Sania Clarissa, duduk termenung di bangkunya dengan menopang dagu. Bibir tipisnya sedari tadi berulang kali menghela napas gusar. Ia masih kepikiran soal cowok yang semalam yang mendadak menghadangnya dan memanggip nama 'Sania' dengan suara bergetar. Seperti menahan tangis. Bahkan, lengannya pun sampai disentuh pelan oleh sosok asing itu. Karena terlalu kaget, Sania sampai mengira cowok itu adalah sang mantan. Tapi, ia baru sadar kalau selama ini gak pernah pacaran. "Ck, dia kenapa ya?" Gumamnya masih penasaran membuat dua temannya yang sedang menyalin tugas di depan mejanya jadi menolehkan kepala. "Dia suka kali sama lo, makanya kayak gitu." Sania menggeleng pelan tidak setuju. "Enggak, ekspresi cowok tadi malam terlalu sederhana kalau diartikan sebagai perasaan suka." Kata Sania yak