"Aku harus minta maaf untuk mengatakan ini. Ini sudah keputusan bersama," ujar seorang laki-laki tengah baya, berjas formal dan rapi, yang ada di depan Nabila. Nabila duduk di hadapannya dengan keringat dingin. Dadi tadi, ia terus meremas-remas tangannya. Nafasnya tidak beraturan. Lagipula, yang dihadapinya saat ini adalah atasannya. "Kami semua, sudah sepakat, kalau aku memutuskan hubungan kerja denganmu," lanjut laki-laki tengah baya itu tadi. Nabila yang dari tadi menundukkan pandangan dan kepalanya, tentu tidak berani mengangkatnya. Ia justru semakin memejamkan kedua matanya rapat-rapat. Bibirnya gemetar, mendengar keputusan ini. "Maaf, Nabila. Meski itu semua adalah kesalahan suamimu, tapi sebagai profesional dalam perusahaan, kami tetap tidak bisa menerimanya," kata laki-laki