"Udah baikan, Al?" tanya Dian sembari membantuku bangun dan duduk. Seluruh Lamunanku buyar seketika. "Gue kenapa?" tanyaku bingung. Dian dan Pak Mukhlis-guru Agamaku-menatapku dengan kelegaan yang tercetak jelas di wajahnya. "Kamu pulang saja, Al, istirahat dan jangan ke sekolah jika kamu tidak kuT menguasai diri sendiri." kata Pak Mukhlis. Kata-kata yang sama seperti yang dikatakan oleh tante Sinta tempo hari kepadaku. Aku mengangguk saja ke arahnya lalu berusaha berdiri dari posisiku dibantu oleh Dian. Ketika aku keluar dari musholla, matahari telah hampir redup. Kulirik jam di pergelangan tangan Dian. Hari sudah sore pantas saja sekolahan sepi siswa. Aku menghela napas berat seberat hari-hariku akhir-akhir ini. Dian memintaku untuk menunggu di pos satpam, sementara ia berlari mas