekali tidak merasa tersinggung dengan penolakan saya ini.”     Meskipun Helio merasa sangat terkejut dengan penolakan Reina tersebut, Helio memasang senyum dan berkata, “Kalau begitu pergilah. Tapi aku harap, dipertemuan selanjutnya, kau tidak akan menolak undangan yang aku berikan.”     “Terima kasih, Yang Mulia. Kalau begitu, saya undur diri.” Reina memberi hormat dan berbalik dengan gerakan kudanya yang begitu anggun dan pergi tanpa menoleh sedikit pun. Setelah Reina benar-benar tidak terlihat, Helio kembali tersenyum seakan-akan dirinya sudah menemukan sesuatu yang sangat menarik.     “Ah, aku terlalu terpesona higga lupa menanyakan namanya. Tapi, sepertinya ia juga tidak mau memberitahukan namanya padaku. Sungguh menarik. Benar bukan, Franz?” tanya Helio meminta pendapat penasihat kekaisaran yang ternyata tengah memperhatikan ekspresi Helio dengan seksama.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN