Only Eighteen Years Old

1927 Kata

Jaya menghela napas kasar, mengamati tingkah laku cewek di depannya yang sedari tadi berdiri tidak tenang sembari sesekali melirik hapenya di tangan. Setelah itu kembali duduk dengan menggerutu sendiri. Keduanya kini berada di bahu jalan, motor Jaya terparkir di sana. Dengan Annisa yang duduk di kursi panjang bersama Jaya di dekat gerobak penjual batagor. Sebenarnya Jaya sudah ingin pulang. Tapi, hati nuraninya masih ada untuk tidak meninggalkan cewek itu di sana. Bukan karena Jaya peduli dan sebagainya. Hanya saja ia tidak mau disalahkan kalau sampai ada yang terjadi pada cewek berkerudung di sebelahnya. Karena yang terakhir kali bertemu dengan cewek itu adalah Jaya. "Gak bisa begini," gumam Annisa dengan menggigit bibir bawahnya pelan. Jaya tidak menanggapi, membiarkan saja. Lagipul

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN