Ailane mengambil seragam nya dari Sean dan membanting pintu ruangan secara kencang membuat orang-orang yang berada disana hendak mengambil seragam juga bergidik ngeri melihat tingkah Ailane.
Keberanian Ailane membanting pintu patut diacungi jempol oleh teman-temannya lantaran terkesan begitu berani. Mereka saja saat interview kerja berusaha secara mati-matian untuk menatap mata Sean dan menjawab semua pertanyaan yang Sean lontarkan. Bagi mereka, menatap mata Sean adalah salah satu hal yang harus mereka hindari. Tatapan mata Sean setajam silet yang seperti bisa membela setiap pandangan orang yang memiliki kontak mata secara langsung dengan Sean.
Ternyata sekitar sembilan atau sepuluh orang kemarin yang melamar kerja untuk menjadi cleaning servis di kantor ini semua Sean terima untuk bekerja tanpa terkecuali. Alasan mereka semua adalah Sean tak tega karena alasan mereka yang beragam saat Sean tanyai kenapa ingin menjadi cleaning servis padahal mereka masih muda dan bisa mendapatkan peluang kerja yang jauh lebih baik ketimbang ini. Kebanyakan dari mereka menjawab jika banyak perusahaan yang menolak lamaran kerja mereka, saat mereka melihat ada lowongan kerja sebagai cleaning servis akhirnya mereka mencoba nya karena gaji nya juga lebih banyak ketimbang cleaning servis di perusahaan lain.
Ailane melangkah kan kakinya sebal, padahal baru saja beberapa saat yang lalu ia bersemangat karena ia berangkat bersama dengan Rayhan, tapi tidak setelah ia keluar dari ruangan Sean. Mood nya menjadi sangat hancur dan berantakan.
Ia mencari kamar mandi terdekat untuk mengganti baju dan memulai pekerjaan nya.
Setelah menemukan kamar mandi itu dengan hasil bertanya ia mulai mengganti pakaian nya. Seragam nya seperti cleaning servis pada umum nya hanya sepasang celana dan kemeja berwarna biru. Tapi aneh nya kenapa bisa pas sekali di tubuh nya?
Saat ia keluar dari kamar mandi ada seseorang yang terlihat beberapa tahun lebih tua dari nya menghampiri Ailane.
"Nita, saya kepala bagian kamu. Ikut saya." Ajak Nita.
Ailane yang memang belum mengerti ia harus apa selanjutnya hanya mengikuti langkah Nita yang membawa nya entah kemana.
Ternyata Nita membawa nya ke sebuah ruangan yang memang khusus untuk para cleaning servis. Disana ada para laki-laki yang berjumlah sepuluh dan perempuan berjumlah sepuluh beserta dirinya.
Akhirnya pertanyaan nya yang belum terjawab kemarin kini telah terjawab kan. Ia sempat bertanya-tanya kenapa hanya wanita yang saja yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini. Ternyata laki-laki nya sudah ada dan hanya tinggal mencari perempuan nya saja.
Nita menunjukkan sebuah loker yang diperuntukan khusus untuk menyimpan barang-barang mereka. Ailne memilih loker yang berada di pojok untuk menaruh tas nya.
Nita menyuruh mereka semua berdiri di depan nya.
"Sebelum nya saya Nita. Kepala bagian pada bagian ini, saya mengucap kan selamat datang bagi kalian yang telah berhasil untuk masuk ke dalam pekerjaan ini." Basa-basi Nita.
Ailane melihat Nita kagum karena menurut nya Nita begitu tegas dan cekatan.
Nita menyebutkan bagian-bagian pekerjaan yang akan mereka kerjakan. Ailane hari ini bertempatan untuk membersihkan lorong yang berada di lantai tiga.
Kata para pegawai laki-laki setiap harinya mereka akan mendapatkan tugas yang berbeda-beda dengan hari sebelumnya. Tapi yang jelas tak jauh-jauh dari kata bersih-bersih.
Nita juga bilang jika saat Sean memerintahkan salah satu dari mereka untuk pergi mencari makan siang untuk Sean sebisa mungkin mereka tidak boleh menolaknya karena Sean yang memiliki perusahaan ini. Semua apa yang diperintahkan Sean harus mereka kerjakan.
"Bapak Sean Diwangka tidak suka orang pemalas. Kalian harus selalu cekatan dalam melaksanakan pekerjaan kalian, dan saat melihat pak Sean sedang berjalan ke arah kalian usahakan melakukan pekerjaan kalian dengan baik." Lanjut Nita.
Ailane mendengar kan semua apa yang dikatakan Nita dan terekam jelas di pemikiran nya. Hanya saja hatinya mengejek Sean yang terlihat sangat perfeksionis dalam hal ini.
"Kerjakan pekerjaan kalian sekarang." Nita mengucapkan hal itu. Semua langsung menunduk patuh dan mengambil alat kebersihan mereka juga.
Ia mengira jika Nita hanya memerintahkan mereka saja, ternyata Nita pun ikut bekerja membersihkan ruangan.
Ailane mengambil pel dan ember air.
Ia langsung menaiki tangga darurat untuk menuju lantai tiga lantai yang Nita perintahkan.
Kata Nita para cleaning servis harus menaiki tangga darurat untuk menuju lantai yang akan mereka bersihkan. Sebenarnya tidak apa-apa jika mereka menggunakan lift tapi sepertinya tidak sopan saja jika mereka membaik lift dan bebarengan dengan orang-orang penting yang berada di lift itu juga.
Banyak jejak kaki yang berasal dari sepatu seseorang. Tanpa banyak bicara Ailane mengepel setiap sudut ruangan hingga bersih dan tidak ada jejak kaki itu lagi.
Toh ia sudah terbiasa melakukan hal ini di rumah jadi ia tak sebegitu keberatan untuk melakukan pekerjaan nya disini.
Kadang membersihkan sesuatu membuat hati nya bahagia. Aroma wangi yang berasal dari cairan pel membuat hati nya senang. Ia sengaja mengambil aroma mawar pada cairan pel itu karena aroma nya wangi dan bisa dinikmati oleh orang yang melintasi ruangan yang ia pel tadi.
Sudah selesai dengan mengepel, ia beralih pada kamar mandi yang tak jauh dari tempat nya sekarang.
Memang Nita tak memesankan untuk membersihkan kamar mandi. Tapi kita mengucap kan jika ada sudut ruangan yang kotor mereka harus langsung membersihkan nya karena itu sudah menjadi tugas mereka.
Ailane maysk mereka dan beralih untuk membersihkan kamar mandi. Suatu hal yang baru baginya. Tapi tak apa kamar mandi tidak terlalu terlihat menjijikkan.
Kotor atau tidak nya kamar mandi pada suatu tempat terkadang tergantung oleh orang yang memakai kamar mandi itu bukan kepada orang yang membersihkan kamar mandi itu.
Jika orang yang membersihkan nya sudah membersihkan dengan bersih namun mereka saat selesai keluar dari kamar mandi tidak menyiramnya mau dibersihkan puluhan kali pun kamar mandi akan terasa kotor sekali.
Membersihkan kamar mandi ternyata membutuhkan tenaga yang ekstra karena ia harus menyikat lantai kamar mandi hingga bersih dan juga menyikat toilet nya.
Mengisi sabun pada kamar mandi dan juga tisu yang berada disana.
Ia kini menutup salah satu pintu kamar mandi karena ia harus menyikat nya agar seseorang tidak masuk ke dalam salah satu bilik kamar mandi yang sedang ia bersihkan.
Ia sudah selesai hendak membuka pintu tapi ia mendengar seperti ada sebuah langkah kaki yang ternyata baru saja keluar dari kamar mandi.
Seperti ada dua orang, karena mereka saling mengobrol satu sama lain.
"Heran banget gue, makin hari pak Sean makin cakep aja gak si?" Ucap seorang wanita yang Ailane tidak tahu siapa.
"Bener, rela banget deh gue serius jadi simpanan nya pun gue jabanin!" Timbal seseorang teman nya.
Ailane berdecih, dimana letak akal sehat nya yang rela menjadi simpanan seorang Sean Diwangka?
"Gue juga mau kali buat dipake temen tidur juga gak masalah kalo sama pak Sean, emang ada ya orang yang bisa nolak dia?" Tanya seseorang itu lagi kepada temannya.
Aku! Aku udah berulang kali nolak om Sean tapi dia yang kembali terus sama aku. Batin Ailane menimpali ucapan mereka.
"Gatau sih. Cuma gila aja, bego banget yang nolak dia."
Lebih baik Ailane keluar telinga nya terasa panas karena banyak yang memuja-muja Sean.
Mereka berdua langsung terdiam saat melihat Ailane keluar dari salah satu bilik kemar mandi.
Kemudia mereka seperti menatap Ailane dengan pandangan merendah kan.
Ailane menunduk saat berjalan melewati mereka. Mereka semuanya cantik. Tapi terkesan murahan karena ucapan mereka sendiri, apalagi baju mereka yang sangat ketat membentuk dengan jelas lekuk tubuh mereka yang seakan-akan memang sengaja untuk mereka pamerkan.
Kedua kancing mereka sengaja mereka buka mungkin untuk menarik perhatian Sean.
Ia menjinjing alat kebersihan nya.
"Tolong anterin kopi ke ruangan pak Sean ya?" Nita menghampiri nya.
"Ruangannya yang kemarin buat interview?" Tanya Ailane. Bisa saja itu ruangan yang memang diperuntukkan khusus interview saja.
"Bukan. Ruangannya di lantai lima terus di pintu ruangan nya ada nama pak Sean." Jelas Nita.
Untung Ailane bertanya terlebih dahulu tidak langsung mengantarkan nya nanti di ruangan kemarin.
"Aku tinggal dulu ya, orang HRD lagi nyuruh aku buat beli makan siang nih."
Ailane mengangguk kini Nita seperti sedang terburu-buru dan meninggalkan nya.
Ternyata Nita cukup friendly saat mengobrol dengan nya tidak terlalu tegas seperti tadi saat membagikan bagian pekerjaan.
Ailane membuat kan kopi untuk Sean. Seingatnya saat dulu Ailane membuat kan kopi untuk Sean, Sean tak terlalu suka manis. Ia hanya mencampur kan satu sendok setengah gula pada cangkir kopi Sean.
Sudah selesai membuat kan kopi ia kini harus menuju ruangan Sean.
Sudah berada di lantai lima ia kini harus mencari dimana ruangan Sean berada.
Akhirnya ia menemukan ruangan Sean.
Ia masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu ruangan itu.
Betapa terkejutnya ia saat ada seorang wanita yang duduk diatas meja Sean dengan beberapa kancing atas nya yang sudah terbuka. Namun wanita itu seperti sedang menjelaskan sesuatu namun dengan posisi yang sengaja untuk menggoda Sean.
Mereka berdua menyadari kedatangan Ailane. Wanita itu langsung membenarkan kancing baju nya dan turun dari meja.
"M-maaf saya tadi lupa ngetuk pintu terlebih dahulu." Ailane hendak berbalik keluar dari ruangan ini namun Sean mencegahnya.
"Ailane berikan kopi saya. Kamu keluar," Sean mengusir wanita itu.
Saat wanita itu berjalan melintasi aialme ternyata itu wanita yang ia temui tadi saat berada di kamar mandi. Ia kira ucapan wanita itu hanya main-main ternyata memang ia secara terang-terangan menggoda Sean.
"Awas ya Lo!" Bisik wanita itu saat melintasinya.
"Ailane tutup pintunya," Ailane menurut dan menutup pintu ruangan ini.
Ia berjalan dan menyerah kan kopi itu kepada Sean.
Sean mulai meminum kopi itu dan terlihat seperti sangat menikmati nya.
"Pas sekali. Mulai sekarang setiap siang kamu harus mengantarkan secangkir kopi dengan takaran yang sama seperti ini setiap hari," ucap Sean yang kemudian melanjutkan meminum kopi nya.
"Iya," Ailane berbalik hendak keluar dari ruangan ini.
"Kamu terlihat sangat cantik sekali Ailane. Andai saja kamu mau menjadi asisten pribadi saya,"
"Gamau. Ailane masih harus ngebersihin kamar mandi lagi, permisi."
Ailane keluar dari sini dan menutup pintu ruangan Sean kembali. Ia tak maksud dari ucapan Sean itu. Bukan menjadi asisten pribadi secara formal, melainkan menjadi teman kerja yang selalu menemani Sean sekaligus alibi agar Sean bisa dekat-dekat dengan nya.
Ia berpapasan dengan Rayhan saat ingin kembali ke pekerjaan nya.
"Ay, nanti jam makan siang temenin aku makan ya?"
Astaga! Ailane lupa untuk membawa bekalnya yang sudah ia siapkan di meja tadi. Ia terlalu tergesa-gesa karena tadi Rayhan tiba-tiba saja sudah berada di depan rumahnya.
"Boleh Rey, nanti kamu tunggu di depan aja ya? Kalau engga di perkiran?"
"Iya ay, aku mau lanjut kerja dulu soalnya ada pekerjaan yang harus aku selesaikan." Ailane berbalik dan membungkam mulutnya sendiri.
Ingin rasanya ia berteriak sekencang mungkin ingin menunjukkan kepada dunia jika ia sedang bahagia sekali sekarang.
Ia tak sabar menunggu jam makan siang dan bertemu lagi dengan Rayhan untuk makan bersama dengan pujaan hati nya itu.