Napas Alya memburu. Kiran menatap Alya getir dan dadanya juga memburu. Dia dan Dian saling pandang dengan wajah yang sama pucatnya sebelum kembali menatap Alya yang di sebelahnya ada hantu perempuan yang tak hanya cantik tapi juga mengerikan. Bagaimana tidak mengerikan? Mata hantu itu keluar darah terus menerus, kepalanya pun begitu. Wajah hantu yang putih pucat itu bermandikan darah. Alya tak tahan dengan bau amis darah di sebelahnya, meski ia berusaha keras untuk mengabaikan bagaimana hantu itu terus menggodanya dengan cara, tertawa sumbang dan mengerikan di telinga Alya, Dian dan Karin.
Dengan sedikit hentakan yang cukup cepat tanpa prediksi sama sekali, hantu itu menoleh seram ke arah Dian yang juga kaget dan refleks menatapnya. Usaha Dian untuk berpura-pura tak peduli telah gagal. Ia selalu tak bisa bersembunyi dengan maksimal tak seperti Kiran dan Alya.
Nancy, Soraya, dan Ardi berulang-ulang kali menepuk tengkuknya. Perasaannya risau, atsmosfer sekitar mereka membuatnya sedikit menggigil padahal hujan telah berhenti dan suhu udara di ruangan cukup panas karena AC mati. Tapi mengapa mereka kedinginan?
Dian kaget ketika tiba-tiba saja hantu itu berteriak sekencang-kencangnya lalu tertawa keras dan mengerikan. Di saat yang sama meski Soraya, Ardi dan Nancy tak bisa melihat setan yang sekarang bergabung dengan mereka, mereka bisa merasakan perasaan aneh di sekitarnya.
"Kok gue merinding, ya?" celetuk Ardi tiba-tiba. Mendengar itu Alya sudah tak tahan lagi, kupingnya sangat panas dan refleks ia menggebrak meja karena marah. Semua mata tertuju kepadanya. Termasuk hantu noni belanda itu yang menyeringai seram ke arahnya.
Detik berikutnya, dengan keberanian yang telah ia siapkan, Alya menoleh tepat ke arah mana hantu itu berada. Dengan tatapan berani dan tak kenal takut sama sekali, ia memandang hantu itu kuat-kuat. Hantu itu tertawa sekencang-kencangnya, membuat Kiran dan Dian seketika merinding ngeri.
Aura hantu itu ketara sekali di mata Alya, aura kesedihan dan dendam yang selama ini menemaninya.
"Yang kau lihat di sekolahmu, nyata!" serunya lagi seraya tersenyum puas penuh kemenangan, seolah-olah dia sudah yakin bahwa Alya akan membantunya menuntaskan dendam lima dekade yang lalu.
Hantu itu tak berhenti tertawa mengerikan. Yang diucapkannya barusan juga sama mengerikannya hingga Karin dan Dian menoleh dan saling pandang heran.
Alya merasakan sesuatu yang lain, sesuatu yang benar-benar membuatnya yakin bahwa hantu noni belanda cantik yang tengah bergelayutan seram di lampu hias rumah Nancy itu akan segera merasuki salah satu temannya.
Belum sempat juga Alya menduga siapa yang akan hantu itu rasuki, hantu itu telah berhasil masuk ke dalam tubuh Nancy.
Nancy yang duduk di sebelah Ardi mendadak berdiri dan berteriak sekencang-kencangnya, membuat Ardi, Soraya, Kiran, Dian berdiri menjauh karena kaget dan ngeri. Ini kali pertama bagi Soraya dan Ardi menyaksikan hal seperti ini. Jadi jika tiba-tiba lantai rumah Nancy basah setelah ini maka Alya, Kiran dan Dian memakluminya.
Nancy berdiri dengan wajah tertunduk dan rambut panjang yang terjuntai ke depan. Sangat mengerikan. Wajah Ardi dan Soraya sangat tegang syarat ketakutan. Dian dan Kiran pun juga sama.
Detik berikutnya, Nancy tiba-tiba saja mendongakkan wajahnya dan tertawa sekencang-kencangnya ke arah teman-teman yang ada di hadapannya. Suara tawanya yang kencang itu sampai membuat benda-benda di sekitar mereka bergetar, lampu hias seolah bersiap akan jatuh dan angin besar masuk ke dalam rumah, hal yang benar-benar tak masuk akal.
