"Diantar pulang sama Mahesa?" tanya Bima setelah Dinda masuk ke dalam rumahnya. Sosok Mahesa yang tiba-tiba saja muncul di tengah-tengah ketenangan antara Dinda dan Bima selama ini membuatnya akhir-akhir ini menjadi gelisah. Bayangan Safira terus saja menghantuinya, membuat rasa bersalah di dadanya seketika melebar. "Iya," jawab Dinda sangat lelah. Bima menoleh lagi ke arah putrinya itu dan baru menyadari bahwa Dinda pulang bukan mengenakan seragam sekolah tapi daster. "Baju seragam kamu ke mana?" tanya Bima yang membuat Dinda menoleh. "Ini, basah," kata Dinda seraya menunjukkan kantong kresek berisi baju basahnya kepada ayahnya. Ayahnya hanya menatapnya dengan dahi berkerut, Dinda tak mau ambil pusing, ia berlalu dari ayahnya dan masuk ke kamar mandi seraya mengucek baju seragamnya dan