Penampilan Papa yang berantakan itu seketika membuat aku, tante Sinta dan Mama tercengang kaget. Kami berdiri demi melihat Papa yang berjalan sempoyongan ke arah kami sembari sesekali meneguk botol alkohol yang ada di tangannya. Papa menabrak dinding saat berjalan sempoyongan dan Mama gegas membantu Papa berdiri. "Ah! Lepaskan!" kata Papa kasar seraya menepis tangan Mama. Aku dan tante Sinta saling pandang kaget. Papa berdiri sendiri dengan badannya yang gontai itu lalu menatap Mama baik-baik. "Lo! Kurang ajar! Kenapa lo mesti gue nikahin? Ha? Lo rebut kebahagiaan gue!" seru Papa kepada Mama. Mama terlihat kaget dan tercekat mendengarnya, begitupun denganku dan tante Sinta. "Bagas... " "Jangan panggil-panggil gue! Najis lo! Minggir!" kata Papa kesal seraya mendorong tubuh Mama dari ha