Di lorong koridor kantor itu, Rangga dan Nabila masih saling menautkan bibir. Kesekian detik, keduanya serasa melayang di awan. Saat perasaan mereka sudah merasa sama-sama saling tenang, Rangga melepaskan sentuhan bibirnya dari bibir Nabila.
Rangga juga melepaskan kedua tangannya dari kepala Nabila dan berpindah ke pundak Nabila. Nabila menundukkan kepalanya. Rangga melihat Nabila yang tertunduk. Mereka masih terdiam beberapa saat.
Nabila sungguh tidak menyangka dengan dirinya sendiri. Ia ingin bertanya pada Rangga kenapa Rangga menciumnya? Tapi, tidak berani karena kenyataannya dia juga membalas ciuman Rangga. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya. Saat Rangga merasa Nabila sudah tenang, barulah ia mulai berbicara.
"Aku menyukaimu, Nabila," ujar Rangga dengan sangat jelas.
Nabila m