Bagaimana bisa ada angin besar di dalam rumah dan menerbangkang barang-barang di dalam rumah?
Selanjutanya, dalam tempo yang sangat cepat Nancy mengucapkan kalimat-kalimat dalam bahasa Belanda dengan mata merah yang melotot. Ardi, Soraya, Kiran, Dian dan Alya saling pandang tak mengerti sama sekali ucapan Nancy.
Mereka semua tahu kalau Nancy adalah anak blasteran tapi Nancy bukan anak campuran antara Indonesia dan Belanda, melainkan Inggris dan Indonesia.
Alya tak tahan tinggal diam. Ia merasa kasihan kepada tubuh yang tak berdosa itu, Nancy. Akhirnya Alya maju ke depan beberapa langkah. Suara Kiran yang memanggil nama Alya bahkan hanya terdengar samar di telinga Alya. Alya tak berniat sama sekali untuk mundur, ia menatap kawan-kawannya dengan sekali anggukan yang sangat pasti.
"Pergi dari tubuh Nancy! Apa yang kamu mau?" tanya Alya berani. Semua rasa takut telah ia enyahkan. Jika hanya menikmati pemandangan seperti ini, ia juga bisa berbicara pada jin dan memintanya untuk pergi dari tubuh yang ia tindih saat ini.
Nancy tertawa lagi sekencang-kencangnya, seolah usahanya untuk membalaskan dendam akan segera terbayarkan.
"Balaskan dendamku!" seru Nancy kepada Alya dengan mata yang mendelik dan melebar dengan sempurna. Ia bahkan terbang mendekat ke arah Alya dengan sangat cepat lalu setelahnya ia kembali tertawa kencang di hadapan Alya. Sangat kencang hingga mata Alya mendelik lebar.
Meski d**a Alya sedikit berdebar karena rasa takut, ia dengan berani menatap Nancy yang tengah kesurupan.
"Balaskan dendamku! Balaskan!" teriak Nancy sekali lagi.
"Dasar setan! Enak aja lo nyuruh-nyuruh gue!" teriak Alya kepada Nancy. Nancy mendelik lebar ke Alya lalu tertawa kencang sekali, sangat-sangat kencang. "Keluar dari tubuh temen gue sekarang!" seru Alya marah. "Atau gue bakalan lenyapin lo!" ancam Alya lagi.
Karin dan Dian hanya diam. Mereka tahu sejak Alya memiliki kekuatan yang tak hanya bisa melihat hantu saja tapi juga merasakan aura dari hantu itu, Alya bergeges menemui imam masjid dan ia belajar cara mengusir setan dari imam tersebut.
Dari situ ketika ada setan-setan jahil dan menggodanya, ia akan melakukan pengusiran seorang diri. Ia juga akan melakukan pengusiran setan yang merasuki orang-orang di sekitarnya.
"Balasin dendam gue, baru gue mau pergi! Ha ha ha. " kata Nancy sembari masih tertawa kencang dan mengerikan.
"Gue gak butuh kerjasama sama lo!" kata Alya, ia kemudian dengan sangat cepat mengunci gerakan Nancy. "Dian, Kiran! Bantu gue!" kata Alya.
Kiran merasa pegal sekali karena kekuatan Nancy sangat besar. Alya benar-benar tak peduli dengan teriakan Nancy yang sangat kencang saat Alya mulai melakukan pengusiran roh jahat di diri Nancy.
"Bantuin gue bales dendam! Bantuin! Tolong! Gue gak akan bisa tenang! Gue akan bantuin lo!"
"Gue gak butuh bantuan dan negosiasi sama lo!"
"Bantuin gue!"
"Gue cuma akan bantuin lo kubur jasad lo dengan layak! Selebihnya nggak! Kalo lo gak mau ya sudah!"
"Oke gue mau!" kata Nancy dengan suara parau dan memohon. "Jasad gue ada di dinding kamar mandi di kamar utama rumah ini..." kata Nancy yang membuat semua orang di sekitar mereka terhenyak kaget.
"Sekarang lo harus keluar dari tubuh temen gue!" seru Alya. Ia kemudian kembali merapalkan doa-doa. Nancy berteriak kesakitan dan meraung-raung tak jelas tapi itu tak berlangsung lama karena setelah hantu noni belanda itu keluar, Nancy seketika pingsan...