Ke 108 istrinya tidak bisa memberikan Bandawa keturunan. Seorang anak ? Seorang penerus ? Waktu itu di pondok. Momen ketika Dalilah hampir mati di serap jiwanya oleh Gupi Bandawa sempat memikirkan kemungkinan memiliki keluarag kecil yang bahagia. Tapi anak ? Sekitar Tahun 1300 Masehi Rumah mereka sederhana. Mungkin tidak pantas disebut rumah, itu sebenarnya gubuk berada di sudut desa. Rumah itu tidak pernah. Biasanya ibundanya menerima tamu-tamu yang ingin didoakan. Dari pedagang sampai kesatria. Yang kerapkali mendapingi ibunya dengan ritual-ritualnya bukanlah Bandawa tapi adiknya Widuri. Karena Bandawa lebih suka berburu kehutan dan menjual hasil buruannya ke tukang jagal di pasar. Suatu hari ibunya pulang dari hutan untuk mengumpulkan kayu bakar. Dengan wajah pucat, matanya mena